HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERBELAJARAN GERAK DAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA BASKET SISWA SD KELAS ATAS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI SLB B BAGIAN PUTRA "YAYASAN KARYA BAKTI " DON BOSCO KABUPATEN WONOSOBO

 On 23 June 2009  

BAB I


PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang


Anak-anak  dengan  gangguan  pendengaran  merupakan  fenomena  yang tidak dapat dihindari. Mereka juga perlu mendapatkan perhatian khusus seperti anak-anak yang normal lainnya. Bisa belajar, bisa bermain dengan teman yang normal. Biasanya anak dengan gangguan pendengaran sulit beradaptasi. Mereka cenderung  bermain  sendiri  dari  pada  bermain  bersama  karena  akan  sulit kerjasama,  mereka  menggunakan  bahasa  isyarat  dan  cenderung  digunakan dengan teman yang mempunyai gangguan pendengaran juga.


Di Propinsi Jawa Tengah sekarang ini kurang lebih ada 134 yayasan / lembaga yang telah menyelenggarakan SLB/SDLB dan tersebar di 27 daerah tingkat II.


Tabel 1.1 Rekapitulasi Sekolah dan Siswa Menurut Jenjang Pendidikan


Dinas P dan K Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005/2006



































































No


Jenjang

Sekolah


Sekolah berijin


Jml siswa

Sekolah blm berijin




Jml

Siswa


Total

Sekolah


Total

Siswa

1


TKLB

71


857

2



6



73


863

2


SDLB1195.810

3



36


1225.846

3


SMPLB

87


1.166

1



15



88


1.181

4


SMALB

52


483

0



0



52


483
Jml3298.316

6



57


3358.373

Menurut perkiraan di seluruh Indonesia ada 2 juta anak berkelainan tetapi baru 8000 yang mendapat pelayanan. Departemen P dan K Provinsi Jawa tengah telah membina sekolah-sekolah luar biasa.




  1. Bagian A ( Tuna Netra ) sebanyak 23 sekolah.

  2. Bagian B ( Tuna Rungu, Tuna Wicara ) sebanyak 55 sekolah

  3. Bagian C ( Tuna Mental Lambat Belajar ) sebanyak 35 sekolah.

  4. Bagian D ( Tuna Laras / anak nakal ) sebanyak 10 sekolah.


Pendidikan gangguan pendengaran sendiri sangat banyak diselenggarakan, hal ini merupakan bukti masih banyaknya anak-anak yang perlu diperhatikan dalam hal pendidikan sebagaimana anak-anak normal yang lainnya. Keterbatasan yang dialami anak-anak ini tidak mengurangi hak-hak mereka untuk memperoleh pendidikan sebagaimana teman mereka yang normal. Tentang sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada pasal:




  1. Pasal  5  ayat  2  :  Warga  negara  yang  memiliki  kelainan  fisik,  emosional, mental, intelektual dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

  2. Pasal  11  ayat  1  :  Pemerintah  dan  pemerintah  daerah  wajib  memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.

  3. Pasal 12 ayat 1 butir b : Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

  4. Pasal 32 ayat 1 : Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

  5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 001/U/1986 tentang Sekolah Dasar Luar Biasa.

  6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0126/U/1994 tentang Kurikulum Pendidikan Luar Biasa.

  7. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 002/U/1986 tentang Pendidikan Terpadu bagi Anak Cacat. (UU RI No 20 Tahun 2003)


Pendidikan jasmani atau pendidikan gerak merupakan salah satu bidang pendidikan yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana bagi setiap anak didik mengembangkan potensi diri baik fisik maupun mental (Dimyati 2000 : 45)


