BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Permainan bolavoli diciptakan pada tahun 1895 oleh Willam Morgan di kota Hokyoke, Massachusset, Amerika Serikat. Nama semula permainan bolavoli adalah mintonette cara memainkan bola hampir sama dengan permainan badminton. Berkat usaha Morgan bolavoli berkembang pesat di Amerika, sejalan dengan perkembangannya Oleh Dr.A.T. Halsted Sprngfield diubah namanya menjadi volleyball yang berarti memvoli bola tanpa memantul lantai, melintasi jaring secara bergantian. Tahun 1900 permainan voli sudah dikenal di India yang dibawa oleh seorang ahli pendidikan Jasmine dari YMCA yang bernama De Gray. Permainan bolavoli masuk di Indonesia pada tahun 1928 pada jaman penjajahan Belanda melalui guru-guru Belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan (H.B.S. dan A.M.S). Sejak PON II di Jakarta tahun 1951 sampai sekarang bola voli termasuk cabang olahraga yang resmi dipertandingkan. (M.Yunus,1992: 7)
Dengan perkembangan bolavoli yang begitu pesat menantang para guru dan ahli untuk menciptakan metode-metode latihan baru dengan kombinasi teknik yang lebih efektif. Sekarang ini permainan bola voli tidak hanya dimiliki oleh negara-negara maju, perkembangannya merata bahkan di Indonesia sudah sampai ke pelosok desa.
Untuk dapat menghasilkan tim-tim yang tangguh setiap tim harus mampu memanfaatkan potensi tim, yang meliputi potensi dalam grup dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing pemain. Ada beberapa faktor penentu pencapaian prestasi maksimal dalam cabang olahraga. Faktor penentu tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu:
- Aspek biologis terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur tubuh, struktur tubuh dan gizi.
- Aspek psikologis terdiri atas intelektual atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, kordinasi kerja otot dan saraf
- Aspek lingkungan
- Aspek penunjang (M.Sajoto,1988 : 3).
Dengan demikian dapat diartikan bahwa untuk mencapai prestasi yang maksimal diperlukan faktor-faktor yang saling menunjang. Dalam permainan bolavoli terdapat teknik-teknik dasar yaitu, servis, pass bawah, pass atas, smash dan blok. Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang kalahnya suatu pertandingan. Dari sekian banyak teknik dasar yang ada, smash merupakan teknik yang selalu digunakan untuk menyerang dan menghasilkan angka serta meraih kemenangan. Karena permainan bolavoli merupakan permainan cepat maka teknik menyerang lebih dominan dibandingkan dengan teknik bertahan.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah aspek biologis yang terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur tubuh dan struktur tubuh serta gizi, dan aspek psikologis, intelektual atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, serta kordinasi kerja otot dan saraf. Sedangkan faktor pendukung keberhasilan smash yaitu pemberian bola pada smasher yang bersangkutan serta blok. Blok merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan. Pada posisi empat dan dua serangan pada umumnya dilakukan dengan bola-bola tinggi, efektif menghasilkan angka. Umpan bola tinggi membentuk daerah sasaran lebih luas sehingga memudahkan smasher untuk menempatkan bola ke daerah sasaran yang diinginkan. Sedangkan pada posisi tiga serangan yang dilakukan dengan bola-bola sedang dan pendek lebih efektif menghasilkan angka karena pola serangan menjadi lebih cepat dan mempersulit lawan untuk melakukan antisipasi datangnya bola.
Smash dapat dilakukan dari semua posisi. Posisi empat, tiga dan dua, posisi ini yang sering dipergunakan untuk menyerang. Dari ketiga posisi tersebut seorang pelatih/guru harus memperhatikan tingkat kesulitan dan posisi yang paling efektif untuk menghasilkan angka sehingga mampu menyusun tim berdasarkan tipe-tipe pemain secara tepat. Tipe-tipe pemain dalam permainan bola voli itu antara lain tipe pemain penyerang, tipe pemain bertahan, tipe pemain pengumpan, tipe pemain serba bisa.
Untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan olahraga menjadi salah satu alat pendidikan. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan dan menjadi cabang olahraga pilihan diseluruh jenjang sekolah. Sekolah harus memberikan prioritas kepada permainan bola voli yang mungkin dilaksanakan di sekolah serta bermanfaat bagi diri anak didik. Metode mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran, walaupun tidak selalu tepat untuk masing-masing kopetensi.
Keberhasilan suatu pembelajaran atau pelatihan sangat dipengaruhi oleh, metode, guru, siswa dan sarana prasaranan yang tersedia. Berkaitan dengan hal itu diharapkan para guru dapat mencari dan menciptakan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa maupun peralatan yang tersedia, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Kecakapan guru dalam menyampaikan pembelajaran harus dapat membangkitkan motivasi, mengevaluasi dan menganalisa hasil latihan serta kemampuan guru sendiri dalam menguasai materi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan.
