BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya. Dengan demikian maka setiap penyusunan kembali kurikulum matematika sekolah harus selalu mempertimbangkan perkembangan matematika. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan kemungkinan untuk masa depan.
Ilmu matematika memiliki nilai-nilai yang sangat penting dalam memhentuk sumber daya manusia yang berkualitas karena matematika mempunyai obyek yang abstrak dan memiliki pola pikir deduktif aksiomatis. Nilai-nilai tersebut diperlukan dalam pengajaran matematika yang bertujuan dapat menumbuhkemhangkan dan membentuk pribadi siswa dengan menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
Banyak pendapat yang tampak berlainan tetapi dapat ditarik ciri-ciri yang sama yaitu “matematika memiliki obyek kajian yang abstrak. matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan, matematika sepenuhnya menggunakan pola fikir deduktif dan matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi (Soedjadi dan Marsiyah dalam Amin Suyitno, 1997:2).
Fungsi matematika sekolah adalah sebagai masukan instrumental yang memiliki obyek dasar yang abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi. Dalam sistem proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Matematika sekolah merupakan bagian dan matematika yang dipilih atas dasar pengembangan kemampuan dan kepribadian siswa atas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seirama dan sejalan dengan fungsi matematika sekolah maka fungsi matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut.
- Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
- Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika.
- Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar siswa yang dapat digunakan lebih lanjut di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).
- Membentuk sikap logis, kritis. hemat, kreatif dan disiplin.
Namun sampai saat ini prestasi belajar siswa bidang studi matematika masih rendah. Rendahnya nilai matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal disebabkan antara lain oleh pengajar sendiri di dalam menyampaikan materi baru kurang memperhatikan metode dan atau alat-alat bantu agar siswa lebih mudah berfikir logis. Perlu disadari bahwa setiap siswa adalah manusia yang rnemiliki berbagai perbedaan antara lain keadaan fisik, mental, kepribadian, kondisi lingkungan keluarga, kemampuan intelektual, minat dan bakat. Maka seorang guru harus bisa memahami perbedaan-perbedaan kondisi siswa tersebut agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Salah satu pokok pembahasan dan mata pelajaran matematika yang menerangkan hasil perkalian bilangan sampai dengan 45 kajiannya melalui benda- benda abstrak. Dalam hal ini alat bantu yang digunakan bertujuan memudahkan mencari hasil perkalian hilangan dengan cara yang cepat dan mudah.
Oleh karena itu di sini penulis mengambil alat bantu untuk membantu belajar matematika yang berupa potongan-potongan lidi dan bambu untuk belajar matematika yang diraut sedemikian rupa dan diberi warna. Lidi-lidi tersebut digunakan oleh siswa kelas II Sekolah Dasar untuk membantu dalam pengerjaan hitung yaitu pada pengerjaan perkalian bilangan cacah sampai dengan 45. Alat peraga tersebut tidak harus membeli dengan harga mahal, tetapi yang mudah didapat dan menarik minat siswa dalam belajar matematika.
Dengan menggunakan alat peraga berupa potongan-potongan lidi ini diharapkan siswa tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan hitung dan pembelajaran matematika dan siswa akan lebih cepat menerima dan memahami apa yang diajarkan oleh guru.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan alat peraga potongan lidi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD N Gungungpati 03 pada pokok bahasan perkalian?”.
No comments:
Post a Comment