PENERAPAN KONSEP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOSIAR KARYA MEDIA, Tbk

 On 14 June 2009  

I.   PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik mengakibatkan persaingan di dunia usaha menjadi semakin kompetitif. Keadaan Indonesia pasca bencana gempa dan gelombang tsunami di penghujung tahun 2004 tidak menyurutkan aktivitas para pelaku bisnis di pasar modal Indonesia. Para pelaku bisnis tersebut mempunyai  kepentingan  yang  berbeda-beda  sehingga  pengambilan  keputusan yang tepat akan sangat diperlukan demi mencapai tujuan masing-masing. Dengan perbedaan kepentingan tersebut pengukuran kinerja keuangan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan.


Pengukuran    kinerja    perusahaan    dan   tingkat    kesehatan    perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan membawa dampak dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak kreditur, bagi pemegang saham, maupun pihak intern perusahaan itu sendiri. Para calon kreditur dan pemegang saham sangat  berkepentingan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dalam perusahaan agar dana yang diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang akan menentukan  investasi  yang  ditanamkan.  Bagi  pihak  intern  sendiri  khususnya pihak manajemen, penilaian kinerja perusahaan akan mempengaruhi penyusunan rencana perusahaan yang akan diambil untuk masa depan demi kelangsungan hidup perusahaan (going concern).


Iklim investasi yang semakin membaik mengakibatkan tingkat persaingan dunia usaha semakin kompetitif sehingga perusahaan akan semakin berkompetisi dalam menggalang dana dari masyarakat. Dalam proses perolehan dana dari masyarakat perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan dana yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan yang kinerjanya kurang baik karena investor dan kreditur akan tertarik dengan perusahaan yang memiliki kinerja yang baik.


Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, tentunya diperlukan informasi yang relevan dan penentuan alat ukur kinerja perusahaan yang tepat. Laporan keuangan merupakan suatu dasar pengukuran kinerja perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan akan diperoleh informasi yang benar dan lengkap atas kinerja perusahaan bagi para pemegang saham atau penyandang dana.  Pemilik  atau  pemegang  saham  menggunakan  laporan  keuangan  untuk melihat perolehan hasil yang ditanamnya kepada perusahaan yang bersangkutan dan untuk membuat perbandingan dengan perusahaan lain yang berkaitan dengan tingkat kesuburan perusahaan.


Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran kinerja berdasarkan rasio keuangan ini belum dapat memuaskan keinginan pihak manajemen khususnya bagi  para  penyandang  dana.  Bagi  pihak  manajemen  dengan  analisis  rasio keuangan  tersebut  belum  cukup  untuk  mengetahui  apakah  telah  terjadi  nilai tambah   perusahaan   sedangkan   para   penyandang   dana   belum   mempunyai keyakinan apakah modal yang telah ditanamkannya di masa yang akan datang akan memberikan tingkat hasil yang diharapkan. Selain itu, pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis rasio keuangan harus membandingkan rasio suatu perusahaan  dengan  rasio  perusahaan  lain  yang  sejenis  atau  rasio  perusahaan tersebut pada periode-periode sebelumnya.


Tujuan perusahaan publik yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa adalah memaksimalkan nilai saham karena nilai saham yang ada adalah kekayaan para pemegang sahamnya. Dengan berpedoman pada pencapaian nilai yang maksimal maka berarti perusahaan dapat mengolah sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan nilai ynag maksimal.


Adanya Economic Value Added (EVA) menjadi relevan untuk  mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value) karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA berbeda dari alat ukur berbasis rasio seperti ROI yang mengukur rasio laba (return) terhadap investasi/aset/ekuitas. Jika ROI berhenti pada laba (return) yang diraih, EVA mengurangi laba dengan biaya modal sehingga  manajemen  perusahaan  dituntut  mampu  memilih  investasi  dengan tingkat pengembalian optimum dan dengan tingkat risiko minimum. Dengan pendekatan ini pemegang saham bisa melihat dengan  mudah berapa besar nilai tambah yang diraih perusahaan. EVA benar-benar konsep yang komplit, merangkum  rasio-rasio  tradisional  yang  selama  ini  digunakan  seperti  ROI. Konsep ini melihat sesuatu yang operasional, aset yang belum beroperasi tidak digunakan menjadi komponen, sementara yang sudah beroperasi dihitung nilai tambahnya.