Sedangkan siswa juga harus diperhatikan akan tingkat kebugaran jasmaninya, bakat dan minat, tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Yang tidak kalah penting adalah tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi, dengan alat yang cukup akan memberi kesempatan anak untuk dapat melakukan latihan lebih banyak. Dari pengalaman di lapangan mengajarkan kopetensi bolavoli dengan sub kopetensi smash ternyata banyak siswa yang mengalami kesulitan/kegagalan. Hal ini dapat dilihat dari hasil, tidak semua siswa dapat melakukan smash dalam permainan bolavoli dengan tingkat keberhasilan baik. Di lingkungan masyarakat sulit untuk mendapatkan smaher-smasher yang tangguh, dapat melakukan smash dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Dari pengamatan saya sebagai guru pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan, salah satu faktor yang menghambat keberhasilan siswa melakukan smash adalah timing/ketepatan :
- Ketepatan saat melakukan awalan,
- Ketepatan saat meloncat,
- Ketepatan saat memukul bola
Ketepatan dalam mengantisipasi terhadap datangnya bola, sangat berpengaruh terhadap tahapan dalam melakukan smash, sehingga semua tahapan dalam melakukan smash dapat dilakukan dengan tepat. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh siswa yang mampu melakukan gerakan antisipasi dengan sumber/obyek gerakan, lepas dari sumber gerak itu sendiri (gerakan terbuka). Gerakan terbuka merupakan gerakan yang terjadi dipengaruhi oleh obyek yang terdapat atau berasal dari luar tubuh, diluar pengendalian diri. Gerakan ini memerlukan ketepatan kordinasi antara otot, saraf dan indra.
Persepsi kinestetik merupakan kemampuan menggerakkan bagian-bagian tubuh atau keseluruhan tubuh dalam melakukan gerak otot yang mengacu pada indra yang ada pada otot. (Bary L.Johnson, Jack K. Nelson). Pernyataan ini dapat diartikan bahwa kemampuan koordinasi sangat dipengaruhi dengan tingkat kepekaan dalam menggunakan indera-indera yang terdapat dalam otot-otot. Kordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh, seseorang dikatakan mempunyai kordinasi baik bila mampu bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan, iramanya terkontrol dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.
Smash merupakan serangkaian gerakan terbuka yang meliputi saat awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Keberhasilan smash sangat dipengaruhi oleh kemampuan kordinasi dan tingkat kepekaan menggunakan indera. Dari permasalahan yang muncul di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai hubungan antara tingkat persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash. Dengan alasan smash merupakan salah satu senjata pamungkas dalam penyerangan untuk memenangkan setiap set dalam permainan bolavoli.
1.2. Permasalahan
Bermain bola voli tujuanya antara lain untuk berprestasi. Prestasi dapat dicapai dengan berbagai cara baik melalui penyerangan maupun pertahanan. Permainan bolavoli lebih dominan pada tipe penyerangan sebab untuk mematikan bola dan meraih point lebih besar. Smasher merupakan salah satu unsur yang penting dalam penyerangan untuk memperoleh nilai atau memenangkan suatu reli dalam permainan bolavoli. Smasher bisa melakukan dari semua posisi, tetapi yang paling sering muncul dalam pertandingan smash posisi empat, tiga, dan dua.
Keberhasilan smash sangat dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis smasher harus memiliki tingkat penguasaan gerak kordinasi dan kepekaan persepsi dalam mengantisipasi terhadap datangnya bola. Dengan kata lain keberhasilan smash sangat dipengaruhi oleh tingkat persepsi kinestetik. Sedangkan yang non teknis, umpan, blok, tinggi badan, gizi dan kondisi lapangan. Kenyataan di lapangan, untuk mendapatkan pemain (smasher) yang memiliki keberhasilan tinggi/produktif itu sangat sulit. Untuk mengatasi permasalahan itu perlu dicari apa sebetulnya yang menghambat kesulitan pemain voli untuk melakukan smash dengan keberhasilan yang tinggi.
Berdasarkan kajian teori dan tulisan diatas, maka penulis berpikir bahwa keberhasilan smash sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan persepsi kinestetik dan kemampuan penguasaan gerak kinematika. Untuk lebih jelas mengetahui adanya hubungan antara tingkat persepsi kinstetik dengan keberhasilan smash dalam permainan bola voli perlu diadakannya suatu penelitian. Dari uraian-uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara tingkat persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash bolavoli siswa SMK Pangudi Luhur Muntilan Kabupaten Magelang.
No comments:
Post a Comment