BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini fenomena produksi gula pasir dalam negeri semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi, sehingga kekurangan yang ada harus ditutupi oleh gula impor. Kehadiran gula impor di tengah pangsa pasar domestik mengakibatkan harga gula berfluktuasi tidak stabil, dimana selama beberapa waktu harga gula dalam negeri sempat mahal daripada gula impor. Kecenderungan konsumen untuk membeli produk impor yang lebih murah tentu akan berpengaruh terhadap kelangsungan industri gula dalam negeri dimasa mendatang (Sawit, 2001). Untuk itulah pabrik gula semakin ditantang untuk dapat terus bertahan bahkan bersaing dengan melakukan peningkatan produksinya baik segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan produksi tersebut tidak lepas dari efisiensi dan efektifitas atas kapasitas giling yang dimiliki.
Pabrik gula harus dapat mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya ekonomi yang ada, misalnya sumber daya manusia, bahan baku, modal, fasilitas dan waktu secara optimal. Kenyataan akan sumber daya terbatas pada setiap produk yang dihadapi perusahaan merupakan keterbatasan yang disebut kendala atau constraint (Hansen dan Mowen, 2000:601). Dengan adanya keterbatasan tersebut, manajemen harus mengambil suatu keputusan yang tepat untuk dapat mengendalikan operasinya secara efisien dan optimal.
Salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi gula pasir di Jawa Timur adalah pabrik gula Kebon Agung. Meskipun tergolong pabrik gula yang berskala kecil, keberadaan gula impor yang ada, secara langsung juga berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Fenomena akan gula impor di pasar domestik, mengharuskan manajemen untuk segera tanggap akan hal tersebut. Tidak lepas dari aktivitas produksi, pabrik pasti sedikit banyak akan menemui kendala, seperti pada saat mendapatkan bahan baku tebu yang sesuai dengan kapasitas giling yang dimiliki dan efisiensi mesin yang digunakan yang umumnya rendah (Sawit, 2001). Dengan identifikasi kendala-kendala tersebut dalam suatu aktivitas produksi, maka perusahaan telah melakukan salah satu langkah stratejik manajemen biaya kontemporer melalui suatu pendekatan teori kendala (The Theory of Constraint) atau TOC.
TOC atau teori kendala adalah suatu pendekatan sistem berdasar pada asumsi bahwa setiap organisasi mempunyai sedikitnya satu faktor yang dapat menghalangi kemampuan organisasi untuk mencapai sasarannya dalam memaksimalkan laba. TOC menekankan maksimasi laba dengan meyakinkan bahwa faktor yang membatasi produksi dapat digunakan secara efisien. Penggunaan TOC sebagai filsafat manajemen merupakan suatu proses yang dinamis. Jadi ketika faktor menghambat telah diidentifikasi, maka manajemen perlu untuk menguji apakah faktor yang menghambat atau kendala dapat ditingkatkan. Jika mungkin, maka beberapa faktor lain juga dapat menjadi kendala, sehingga diperlukan analisa untuk meninjau kembali berdasarkan kondisi yang baru.
Dengan TOC, akan dapat memaksimalkan throughput, sementara pengurangan biaya operasi yang juga terjadi secara bersamaan dapat memperkecil pengeluaran investasi untuk persediaan, pabrik, dan peralatan. Throughput merupakan selisih antara penjualan dengan biaya produksi. Untuk memaksimasi throughput pada kendala, terlebih dahulu perlu diketahui faktor apa saja yang menjadi kendala (Bolander dan Taylor, 2000). Intinya maksimasi terhadap throughput dengan mengurangi kendala-kendala produksi yang ada, mengakibatkan biaya operasi, yang dalam hal ini biaya produksi, dapat diminimalisasi, demikian juga pada peningkatan profitabilitas perusahaan.
Melihat pentingnya memperhatikan dan mengidentifikasikan kendala yang ada dalam suatu aktivitas produksi sehubungan dengan peningkatan profitabilitas perusahaan, maka penulis menetapkan judul penelitian : "Analisis Biaya Produksi dengan Pendekatan Theory of Constraints Untuk Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan (studi pada Pabrik Gula Kebon Agung Malang)".