Pendidikan kesegaran jasmani merupakan bagian terpadu dari proses pendidikan secara keseluruhan yang menuju kepada keserasian antara segi-segi jasmani, mental, emosional dan sosial melalui aktivitas jasmani yang terpilih dengan maksud untuk merealisasikan hasil-hasil pendidikan tersebut. Sebagian besar warga masyarakat di Indonesia belum memberikan perhatian yang layak terhadap eksistensi pendidikan jasmani dan kedudukan serta perannya dalam pendidikan  secara  keseluruhan.        Demikian  pula  halnya,  belum  banyak  yang menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga dapat menjadi sarana efektif atau terapi bagi peningkatan rasa percaya diri anak-anak, termasuk anak-anak yang  mengalami  gangguan  pendengaran.  SLB  Don  Bosco  di  kabupaten Wonosobo  merupakan  sekolah  luar  biasa  bagian  B  yang  berlokasi  di  jalan Sambek 33 Wonosobo dan berasrama.  Pada tahun 1936 para suster Putri Maria dan Yosep telah membuka sekolah Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu Dena Upakara di jln. Mangli – Wonosobo.  Pada awalnya mereka mengajar baik putra maupun putri.  Baru berjalan selama 2 tahun, usaha mulia itu terganggu perang dunia II dengan segala akibatnya.  Setelah situasi kembali kondusif, para suster kembali membuka pintu sekolah dan tentunya mengulang ajakan untuk bekerjasama, agar para Bruder Karitas mau mendirikan sekolah untuk anak tunarungu, karena sangat dibutuhkan tenaga untuk putra.  Permohonan itu terjadi realita pada tahun 1955. (sejarah LPTAR )


Pada tahun 1953 Kongregasi Bruder Karitas mengambil keputusan untuk membuka lembaga anak tuli bagian putra di Wonosobo yang berada tidak jauh dari Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu (LPATR) Dena Upakara, yang sekarang khusus mendidik untuk anak-anak tunarungu bagian putri.  Sarana dan prasarana untuk lembaga ini mulai dipersiapkan baik di Wonosobo maupun di negeri Belanda.  Pada tanggal 08 Desember 1955 rombongan para Bruder Karitas yang berasal dari purworejo mendampingi para bruder pionir membuka lembaga ini untuk memulai berkarya.    Setelah semua disiapkan pada tanggal 8 januari


1956,tiga puluh enam putera pindah dari Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu (LPATR) Dena Upakara ke Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu (LPATR) Don Bosco.  Satu hari kemudian senin, 9 januari 1956 pintu-pintu sekolah dibuka untuk  pertama  kali  dan  kegiatan  belajar  mengajar  dimulai.  SLB  Don  Bosco sendiri  menerima  murid  pada  usia  5  –  6  tahun.      Dengan  tujuan  menjadi pendidikan kaum tuna rungu di wilayah kabupaten Wonosobo. Seiring dengan perkembangannya,sekolah ini juga mampu menunjukkan prestasi dalam bidang keolahragaan, dan yang paling menonjol adalah prestasi dalam Kejuaraan Bola Basket.  SLB B di Wonosobo ini telah beberapa kali meraih juara.  Dapat dilihat sebagian prestasi SLB B dalam Tabel-Tabel di bawah ini bahwa Bola Basket yang paling banyak meraih juara.


