DAMPAK PELAPORAN LABA SELISIH KURS TERHADAP REAKSI PASAR MODAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2004)

 On 14 June 2009  

BAB I


PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang


Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Pasar modal berperan sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Melalui pasar modal, dunia usaha diharapkan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, keberadaan pasar modal juga dapat memeratakan hasil- hasil pembangunan, melalui pemilikan saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan berusaha (Usman et al., 1997).


Perkembangan  aktivitas  pasar  modal  yang  pesat  membawa  perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Keterbukaan informasi adalah kata kunci di pasar modal, keterbukaan informasi ini terkait dengan proses penyampaian dan penerimaan   serta   pencernaan   informasi   oleh   masyarakat.   Suatu   informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah atau mempengaruhi kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor dimana akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga (Hastuti dan Bambang, 1998).


Seiring dengan perkembangan pasar modal, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)  mewajibkan  emiten  untuk  menyampaikan  laporan  tahunan  agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan melalui Keputusan Ketua  Bapepam Nomor Keputusan 38/PM/1996 tentang Laporan Keuangan Tahunan. Dengan diwajibkannya para emiten untuk secara periodik melaporkan hasil keuangannya kepada masyarakat maka diharapkan harga saham  dapat   bereaksi  terhadap informasi yang dipublikasikan  sehingga  akan  tercapai  pasar  perdagangan  efek  yang  likuid, efisien, fair dan transparan.


Laporan  keuangan  menjadi  salah  satu  informasi  yang  dibutuhkan  oleh pihak intern dan ekstern sebagai landasan pengambilan keputusan ekonomi. Bagi pihak ekstern terutama investor, laporan keuangan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi di pasar modal yang berkaitan dengan sekuritas yang bisa dipasarkan, seberapa ekstensif, dan kapan sebaiknya dilakukan didasarkan pada informasi yang dimiliki.


Laba-rugi selisih kurs merupakan salah satu komponen dari informasi akuntansi. Laba-rugi selisih kurs dapat mempengaruhi laba (earnings), karena pada sebagian besar kasus, item ini dilaporkan dalam laporan laba-rugi. Konsisten dengan penelitian Ball dan Brown (1968), laba-rugi selisih kurs menjadi salah satu komponen yang mempengaruhi reaksi pasar modal (Chandrarin dan Tearney, 2000).


Berdasarkan  PSAK  No.  10  paragraf  14,  selisih  kurs  timbul  apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi mata uang asing. Laba- rugi selisih kurs biasanya dilaporkan dalam laporan laba-rugi. Net income (net loss) disebut juga earnings (positif atau negatif). Informasi yang disajikan dalam laporan laba-rugi biasanya menjadi informasi penting pada akuntansi keuangan karena profitability merupakan perhatian utama dari pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi perusahaan (Chandrarin dan Tearney, 2000).


Perlakuan akuntansi terhadap laba-rugi selisih kurs yang terjadi dari transaksi mata uang asing ada tiga, yaitu: (1) diakui sebagai pendapatan (biaya) pada periode tahun berjalan, (2) dikapitalisasi sebagian, dan (3) dikapitalisasi penuh. Tiga metode pengakuan laba-rugi selisih kurs ini perlu untuk dikaji secara mendalam karena masing-masing metode menimbulkan persepsi yang berbeda- beda. Diantaranya, metode pertama dianggap tidak menimbulkan konsekuensi ekonomik,  sedangkan  dua  metode  lainnya dianggap  sebaliknya  (Ariyanto  dan Rata, 2003).


Perusahaan dapat menghindari keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai  kurs  dengan  cara  melunasi  atau  meminta  pelunasan  langsung  (transaksi tunai) atau dengan melakukan operasi hedging. Operasi hedging yaitu kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang atau piutang dalam mata uang asing (Beams dan Jusuf, 2000:476).


Masalah fundamental dalam literatur akuntansi dan keuangan terkait dengan  laporan  keuangan adalah  bagaimana  merekonsiliasikan perbedaan kepentingan antara investor dan manajemen perusahaan atas informasi akuntansi. Di satu sisi investor membutuhkan informasi yang berguna, relevan dan reliabel untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi. Sedangkan manajemen membutuhkan informasi dalam usaha mengembangkan perusahaan (Chandrarin dan Tearney, 2000).