1.2 Motivasi Penelitian
Pendekatan Theory of Constraint (TOC) dalam usahanya meningkatkan profitabilitas perusahaan telah memberikan implementasi suatu sistem yang dapat meminimalisasi biaya produksi berdasarkan aktivitasnya dalam sebuah proses produksi. Tentu saja sehubungan dengan hal tersebut, manajemen harus dapat memfokuskan usaha untuk meningkatkan efisiensi operasi yang menjadi kendala dan meningkatkan kapasitas (Garrison dan Noreen, 2000:587). Usaha untuk meningkatkan throughput sehubungan dengan waktu proses dalam aktivitas produksi akan membuat perusahaan lebih cepat dan lebih baik dalam mengembangkan pendekatan ini, dengan mengelola kendala guna mendukung perbaikan kinerja perusahaan yang berkelanjutan, hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Widjaya (2004). Dalam penelitian tersebut objek yang digunakan adalah perusahaan yang memproduksi kaca, dimana dengan penerapan TOC dapat diketahui bahwa atas kendala produksi yang diidentifikasi untuk segera dapat dikelola mengakibatkan laba perusahaan dapat mengalami peningkatan, sehingga secara tidak langsung dapat menciptakan kinerja perusahaan yang dinamis. Menurut Umble dan Elisabeth (2000) teori ini merupakan suatu pendekatan critical chain yang memberikan keefektifan waktu tanpa harus meningkatkan biaya atau memperlambat suatu proses produksi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Bushong dan Talbott (2001) melalui penerapan TOC pada perusahaan manufaktur "Binders Я Us" menunjukkan bahwa dengan adanya teori ini, identifikasi faktor yang membatasi produksi melalui TOC adalah hal yang efisien dalam memaksimasi laba perusahaan. Demikian juga halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunadi (2004) pada perusahaan pengiriman PT Nusa Cargo menunjukkan bahwa penerapan TOC dapat mengidentifikasi dan mengatasi kendala yang terjadi berupa fluktuasi volume penjualan tanpa harus mengurangi kualitas jasa yang diberikan. Dari beberapa penelitian terdahulu, TOC telah banyak diaplikasikan pada perusahaan jasa pengiriman dan manufaktur yang menghasilkan multiproduk, maka kali ini peneliti melakukan penelitian studi kasus pada perusahaan manufaktur yang memproduksi satu jenis produk, yaitu perusahaan pabrik gula. Peneliti termotivasi melakukan penelitian serupa pada pabrik gula, karena mengingat setiap pabrik pasti mempunyai proses produksi yang berbeda-beda, demikian juga pada kendala yang dialami, sehingga pengimplementasian TOC sebagai salah satu bentuk startejik manajemen biaya diperlukan untuk dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan agar dapat terus bertahan dalam persaingan global yang ada saat ini.
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang ada dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
- Bagaimanakah penerapan Theory of Constraint (TOC) untuk mengidentifikasikan dan mengatasi kendala-kendala produksi pada Pabrik Gula Kebon Agung Malang?
- Apakah dengan penerapan Theory of Constraint (TOC) dapat meningkatkan profitabilitas pada Pabrik Gula Kebon Agung Malang?
1.2.2 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pencapaian tujuan ini, maka dalam penelitian ini terbatas pada tahun penelitian 2005. Dan peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini hanya untuk meningkatkan throughput perusahaan sampai pada batas maksimal yang dapat dicapai, tanpa disertai adanya peningkatan pada persediaan dan beban operasi yang tidak diperlukan. Semakin besar throughput yang dihasilkan maka semakin besar peluang perusahaan untuk dapat meningkatkan labanya. Penelitian ini terfokus pada kendala yang terjadi selama proses produksi, sehingga tidak dilakukan pada tahap awal yaitu penentuan bahan baku dan bagaimana pemasaran produk tersebut. Pabrik Gula Kebon Agung menggunakan tenaga manusia dan mesin, sehingga pendekatan untuk penentuan kendala didasarkan pada jam tenaga kerja langsung dan jam mesin.
No comments:
Post a Comment