BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan yang berkembang harus memiliki sistem informasi yang efektif dan akurat. Oleh sebab itu dibutuhkan sistem informasi yang didukung oleh pengembangan sistem informasi terpadu dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih kota Banjarmasin sejak tahun 2000 membeli sistem informasi terpadu dengan nama SIMPADU (Sistem Informasi Manajemen terpadu). Sebuah program yang membantu pelaksanaan operasional penyediaan air bersih dan pencatatan keuangan dengan menggunakan sebuah server dan beberapa komputer klien untuk penginputan dan pengeditan data.
Program ini cukup membantu untuk menyediakan informasi secara langsung dan up date oleh beberapa bagian di perusahaan. Juga dapat memberikan informasi yang mencukupi untuk memberikan dasar pengambilan keputusan pimpinan.
Tetapi pada pelaksanaannya, SIMPADU masih memiliki beberapa kelemahan, akibat sistem tersebut masih berbentuk sistem baku yang memerlukan beberapa penyesuaian akibat berbeda dengan sistem operasional yang digunakan PDAM Bandarmasih selama ini. Akhirnya dengan bantuan bagian penelitian dan pengembangan pada tahun 2005, dibuatkan sistem baru yang bernama SIMH2O (Sistem Informasi Manajemen H2O(air)). Sistem yang baru ini dibuat dengan partisipasi antar bagian pengguna sistem tersebut. Kelemahan-kelemahan diperbaiki. Dan prosedur yang tidak sesuai, disesuaikan dengan persetujuan direktur utama (pimpinan perusahaan).
Dengan ikut berpastisipasinya pemakai sistem dalam pengembangan sistem informasi disini diharapkan pemakai sistem dapat lebih baik bila dibandingkan dengan pembuatan sistem tanpa keikutsertaan pemakai. Berdasarkan harapan tersebut, penelitian ini memfokuskan bahasan penelitian pada pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi di PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin.
Penelitian tentang pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai telah ada sebelumnya, diantaranya telah memasukkan beberapa faktor kontijensi. penelitian Chandrarin dan Indriantoro (1997) yang memasukkan 2 (dua) faktor kontinjensi (kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem) sebagai moderating variable menghasilkan adanya hubungan positif antara partisipasi dengan kepuasan pemakai. Kesimpulan lain yang didapat adalah bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh sebagai moderating variable pada hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai tetapi berlaku sebagai independent predictor tersendiri, sedangkan aspek kompleksitas sistem berpengaruh kecil sekali (quasi moderator) terhadap hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai.
Setianingsih dan Indriantoro melanjutkan penelitiannya pada tahun 1998 mencoba memperluas hasil penelitian terdahulu dengan melakukan pengujian terhadap 2 (dua) faktor kontinjensi lainnya, yaitu dukungan manajemen puncak (top management support) dan komunikasi pemakai-pengembang (user-developer communication) dalam hubungannya antara partisipasi dan kepuasan pemakai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi berpengaruh positif terhadap sistem informasi yang dikembangkan. Kemudian faktor kebijakan organisasi yang diduga bertindak sebagai variabel penguat juga meningkatkan partisipasi pemakai dan berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Sementara itu, faktor komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh langsung terhadap kepuasan pemakai, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan pada hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai.
Penelitian lainnya juga telah dilakukan Setiawan (2005) yang menguji pengaruh partisipasi terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dengan menggunakan variabel kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan kebijakan organisasi sebagai "moderating variable". Penelitian Setiawan (2005) menunjukkan bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi berbasis komputerisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai. Analisis data juga memperlihatkan bahwa variabel kompleksitas tugas bertindak sebagai quasi moderator yang secara positif memperkuat pengaruh partisipasi terhadap kepuasan pemakai. Selain itu variabel kebijakan organisasi yang juga bertindak sebagai quasi moderator memperlihatkan adanya pengaruh partisipasi terhadap kepuasan pemakai.
Penelitian Setiawan (2005) mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doll dan Torkzadeh (1989), McKeen et.al. (1994), Choe (1996), Chandrarin dan Indriantoro (1997), Setianingsih dan Indriantoro (1998), Restuningdiah dan Indriantoro (2000) serta Wijaya (2003). Dengan demikian, pengembangan sistem informasi pada organisasi sektor publik (dalam hal ini organisasi pemerintahan) tetap memerlukan adanya partisipasi dan peran serta pemakai untuk mencapai kepuasan pemakai yang tujuan akhirnya adalah keberhasilan sistem informasi dalam tataran operasional. Hasil pengujian variabel kompleksitas sistem yang diduga sebagai moderating variable yang memperkuat pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai tidak dapat didukung oleh hasil penelitian ini. Hal ini didasarkan pada interaksi antara partisipasi pemakai dan kompleksitas sistem yang tidak secara signifikan
Dari beberapa penelitian tersebut, ada suatu keinginan untuk melakukan penelitian serupa terhadap Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih Kota Banjarmasin.Variabel yang akan diuji adalah pengulangan variabel yang digunakan oleh Wijaya(2003) danSetiawan (2005), sebab perusahaan yang diteliti adalah organisasi sektor publik (pemerintah daerah), berbeda dengan penelitian yang lain sebelumnya (Chandrarin dan Indriantoro, 1997 ; Setianingsih dan Indriantoro, 1998 ; Restuningdiah dan Indriantoro, 2000) yang mengambil sampel dari beberapa organisasi perusahaan yang bersifat mencari laba sebagai objek penelitian.
Variabel-variabel moderator pada penelitian sebelumnya adalah:
- Kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem (Chandrarin dan Indriantoro; 1997)
- Dukungan manajemen puncak dan komunikasi pengembang-pemakai (Setianingsih dan Indriantoro; 1998)
- Kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh pemakai (Restuningdiah dan Indriantoro; 2000).
- Kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, pengaruh pemakai, kebijakan organisasi dan komunikasi pengembang-pemakai (Wijaya; 2003)
- Kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan Kebijakan Organisasi (Setiawan; 2005)
Organisasi sektor publik yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu Perusahaan Daerah Air minum. Hal ini yang menjadi perbedaan dengan penelitian Wijaya (2003) yang menggunakan universitas, organisasi sektor publik yang bergerak dalam penyediaan pendidikan tinggi bagi masyarakat.
Judul penelitian yang diangkat pada penelitian ini adalah : "Pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dengan kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan kebijakan organisasi sebagai moderating variable (Studi kasus pada PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin)"
1.2 Perumusan Masalah
Penilitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan berikut:
- Apakah terdapat pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi ?
- Apakah kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan kebijakan organisasi berpengaruh atas partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi ?
No comments:
Post a Comment