Berbagai kajian ilmiah dan penelitian dibidang akuntansi dan pasar modal telah  banyak dilakukan dalam kerangka  untuk menjembatani   perbedaan kepentingan antara investor dan manajemen perusahaan serta harapan untuk dapat meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan. Penelitian-penelitian dibidang akuntansi yang berkaitan dengan pasar modal menemukan bahwa laporan keuangan mempunyai kandungan informasi. Perintis penelitian akuntansi pasar modal, yaitu Ball dan Brown (1968) menunjukkan bahwa laba akuntansi mengandung informasi yang relevan untuk penilaian perusahaan yang ditunjukkan dengan perilaku harga saham dan volume perdagangan disekitar tanggal publikasi laporan keuangan. Penelitian ini telah banyak dikembangkan oleh peneliti lain. Diantaranya, penelitian Sarjono (2000) yang secara jelas menunjukkan bahwa investor memberikan reaksi atas publikasi laporan analisis keuangan.


Penelitian  yang  secara  khusus  meneliti  hubungan  antara  selisih  kurs dengan harga saham dan reaksi pasar antara lain telah dilakukan, diantaranya  oleh Aggarwal (1981), Ma dan Kao (1990), Soo dan Lisa (1994), Chandrarin dan Tearney (2000), Ariyanto dan Rata (2003), Hidayat (2004), Sumardana (2004). Chandrarin  dan  Tearney  (2000)  telah  meneliti  hubungan  antara  laporan  rugi selisih  kurs  terhadap  reaksi  pasar  modal  dengan  menggunakan  harga  saham sebagai proksi dan hasilnya menunjukkan bahwa rugi selisih kurs mempunyai hubungan dengan harga saham secara signifikan. Penelitian ulang Hidayat (2004) menunjukkan  hasil  yang  konsisten  dengan  Chandrarin  dan  Tearney  (2000).


Penelitian Ariyanto dan Rata (2003) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelaporan selisih kurs terhadap reaksi pasar dengan menggunakan return saham sebagai proksi. Sumardana (2004) menunjukkan bahwa walaupun pasar bereaksi terhadap pelaporan laba selisih kurs tetapi pelaporan laba selisih kurs tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Cummulative Abnormal Return.


Atas dasar uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk membuktikan secara empiris konsistensi dari hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh pelaporan laba selisih kurs terhadap reaksi pasar modal. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Chandrarin dan Tearney (2000) dan Sumardana (2004), dengan menggunakan perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2004 sebagai sampel penelitian dan reaksi pasar (perubahan harga saham) diproksikan dengan Abnormal Return dan Trading Volume Activity.


Penelitian sebelumnya yang dilakukan Chandrarin dan Tearney (2000) menggunakan sampel perusahaan berdasarkan Standars and Poor 500 category dan  reaksi pasar diproksikan  dengan harga     saham. Sumardana     (2004) menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan reaksi pasar diproksikan dengan Abnormal Return.


1.2       Motivasi Penelitian


Penelitian ini didasari oleh penelitian-penelitian sebelumnya mengenai efisiensi pasar bentuk setengah kuat dan lemah, dengan menguji reaksi pasar atas publikasi laporan keuangan khususnya kekuatan harga saham dalam merespon laba. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan sampel dan proksi yang berbeda terdapat konsistensi temuan. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas akuntan dalam menyajikan laporan keuangan yang andal sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi stakeholders, khususnya investor.


1.3       Masalah Penelitian


Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:




  1. Apakah pelaporan laba selisih kurs mempunyai pengaruh terhadap reaksi pasar  (perubahan  harga  saham)  yang  diproksikan  dengan  Abnormal Return?

  2. Apakah  pelaporan  laba  selisih  kurs  mempunyai  pengaruh  terhadap aktivitas perdagangan saham yang dilihat dari Trading Volume Activity?

DAMPAK PELAPORAN LABA SELISIH KURS TERHADAP REAKSI PASAR MODAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2004) 4.5 5 Win Solution 14 June 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1       Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonom...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive