ANALISIS KINERJA PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004)

 On 12 June 2009  

BAB I


PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


Pengelolaan  bank  pada  tahun  1997 merupakan     tugas  yang    amat menantang. Kondisi perekonomian yang sedemikan sulit, terjadinya perubahan peraturan  yang  cepat,   persaingan yang    semakin tajam  dan   berbagai kecenderungan lain dalam industri perbankan menjadikan alasan perlunya manajemen bank yang solid agar mampu menghadapi dan mengantisipasi semua keadaan. Konsep dan teknik yang digunakan dan dikembangkan bank begitu cepat menjadi ketinggalan dan harus segera diperbaharui. Demikian pula pasar yang dilayani bank demikian cepat mengalami perubahan secara dramatis. Dalam menghadapi meningkatnya kompleksitas dalam pengambilan keputusan, banyak manajemen bank menganggap sebagai suatu beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank-bank lain bahkan menjadikannya sebagai suatu kondisi untuk menilai kinerja manajemen bank (Siamat, 2001:87).


Pembangunan di segala bidang memerlukan dana dan investasi yang besar. Dalam hal ini peranan lembaga keuangan sangat penting dan strategis agar peran serta  masyarakat     dalam  pembiayaan pembangunan  dapat  ditingkatkan. Keberadaan bank merupakan hal yang penting dalam dunia usaha. Keterkaitan antara   dunia   usaha   dengan   lembaga   keuangan   bank   memang   tidak   bisa dilepaskan. Deregulasi 1 Juni 1983 yang dapat dikatakan sebagai awal dari liberalisasi di bidang keuangan dan perbankan yang kemudian disusul dengan Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988 (Pakto 27, 1988) dan Paket Kebijaksanaan 20   Desember   1988   (Pakdes   20,   1988)   serta   kebijaksanaan-kebijaksanaan lanjutannya  merubah  total  pola  dan  strategi  pengelolaan  lembaga-lembaga keuangan di Indonesia (Abdul Malik dkk, 2004:6-7).


Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutama dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara antara sektor defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang dalam hal ini masih dibebankan pada bank-bank pemerintah (Dedy, 2003:3). Bank adalah badan usaha yang           menghimpun    dana    dari    masyarakat    dalam    bentuk    simpanan    dan menyalurkannya  kepada  masyarakat  dalam  bentuk  kredit  dan  atau  bentuk  - bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang - Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan). Bank memiliki fungsi yaitu untuk menarik uang dari dan menyalurkannya kepada masyarakat, oleh karena itu bank harus memiliki kinerja yang baik yang dicapai dari semua aktivitas usahanya. Kinerja merupakan hasil nyata yang dicapai, kadang-kadang  dipergunakannya  untuk  menunjukkan  dicapainya  hasil  yang positif (Amin, 1996). Kinerja perusahaan yang sudah go public sangat diperlukan dan diwajibkan untuk melaporkan kinerja perusahaannya secara periodik, yaitu diantaranya  perusahaan  perbankan  yang  telah  menjadi  perusahaan  publik  dan listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ).


Untuk   menilai   kinerja   perbankan   umumnya   menggunakan   5   aspek penilaian yang disebut CAMEL, yang meliputi Capital, Assets Quality, Management, Earnings, dan Liquidity. Penilaian CAMEL ini dimaksudkan untuk mengukur apakah manajemen bank telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat (Dedy,2003:3). Hal ini sejalan dengan pendapat Chen (1981) dalam jurnal Dedy (2003:3) dimana rasio keuangan tertentu berperan penting dalam evaluasi kinerja keuangan serta dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun tidak sehat. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan sebuah bank, tetapi sering pula digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi prospek suatu bank di masa datang. Dengan semakin ketatnya evaluasi yang dilakukan Bank Indonesia maupun Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), diharapkan dapat diketahui  segera  bank  mana  yang  memerlukan  penanganan  khusus,  sehingga bank-bank  tersebut  semakin  sehat  dan kuat  terhadap  goncangan.  Hal  ini  bisa menambah daya saing perbankan nasional sendiri.


Banyak pihak yang berkepentingan dengan penilaian kinerja pada sebuah perusahaan  perbankan,  diantaranya  bagi  para  manajer,  investor  atau  calon investor, pemerintah, masyarakat bisnis maupun lembaga-lembaga lain yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil penilaian terhadap kinerja unit bisnisnya, yaitu untuk memastikan tingkat ukuran keberhasilan para manajer dan sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategik maupun operasional pada masa selanjutnya. Dengan kinerja perbankan yang baik akan menarik minat investor  untuk  melakukan  investasi  pada  sektor  perbankan.  Karena  investor melihat semakin sehat suatu bank maka manajemen bank tersebut bagus, serta diharapkan bisa memberikan return yang memadai. Hal ini penting bagi investor sebelum melakukan investasi, karena bagaimanapun juga, investor akan berusaha untuk   mencari     return yang     tinggi   (Dedy, 2003:3).   Pemerintah  sangat berkepentingan terhadap penilaian kinerja suatu lembaga keuangan, sebab mempunyai fungsi yang strategis dalam rangka memajukan dan meningkatkan


perekonomian negara.   Sedangkan masyarakat sangat menginginkan agar badan usaha pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan maju sehingga dapat dicapai efisiensi dana, berupa biaya yang murah dan efisien (Ardana, 2003:3-4). Berdasarkan manfaat dari penilaian kinerja terhadap perusahaan perbankan maka   penulis   merasa   perlu   untuk   melakukan   pengujian   terhadap   kinerja perbankan sebagai usulan skripsi dengan judul : "ANALISIS    KINERJA    PERBANKAN    DENGAN    MENGGUNAKAN METODE CAMEL  (Studi Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004)."


1.2 Perumusan Masalah


Sejalan dengan judul dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:




  1. Apakah  variabel-variabel  CAMEL  yang  terdiri  dari  CAR,  RORA,  Profit Margin, ROA, BOPO dan LDR merupakan variabel pembeda dalam membedakan status tingkat kesehatan bank?

  2. Apakah terdapat variabel yang merupakan faktor dominan dalam menjelaskan status tingkat kesehatan bank?

ANALISIS KINERJA PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004) 4.5 5 Win Solution 12 June 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan  bank  pada  tahun  1997 merupakan     tugas  yang    amat menantang. Kondisi perekonomian...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive