BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Semakin pesatnya perkembangan dunia usaha menyebabkan banyak perusahaan yang mulai berani untuk berhubungan dengan dunia internasional. Hal ini terlihat dari transaksi perdagangan perusahaan yang dilakukan di luar negri, yakni kegiatan ekspor impor dan investasi luar negri. Tentu saja transaksi perdagangan yang dilakukan menggunakan mata uang asing, karena akan sangat merepotkan bila setiap negara hanya ingin menggunakan mata uangnya sendiri dalam melakukan aktivitas bisnisnya.
Transaksi perdagangan yang menggunakan mata uang asing melibatkan dua mata uang asing didalamnya. Dalam pelaporan transaksi yang menggunakan mata uang asing, salah satu mata uang harus didenominasikan ke dalam mata uang lainnya. Adanya perbedaan nilai mata uang antar negara menimbulkan masalah dalam pencatatan dan pelaporannya. Masalah perlakuan akuntansi ini timbul karena suatu transaksi diperoleh dan dibayar dalam mata uang asing yang berbeda. Transaksi dalam mata uang asing sering menimbulkan keuntungan dan kerugian karena adanya perbedaan nilai kurs tukar dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi anak perusahaan di luar negri.
Perusahaan di Indonesia yang melakukan transaksi perdagangan dengan mata uang asing telah memiliki pedoman yakni PSAK No.10 dan PSAK No.11 yang menjelaskan mengenai pengungkapan dan penjabaran transaksi mata uang asing serta pelaporannya dalam laporan keuangan. Penjabaran dan pelaporan atas transaksi mata uang asing diperlukan karena laporan keuangan perusahaan merupakan pertanggungjawaban dari pihak manajemen kepada pemegang saham, masyarakat, pemerintah, lembaga keuangan, investor dan lainnya.
Dalam hubungannya dengan investor, keputusan investasi para investor tidak hanya memperhatikan tingkat keuntungan yang diharapkan tetapi resiko investasi. Secara intuitif tentunya ada hubungan positif antara tingkat keuntungan dan resiko. Masalahnya bagaimana mendefinisikan resiko tersebut, terutama dalam konteks pemilihan investasi. Bila seseorang investor menentukan pilihan investasinya pada saham yang berfluktuatif, saham tersebut bisa saja menjadi barang yang tidak berharga apabila kondisi perusahaan emiten itu ternyata kemudian bangkrut.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan investasi. Investor akan menganalisa seluruh komponen yang terdapat dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Investor akan memanfaatkan semua informasi dan kinerja keuangan perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan untuk mengambil keputusan investasi.
Komponen laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah laporan laba-rugi. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengamati hubungan antara informasi laba dan perubahan sekuritas. Penelitian tentang hubungan antara transaksi mata uang asing dengan reaksi yang timbul dalam pasar modal antara lain dilakukan oleh Ball dan Brown (1968) dan Chandrarin dan Tearney (2000).
Pada penelitian ini peneliti akan menyoroti pengaruh rugi selisih kurs yang terdapat dalam laporan laba-rugi terhadap harga saham. Laba-rugi kurs merupakan salah satu komponen informasi akuntansi. Hal ini dapat mempengaruhi pendapatan, karena laba-rugi selisih kurs dalam banyak kasus laba-rugi selisih kurs dilaporkan pada laporan laba-rugi (Chandrarin dan Tearney, 2000). Hal ini konsisten dengan penelitian Ball dan Brown (1968), laba-rugi kurs merupakan salah satu komponen laporan laba-rugi yang diduga menyebabkan reaksi pada pasar modal.
Penelitian ini didasari dari penelitian sebelumnya, yakni penelitian mengenai pengaruh pelaporan rugi selisih kurs terhadap reaksi pasar modal oleh Chandrarin dan Tearney (2000). Sampel yang digunakan adalah 106 perusahaan yang terdapat dalam COMPUTAT tahun 1995-1996. Penelitian menggunakan model empiris yang diestimasikan dengan OLS dan multiple regression. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara pelaporan rugi selisih kurs dan harga saham, harga saham merespon positif rugi selisih kurs yang direfleksikan pada laba. Hidayat (2004) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh pelaporan rugi selisih kurs terhadap harga saham. Sampel yang digunakan adalah 18 perusahaan dari berbagai macam bidang usaha yang terdaftar di BEJ untuk tahun 1999-2001. Penelitian menggunakan model empiris yang diestimasikan dengan regresi berganda dalam menganalisa data. Hasil dari penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chandrarin dan Tearney (2000), yakni tidak ada pengaruh yang signifikan antara pelaporan rugi selisih kurs dengan harga saham.
Terdapatnya perbedaan dari hasil kedua penelitian tersebut memberikan motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian kembali mengenai "DAMPAK PELAPORAN RUGI SELISIH KURS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA". Hasil penelitian nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, terutama bagi investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peneliti selanjutnya.
1.2 Motivasi Penelitian
Penelitian ini didasari dari penelitian sebelumnya, yakni penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh pelaporan rugi selisih kurs terhadap harga saham. Sampel yang digunakan adalah 18 perusahaan dari berbagai macam bidang usaha yang terdaftar di BEJ untuk tahun 1999-2001. Penelitian menggunakan model empiris yang diestimasikan dengan regresi berganda dalam menganalisa data. Hasil dari penelitian ini adalah tidak ada pengaruh antara pelaporan rugi selisih kurs dengan harga saham. Hal ini berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandrarin dan Tearney (2000) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh pelaporan rugi selisih kurs terhadap reaksi pasar modal. Sampel yang digunakan adalah 106 perusahaan yang terdapat dalam COMPUTAT tahun 1995-1996. Penelitian menggunakan model empiris yang diestimasikan dengan OLS dan multiple regression. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara pelaporan rugi selisih kurs dan harga saham, harga saham merespon positif rugi selisih kurs yang direfleksikan pada laba.
Adanya perbedaan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2004) dan Chandrarin dan Tearney (2000), memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pelaporan rugi selisih kurs terhadap harga saham Peneliti ingin mengetahui apakah jika dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode data yang berbeda, hasil penelitian akan konsisten dengan penelitian sebelumnya.
1.3 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1.3.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah pelaporan rugi selisih kurs akan berpengaruh positif terhadap harga saham?
No comments:
Post a Comment