BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesenian Jathilan merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesenian Jathilan merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya masyarakat di Kabupaten Sleman. Ditinjau dari fungsinya, kesenian Jathilan pada saat ini telah berubah dari konteks yang semula ritual religius, bersifat sakral, dan magis, menjadi non ritual dan non religius, yakni kesenian Jathilan berfungsi sebagai seni pertunjukan.Perubahan yang terjadi pada fungsi kesenian Jathilan tidak terlepas dari peran seniman kesenian Jathilan itu sendiri. Meskipun kesenian Jathilan telah mengalami pelebaran fungsi, namun tidak menghilangkan unsur-unsur dari kesenian Jathilan yang terdahulu.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, masyarakatpun mengalami perkembangan yang mengarah keperubahan. Perubahan tersebut telah memberikan pengaruh yang hampir menyeluruh terhadap berbagai macam sendi kehidupan, baik cara berpikir, cara mengekspresikan sesuatu, cara bertindak, pandangan hidup, dan tentunya adalah selera, baik selera berpakaian, berpenampilan ataupun selera berkesenian.
Perubahan selera berkesenian yang dialami oleh masyarakat dewasa ini baik seni tari, seni rupa, dan seni musik, tentunya harus diantisipasi oleh para seniman. Antisipasi yang dilakukan oleh para seniman adalah mengimbangi perubahan yang terjadi di masyarakat dengan perubahan pada komposisi dan penciptaan karya seni baru yang disesuaikan dengan selera masyarakat modern agar seni dapat terus diminati oleh masyarakat. Hal tersebut tidak terkecuali bagi kesenian Jathilan. Dibutuhkan kreativitas untuk melakukan permak pada kesenian Jathilan agar komposisi kesenian Jathilan yang telah diberi sentuhan kreativitas dapat memenuhi selera masyarakat, sehingga kesenian Jathilan tetap diminati oleh masyarakat yang pada akhirnya kesenian Jathilan tetap bertahan dalam kondisi jaman yang serba modern.
Yogyakarta merupakan pintu gerbang kedua pariwisata Indonesia setelah Bali. Yogyakarta banyak menawarkan objek wisata bagi wisatawan baik wisata budaya, wisata buatan manusia maupun wisata alam (Soedarsono, 1999: 45). Wisata budaya yang ditawarkan Yogyakarta adalah kesenian tradisional baik berupa tari, musik, batik kerajinan tangan dan peninggalan sejarah.
Wisata alam yang ditawarkan Yogyakarta salah satunya adalah objek wisata Kaliurang. Objek wisata Kaliurang terletak di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek wisata Kaliurang memiliki pemandangan alam yang indah dan berhawa sejuk. Pemandangan alam yang indah dan hawa sejuk yang dimiliki objek wisata Kaliurang menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk memilih objek wisata Kaliurang sebagai objek wisata alternatif untuk liburan keluarga. Selain pemandangan indah, hawa sejuk, dan biaya murah yang menjadikan daya tarik objek wisata Kaliurang bagi para wisatawan, objek wisata Kaliurang juga memiliki Kesenian Jathilan yang ditampilkan sebagai hiburan untuk para wisatawan.
Kesenian Jathilan sebagai bagian dari aspek kebudayaan dapat dijadikan sebagai salah satu aset dalam pariwisata, dengan adanya kesenian Jathilan sebagai alternatif dalam pariwisata, maka akan menumbuh kembangkan kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya kesenian Jathilan. Kesenian Jathilan dipertunjukkan pada acara hiburan setiap akhir pekan di objek wisata Kaliurang. Kesenian Jathilan dipilih sebagai hiburan di objek wisata Kaliurang karena Kesenian Jathilan sangat berkembang di Kabupaten Sleman, hal ini terbukti ada kurang lebih 200 grup Kesenian Jathilan yang masih tetap eksis sampai saat ini. Oleh karena itu Kesenian Jathilan dipilih sebagai hiburan di objek wisata Kaliurang dengan tujuan untuk mengangkat kekhasan kesenian daerah Sleman Yogyakarta (Wawancara, Haryadi 8 Mei 2005).
Kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang dipertunjukkan semata-mata untuk hiburan dan keperluan wisata, dengan demikian kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang dikemas sedemikian rupa sesuai dengan ciri dari seni wisata yaitu penuh variasi, singkat, padat, memiliki daya tarik tinggi dan murah serta bertujuan untuk memenuhi kepuasan lahir dan batin penontonnya atau lebih tepatnya para wisatawan (Soedarsono, 1992: 125).
Kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang sangat digemari oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini terbukti pada setiap pertunjukan Kesenian Jathilan selalu dipenuhi oleh para penonton. Faktor yang menyebabkan kesenian Jathilan digemari oleh para wisatawan adalah daya tarik dari kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang. Daya tarik kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang adalah kemasan pertunjukannya. Kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang oleh senimannya telah di permak sedemikian rupa sehingga menghasilkan kesenian Jathilan dengan kemasan pertunjukan yang menarik dan disesuaikan dengan selera masyarakat atau wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara saat ini. Oleh karena kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang diminati oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara, maka keberadaan kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang masih dapat terus bertahan dan tetap eksis sampai saat ini.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana kemasan Kesenian Jathilan di objek wisata Kaliurang, serta bagaimana kreativitas seniman kesenian Jathilan dalam menyajikan kesenian Jathilan agar dapat menarik minat para wisatawan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
- Bagaimana kemasan kesenian Jathilan sebagai bentuk sajian wisata di objek wisata Kaliurang?
- Bagaimana kreativitas seniman kesenian Jathilan dalam menyajikan kesenian Jathilan agar dapat menarik minat para wisatawan?
No comments:
Post a Comment