Bila dibandingkan dengan Residual Income (RI), EVA tidak jauh berbeda sebagai alternatif lain dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Konsep EVA merupakan  pemikiran  baru  di  bidang  manajemen  keuangan  sebagai  antisipasi perubahan yang demikian besarnya di berbagai bidang. Konsep EVA merupakan penyempurna dari konsep RI karena EVA memperhitungkan biaya bunga dan pajak. RI merupakan suatu cara pengukuran kinerja perusahaan yang lazim digunakan oleh pusat investasi dari perusahaan dalam pengambilan keputusan. RI dinyatakan dengan dollar (atau satuan mata uang negara lain) dan bukan merupakan rasio keuangan. RI mengurangkan biaya modal dari laba sebelum pajak dan bunga, sedangkan EVA mengurangkan biaya modal dari laba sesudah pajak.


EVA berangkat dari konsep CoC (Cost of Capital) yang mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahan dengan cara mengurangi laba bersih sesudah  pajak  dengan  biaya  modal  (CoC)  yang  timbul  sebagai  akibat  dari investasi yang dilakukan. Dengan EVA dapat diketahui berapa sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pemakaian modal perusahaan melalui perhitungan biaya modalnya. EVA secara sederhana dapat dinyatakan sebagai ukuran profitabilitas riil dari operasi perusahaan.


Dalam konsep EVA ini terdapat suatu keunggulan atau penilaian secara khusus, yaitu harapan para penyandang dana atau investor diperhatikan dengan memperhitungkan biaya modal rata-rata tertimbang. Konsep EVA mempunyai prinsip  bahwa   keberhasilan   manajemen  diukur  berdasarkan  nilai  tambah ekonomis yang diciptakan selama periode tertentu. Selai itu, EVA mampu berdiri sendiri untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tanpa memerlukan data pembanding lain seperti standar industri yang lazim dipakai dalam analisis rasio keuangan.


Hasil analisis ini akan memberikan gambaran pada manajemen perusahaan sebagai pedoman implikasi jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam hal mengevaluasi kinerja rutin manajemen, EVA membantu adanya sistem penggajian atau pemberian intensif yang benar dimana manajemen didorong untuk bertindak sebagai owner. Konsep EVA ini juga membantu para investor untuk memilih investasi dengan tingkat pengembalian tertinggi dan tingkat risiko terendah.


Berdasarkan  uraian  tersebut  di  atas,  maka  dalam  penulisan  skripsi  ini diambil judul "Penerapan Konsep Economic Value Added (EVA) Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT. Indosiar Karya Media, Tbk."


1.2 Motivasi Penelitian


Ada  beberapa  motivasi  dari  penelitian  ini  yang  merupakan  isu  yang penting dan perlu untuk diteliti. Pertama, EVA sangat relevan sebagai alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi menejemen sebenarnya dengan tujuan untuk mendorong aktivitas atau strategi yang menambah nilai ekonomis (value added activities) karena EVA dapat mengukur kinerja perusahaan berdasarkan besar kecilnya  nilai  tambah  yang  diciptakan  selama  periode  tertentu.  Kedua,  PT. Indosiar Karya Media, Tbk. sebagai sampel dalam penelitian ini, merupakan satu- satunya stasiun televisi yang telah go public di BEJ. Dalam perolehan labanya, belum pasti dapat menciptakan nilai tambah secara ekonomis bagi perusahaan itu sendiri. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan. Ketiga, EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Penerapan konsep EVA dalam perusahaan akan  mendorong  manajemen  untuk  mengetahui  the  true  cost  of  capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal bisa diperlihatkan secara jelas.


1.3 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah


1.3.1 Perumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:




  1. Bagaimana  mengukur  kinerja  PT.  Indosiar  Karya  Media,  Tbk.  dengan menggunakan konsep Economic Value Added (EVA).

  2. Bagaimana  kinerja  keuangan  PT.  Indosiar  Karya  Media,  Tbk.  selama  3 periode, yakni tahun 2003 sampai dengan 2005.

PENERAPAN KONSEP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOSIAR KARYA MEDIA, Tbk 4.5 5 Win Solution 14 June 2009 I.   PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik mengakibatkan persaingan di dunia usaha menjadi semakin kompeti...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive