I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik mengakibatkan persaingan di dunia usaha menjadi semakin kompetitif. Keadaan Indonesia pasca bencana gempa dan gelombang tsunami di penghujung tahun 2004 tidak menyurutkan aktivitas para pelaku bisnis di pasar modal Indonesia. Para pelaku bisnis tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda-beda sehingga pengambilan keputusan yang tepat akan sangat diperlukan demi mencapai tujuan masing-masing. Dengan perbedaan kepentingan tersebut pengukuran kinerja keuangan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan.
Pengukuran kinerja perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan membawa dampak dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak kreditur, bagi pemegang saham, maupun pihak intern perusahaan itu sendiri. Para calon kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dalam perusahaan agar dana yang diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang akan menentukan investasi yang ditanamkan. Bagi pihak intern sendiri khususnya pihak manajemen, penilaian kinerja perusahaan akan mempengaruhi penyusunan rencana perusahaan yang akan diambil untuk masa depan demi kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Iklim investasi yang semakin membaik mengakibatkan tingkat persaingan dunia usaha semakin kompetitif sehingga perusahaan akan semakin berkompetisi dalam menggalang dana dari masyarakat. Dalam proses perolehan dana dari masyarakat perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan dana yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan yang kinerjanya kurang baik karena investor dan kreditur akan tertarik dengan perusahaan yang memiliki kinerja yang baik.
Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, tentunya diperlukan informasi yang relevan dan penentuan alat ukur kinerja perusahaan yang tepat. Laporan keuangan merupakan suatu dasar pengukuran kinerja perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan akan diperoleh informasi yang benar dan lengkap atas kinerja perusahaan bagi para pemegang saham atau penyandang dana. Pemilik atau pemegang saham menggunakan laporan keuangan untuk melihat perolehan hasil yang ditanamnya kepada perusahaan yang bersangkutan dan untuk membuat perbandingan dengan perusahaan lain yang berkaitan dengan tingkat kesuburan perusahaan.
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran kinerja berdasarkan rasio keuangan ini belum dapat memuaskan keinginan pihak manajemen khususnya bagi para penyandang dana. Bagi pihak manajemen dengan analisis rasio keuangan tersebut belum cukup untuk mengetahui apakah telah terjadi nilai tambah perusahaan sedangkan para penyandang dana belum mempunyai keyakinan apakah modal yang telah ditanamkannya di masa yang akan datang akan memberikan tingkat hasil yang diharapkan. Selain itu, pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis rasio keuangan harus membandingkan rasio suatu perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau rasio perusahaan tersebut pada periode-periode sebelumnya.
Tujuan perusahaan publik yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa adalah memaksimalkan nilai saham karena nilai saham yang ada adalah kekayaan para pemegang sahamnya. Dengan berpedoman pada pencapaian nilai yang maksimal maka berarti perusahaan dapat mengolah sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan nilai ynag maksimal.
Adanya Economic Value Added (EVA) menjadi relevan untuk mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value) karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA berbeda dari alat ukur berbasis rasio seperti ROI yang mengukur rasio laba (return) terhadap investasi/aset/ekuitas. Jika ROI berhenti pada laba (return) yang diraih, EVA mengurangi laba dengan biaya modal sehingga manajemen perusahaan dituntut mampu memilih investasi dengan tingkat pengembalian optimum dan dengan tingkat risiko minimum. Dengan pendekatan ini pemegang saham bisa melihat dengan mudah berapa besar nilai tambah yang diraih perusahaan. EVA benar-benar konsep yang komplit, merangkum rasio-rasio tradisional yang selama ini digunakan seperti ROI. Konsep ini melihat sesuatu yang operasional, aset yang belum beroperasi tidak digunakan menjadi komponen, sementara yang sudah beroperasi dihitung nilai tambahnya.
Bila dibandingkan dengan Residual Income (RI), EVA tidak jauh berbeda sebagai alternatif lain dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Konsep EVA merupakan pemikiran baru di bidang manajemen keuangan sebagai antisipasi perubahan yang demikian besarnya di berbagai bidang. Konsep EVA merupakan penyempurna dari konsep RI karena EVA memperhitungkan biaya bunga dan pajak. RI merupakan suatu cara pengukuran kinerja perusahaan yang lazim digunakan oleh pusat investasi dari perusahaan dalam pengambilan keputusan. RI dinyatakan dengan dollar (atau satuan mata uang negara lain) dan bukan merupakan rasio keuangan. RI mengurangkan biaya modal dari laba sebelum pajak dan bunga, sedangkan EVA mengurangkan biaya modal dari laba sesudah pajak.
EVA berangkat dari konsep CoC (Cost of Capital) yang mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahan dengan cara mengurangi laba bersih sesudah pajak dengan biaya modal (CoC) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan. Dengan EVA dapat diketahui berapa sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pemakaian modal perusahaan melalui perhitungan biaya modalnya. EVA secara sederhana dapat dinyatakan sebagai ukuran profitabilitas riil dari operasi perusahaan.
Dalam konsep EVA ini terdapat suatu keunggulan atau penilaian secara khusus, yaitu harapan para penyandang dana atau investor diperhatikan dengan memperhitungkan biaya modal rata-rata tertimbang. Konsep EVA mempunyai prinsip bahwa keberhasilan manajemen diukur berdasarkan nilai tambah ekonomis yang diciptakan selama periode tertentu. Selai itu, EVA mampu berdiri sendiri untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tanpa memerlukan data pembanding lain seperti standar industri yang lazim dipakai dalam analisis rasio keuangan.
Hasil analisis ini akan memberikan gambaran pada manajemen perusahaan sebagai pedoman implikasi jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam hal mengevaluasi kinerja rutin manajemen, EVA membantu adanya sistem penggajian atau pemberian intensif yang benar dimana manajemen didorong untuk bertindak sebagai owner. Konsep EVA ini juga membantu para investor untuk memilih investasi dengan tingkat pengembalian tertinggi dan tingkat risiko terendah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam penulisan skripsi ini diambil judul "Penerapan Konsep Economic Value Added (EVA) Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT. Indosiar Karya Media, Tbk."
1.2 Motivasi Penelitian
Ada beberapa motivasi dari penelitian ini yang merupakan isu yang penting dan perlu untuk diteliti. Pertama, EVA sangat relevan sebagai alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi menejemen sebenarnya dengan tujuan untuk mendorong aktivitas atau strategi yang menambah nilai ekonomis (value added activities) karena EVA dapat mengukur kinerja perusahaan berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama periode tertentu. Kedua, PT. Indosiar Karya Media, Tbk. sebagai sampel dalam penelitian ini, merupakan satu- satunya stasiun televisi yang telah go public di BEJ. Dalam perolehan labanya, belum pasti dapat menciptakan nilai tambah secara ekonomis bagi perusahaan itu sendiri. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan. Ketiga, EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Penerapan konsep EVA dalam perusahaan akan mendorong manajemen untuk mengetahui the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal bisa diperlihatkan secara jelas.
1.3 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.3.1 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:
- Bagaimana mengukur kinerja PT. Indosiar Karya Media, Tbk. dengan menggunakan konsep Economic Value Added (EVA).
- Bagaimana kinerja keuangan PT. Indosiar Karya Media, Tbk. selama 3 periode, yakni tahun 2003 sampai dengan 2005.
No comments:
Post a Comment