BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dari laporan keuangan dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan yang sering dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga- lembaganya dan masyarakat.
Van Horne (1986) menyatakan banwa harga saham perusahaan merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen perusahaan telah berhasil mengelola perusahaan atas nama para pemegang saham, sehingga kekuatan pasar di bursa ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Terjadinya transaksi tersebut didasarkan pada pengamatan para investor terhadap prestasi atau kinerja perusahaan, sehingga pada umumnya perusahaan yang diketahui mempunyai kinerja bagus akan mempunyai prospek kenaikan harga saham dengan cepat. Untuk mengukur perkembangan dan pertumbuhan kinerja perusahaan, investor biasanya menggunakan ukuran kinerja keuangan yang berupa rasio keuangan yang merupakan salah satu metode atau teknik analisis yang dapat menjelaskan suatu hubungan antar faktor yang satu dengan faktor lain yang terdapat dalam laporan keuangan.
Investor akan melakukan analisis laporan keuangan terlebih dahulu sebelum melakukan investasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan investor adalah dengan mengamati kinerja keuangan dalam melakukan evaluasi dan proyeksi harga saham perusahaan.
Saham merupakan salah satu alternatif berinvestasi dalam aset finansial. Kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi dalam aset finansial di pasar modal sangat dibutuhkan oleh investor. Untuk mengukur hal ini investor dapat melakukan analisis data internal perusahaan. Salah satu analisis yang dapat dilakukan adalah analisis rasio keuangan (Munawir, 1995).
Peneliti yang telah menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap variasi harga saham adalah Ari Puspitosari (2000), dengan mengambil variabel kinerja keuangan perusahaan, yaitu current ratio, debt to equity ratio, coverage ratio, net earnings power ratio, rate of return for the owner dan total asset turnover sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Alat analisisnya adalah analisis regresi linier berganda. Sampelnya adalah sebanyak 19 perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode pengamatan tahun 1997-1999. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia secara agregat mampu mengaitkan kinerja keuangan perusahaan dengan harga saham. Tetapi secara parsial hanya variabel debt to equity ratio, net earnings power ratio, rate of return for the owner dan total asset turnover berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan variabel current ratio dan coverage ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Peneliti lainnya yaitu Adi Kurniawan (2003) dengan mengambil variabel return on equity, leverage ratio, deviden payout ratio, dan earning growth sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Alat analisisnya adalah analisis regresi linier berganda. Sampelnya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode pengamatan tahun 1999-2001. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia secara agregat mampu mengaitkan kinerja keuangan perusahaan manufaktur dengan harga saham. Tetapi secara parsial hanya variabel deviden payout ratio dan earning growth yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel return on equity dan leverage ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan pengujian ulang (replikasi) terhadap penelitian Ari Puspitosari (2000) dan Adi Kurniawan (2003) guna memperoleh bukti empiris adanya pengaruh faktor kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan debt to assets ratio, debt to equity ratio, return on assets, return on equity, dan net profit margin terhadap harga saham. Penelitian ini menguji konsistensi hasil penelitian sebelumnya jika diterapkan pada periode dan sampel yang berbeda dan menggunakan rasio keuangan yang berbeda sebagai variabel bebasnya. Penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2003-2004, kemudian sampel penelitian ini yaitu perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ-45. Perkembangan kinerja perusahaan yang tergabung dalam kelompok LQ-45 adalah menarik untuk diteliti, sehingga peneliti mengambil judul:
PENGARUH KINERJA KEUANGAN YANG DIUKUR DENGAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK LQ-45
1.2 Perumusan Masalah
Banyaknya faktor yang mempengaruhi pembentukan harga saham di pasar modal dengan sendirinya menuntut investor yang akan melakukan investasi di perusahaan maupun di pasar modal untuk melakukan penilaian secara lebih mendalam terhadap kinerja suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dimaksudkan agar mereka memperoleh hasil yang optimal. Untuk itu diperlukan evaluasi secara terus-menerus terhadap laporan keuangan sehingga akan diketahui kondisi keuangan perusahaan. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan tersebut adalah rasio keuangan.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ-45 yang diukur dengan rasio-rasio keuangan mempengaruhi harga saham perusahaan-perusahaan tersebut?
No comments:
Post a Comment