Tabel 1.2 Data Prestasi Siswa SLB Don Bosco






























































































































































































No


Juara


Cabang


Thn

Tingkat




Dalam Rangka
PendidikanRegional

1



1


Basket1985UmumKabupatenHUT GKI

2



2


Basket1985KabupatenHUT GKI

3



1




Seni lukis


1985


Umum


Kabupaten
Hari Anak

Nasional

4



1



Voli


1990

SMP


KabupatenHUT Rep.Indo

5



3


Basket1994UmumKabupatenHUT GKI

6



2


Basket1995PelajarKabupatenHUT Rep.Indo

7



1




Basket


1995

SMA




Kabupaten

Piala Dan Dim


0707



8



1




Basket


1996

SMP




Kabupaten

Piala Dan Dim


0707



9



1


Basket1996

SMA


KabupatenHUT SMA Kristen


10

1



Basket 3 on


3




1997


Umum


Kabupaten


HUT SMA Kristen


11

1




Basket


1997

SMA




Kabupaten

Piala Dan Dim


0707




12

3




Basket


1997

SMA




Kabupaten

Piala Dan Dim


0707




13

1




Basket


1997

SMP




Kabupaten

Piala Dan Dim


0707




14

3




Basket


1998

SMP




Kabupaten

Piala Dan Dim


0707


15

1


100 m1998KabupatenPorseni Pelajar


16

1


Lompat

tinggi


1998


Kabupaten


Porseni Pelajar
17

3


Lompat jauh1998KabupatenPorseni Pelajar
18

1




Basket


1998

SMA




Kabupaten

Invitasi Bola


Basket




19

3




Basket


1998

SMA




Kabupaten

Invitasi Bola


Basket






























































































































































20

3



Voli


1998KabupatenHUT PGRI


21

1




Basket


1998


Umum


Kabupaten

Piala Dan Dim


0707




22

1




Basket


1999


Kabupaten

Piala Dan Dim


0707


23

1


Basket2000KabupatenPiala Dep Dik Bud
24

1


Basket2001KabupatenPiala Bupati
25

2


100 m2003PelajarNasionalPOPCANAS
26

2


Estafet2003PelajarNasionalPOPCANAS
27

1


100 m2004

SMA


KabupatenPOPDA KAB.
28

1


200 m2004

SMA


KabupatenPOPDA KAB.
39

1


400 m2004

SMA


KabupatenPOPDA KAB.
30

1


Lompat jauh2004UmumNasionalPOPCANAS


31

3




Pentas Seni


2004


Umum


Propinsi

Pentas Seni


PENCA


32

1


Mengarang2005SMPLBKaresidenanPorseni PLB
33

2


Melukis2005SDLBKaresidenanPorseni PLB
34

2


Melukis2005SDLBPropinsiPorseni PLB
35

1


Lari 100 m2005Bawah 17 thNasionalPOPCANAS
36

1


Lari 200 m2005Bawah 17 thNasionalPOPCANAS

Dewasa ini, kejuaraan multi event paralympic yaitu kejuaraan berbagai cabang  olahraga  khusus  bagi  para  penyandang  ketunaan,  mulai  mendapat perhatian   dunia   luas   termasuk   Indonesia. Namun   demikian   khususnya, pembinaan prestasi bagi para penyandang ketunaan belum cukup mendapat perhatian, dan pembinaan prestasi sejak usia dini juga hanya dikonsentrasikan untuk mereka yang normal.  Oleh sebab itu muncul minat untuk mulai menelusuri bagaimana sebenarnya potensi anak-anak penyandang ketunaan ini, khususnya ketunaan pendengaran, untuk dibina menjadi atllet-atlet yang handal dan mampu bersaing  dalam event  nasional  maupun  internasional.   Untuk  mengawali  niat tersebut yang ingin terlebih dahulu diketahui adalah :  Hubungan antara tingkat keterbelajaran gerak dan keterampilan menggiring bola basket siswa SD kelas atas dengan gangguan pendengaran di SLB B bagian putra “Yayasan Karya Bakti’’ Don  Bosco Kabupaten  Wonosobo.


I.2  Permasalahan


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dikemukakan    suatu rumusan masalah penelitian sebagai berikut :


1.2.1   Apakah  ada hubungan antara  tingkat keterbelajaran gerak  dan keterampilan  menggiring bola basket siswa  SD  kelas  atas  dengan gangguan  pendengaran  di  SLB  B  bagian  putra  “Yayasan  Karya Bakti’’Don  Bosco Kabupaten  Wonosobo?


1.2.2   Berapa besar hubungan antara tingkat  keterbelajaran gerak dan keterampilan  menggiring  bola  basket  siswa  SD  kelas  atas  dengan gangguan  pendengaran  di  SLB  B  bagian  putra  “Yayasan  Karya Bakti’’Don  Bosco Kabupaten  Wonosobo?

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERBELAJARAN GERAK DAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA BASKET SISWA SD KELAS ATAS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI SLB B BAGIAN PUTRA "YAYASAN KARYA BAKTI " DON BOSCO KABUPATEN WONOSOBO 4.5 5 Win Solution 23 June 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang Anak-anak  dengan  gangguan  pendengaran  merupakan  fenomena  yang tidak dapat dihindari. Mereka juga...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive