ANALISIS PENGARUH JUMLAH UNIT USAHA, NILAI PRODUKSI DAN MODAL TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL (Studi Kasus pada Industri Tahu di Kabupaten Kediri)

 On 12 June 2009  

BAB I


PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


Dinyatakan  dalam  Undang-undang  Republik  Indonesia  No.  13  Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur yang merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.


Masalah pokok dalam pembangunan ekonomi adalah memaksimumkan penciptaan lapangan kerja produktif secara berkelanjutan. Dengan upaya menempatkan penyediaan lapangan kerja sebagai titik tolak dalam mengupayakan manusia  Indonesia  menjadi kekuatan utama   pembangunan. Kebijakan pembangunan dalam berbagai bidang berangkat dari titik yang sama, yaitu penyediaan lapangan kerja bagi tenaga kerja dengan mutu dan jumlah yang cukup secara berkelanjutan. Sering dikatakan bahwa di negara-negara yang sedang berkembang daya serap terhadap tenaga kerjanya tidak memadai, artinya bahwa pertambahan jumlah tenaga kerja ada dalam persentase kecil yang mampu mendapatkan pekerjaan di sektor industri. Sedangkan sisanya dengan terpaksa akan menerima pekerjaan dengan produktivitas yang rendah, terutama di sektor pertanian dan jasa.


Namun   kenyataannya,    dewasa ini di negara-negara    yang    sedang berkembang,  kesempatan  kerja  di  bidang  industri telah  mampu  meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Bahkan dengan laju penyerapan yang kira-kira hampir sama  dengan  yang  dialami  oleh  negara-negara  maju.  Hal  ini  mencerminkan bahwa pertumbuhan industri yang cepat terjadi di negara-negara yang sedang berkembang, atau yang sering disebut dengan negara dunia ketiga. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.


Tabel 1.1 Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin Tahun 2003 di Indonesia























Lapangan PekerjaanLaki-LakiPerempuanJumlah
1.  Pertanian

2.  Industri

3.  Bangunan

4.  Perdagangan

5.  Angkutan

6.  Keuangan

7.  Jasa

Lainnya


27,385

6,539


3,977


9,303


4,814


953


6,151


786



14,616


4,388


130


7,543


163


342


3,595


99



42,001


10,927


4,107


16,846


4,977


1,295


9,746


885



Jumlah


59,90930,87690,785

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2003 (data diolah dalam ribu orang).


Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sektor industri telah mampu menyerap cukup banyak tenaga kerja. Meskipun tetap yang paling banyak pekerjanya adalah pada  sektor  pertanian.  Hal  ini  dimungkinkan  adalah  karena  Indonesia  adalah negara agraris.


Di Indonesia, tingkat pertumbuhan penduduk yang besar tidak diimbangi dengan penyebaran yang merata dan kurangnya pasar tenaga kerja. Dalam kenyataannya, penyaluran tenaga kerja yang ada di dalam masyarakat, menemui kendala yang menyebabkan sulitnya tenaga kerja yang produktif dalam mendapatkan pekerjaan. Sebab-sebab itu menurut Wahab dan Sriningsih (1984) diantaranya :




  1. Tiadanya ajang kerja (Labour Market).

  2. Langkanya sektor-sektor pekerjaan di masyarakat.

  3. Pekerjaan yang ada tetapi tidak dapat dipertemukan dengan ajang kerja karena komunikasi (transportasi) yang kurang lancar.

  4. Mobilitas untuk mempertemukan belum memadai dan sebagainya.


Merupakan suatu hal yang umum, bahwa peningkatan penawaran tenaga kerja di Indonesia tidak selalu diikuti dengan peningkatan yang memadai pada permintaan tenaga kerja atau kesempatan kerja. Sebagai hasilnya, sebagian tenaga kerja tidak mendapatkan pekerjaan atau akan menjadi pengangguran.


Dibawah ini adalah tabel yang mengungkapkan bahwa di Indonesia, usaha kecil memegang peranan yang penting dalam menyerap tenaga kerja.


Tabel 1.2 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia


Menurut Kelompok Usaha Pada Tahun 2000 dan 2003 (orang)



























No


Skala Usaha

2000



2003


Pertumbuhan

1.


2.


3.


Usaha Mikro dan

Kecil

Usaha Menengah

Usaha Besar
62.856.765

(88,79)

7.550.674 (10,67)

382.438 (0,54)
70.282.178

(88,43)

8.754.615 (11,02)

438.198 (0,55)
7.425.413

(11,81%)

1.203.941 (15,94%)

55.760 (14,58%)

Jumlah Tenaga


Kerja


70.789.877

(100%)
79.474.991

(100%)
8.685.114

(12,27%)

Sumber: BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM (diolah)


Di  Indonesia,  skala  usaha  yang  paling  banyak  menyerap  tenaga  kerja adalah skala usaha mikro dan kecil sebesar 88,43 persen pada tahun 2003, sisanya diserap oleh usaha menengah dan besar, usaha besar menyerap tenaga kerja paling sedikit sekitar 0,55 persen. Tetapi dalam tingkat pertumbuhannya dari tahun 2000 sampai 2003, skala usaha menengah adalah yang paling tinggi, yaitu sebesar 15,94 persen. Kelompok usaha dengan skala besar pertumbuhan penyerapannya sebesar 14,58 persen. Kelompok usaha skala mikro dan kecil pertumbuhan penyerapannya sebesar 11,81 persen.


Menurut Tambunan (2001), industrialisasi adalah suatu keharusan karena menjamin kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan peningkatan pendapatan per kapita setiap tahun. Hanya sebagian kecil negara dengan jumlah penduduknya yang sedikit dan kekayaan sumber daya alamnya yang  melimpah  dapat  berharap  mencapai  tingkat  pendapatan  per  kapita  yang tinggi  tanpa  lewat  proses  industrialisasi.  Sedangkan  negara  besar,  seperti Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa dan memiliki wilayah yang      sangat  luas,             walaupun         kaya           akan         berbagai  macam mineral, perekonomiannya tidak bisa bertumpu hanya pada sektor pertanian dan sektor pertambangan saja. Dengan perkataan lain, tanpa proses industrialisasi, dengan hanya mengandalkan dua sektor primer tersebut, Indonesia tidak mungkin dapat mengalami laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun 7% (seperti yang terjadi selama  dekade1980-an)  dan  tidak  mungkin  mencapai  tingkat  pendapatan  per kapita di atas US$ 1.000 (pada pertengahan tahun 1997).


Dalam kaitannya dengan perekonomian,  industri     kecil     mampu meningkatkan perekonomian    khususnya    negara    sedang   berkembang  yang mempunyai jumlah tenaga kerja cukup besar, dengan cara mengurangi jumlah pengangguran. Karena industri kecil menyerap banyak tenaga kerja. Karena itu, perkembangan industri kecil harus mendapatkan perhatian serius. Perkembangan industri  kecil  ini,  bisa  dengan  pertambahan  unit  usaha  ataupun  peningkatan jumlah produksinya. Dengan semakin banyak jumlah unit usaha, maka semakin banyak pula tenaga kerja yang mampu ditampung pada suatu industri. Untuk mewujudkan hal ini, maka masyarakat harus mempunyai jiwa wira usaha yang tinggi, kreatif serta inovatif, tentunya harus dibantu pula dengan usaha-usaha dari pihak pemerintah. Banyaknya jumlah unit usaha di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel di bawah:


Tabel 1.3 Banyaknya Unit Usaha dari Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga serta Industri Besar dan Sedang di Jawa Timur tahun 2002-2003


























Uraian



2002



2003


Industri Kecil dan KerajinanRumah Tangga622.226628.448
Industri Besar dan Sedang14.25714.400
Total Industri636.483642.848

Sumber: DISPERINDAG Prop. Jatim(diolah)


Pada tabel di atas, tahun 2002 jumlah unit usaha pada industri kecil dan kerajinan berjumlah 622.226 unit, yang merupakan bagian terbesar (97,76%) dari keseluruhan jumlah unit usaha di Jawa timur. Pada tahun 2003, kelompok usaha ini masih merupakan bagian yang terbesar. Di Jawa Timur bahkan di Indonesia, struktur industri berdasarkan usaha masih sangat didominasi oleh industri kecil dan kerajinan rumah tangga maka penyerapan tenaga kerja pada industri ini menjadi lebih besar daripada industri besar dan sedang.


Peningkatan jumlah produksi juga merupakan faktor penting untuk perkembangan industri kecil. Semakin tinggi nilai produksi maka akan semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Dimana nilai produksi adalah volume produksi yang dihasilkan dalam 1 tahun yang dinyatakan dalam rupiah. Dengan demikian, diharapkan industri kecil mampu membantu pemerintah dalam menghadapi berbagai  permasalahan seperti  mengurangi  pengangguran, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan.


Di Kabupaten Kediri, jumlah pengusaha industri pengolahan yang paling banyak adalah pada kelompok industri rumah tangga dan industri kecil. Hal ini sangat mendukung dilaksanakannya penelitian ini. Menurut informasi Dinas Pemasaran, pada tahun 2004 terdapat sebanyak 2093 pengusaha industri pengolahan. Pengelompokan pengusaha industri tersebut adalah berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada. Jenis industri yang paling banyak jumlah pengusahanya adalah industri makanan, minuman dan tembakau, yaitu berjumlah 1.431 pengusaha. Dari jumlah pengusaha industri makanan, minuman dan tembakau tersebut, yang paling banyak adalah dari kelompok pengusaha yang memiliki jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, atau disebut sebagai industri rumah tangga, yaitu sebanyak 693 pengusaha. Menyusul di bawahnya adalah kelompok  pengusaha  yang  memiliki  jumlah  tenaga  kerja  antara  5  sampai  19 orang,  yaitu  sebanyak  663  pengusaha.  Dari  keseluruhan  jumlah  pengusaha industri pengolahan pada tahun 2004, kelompok pengusaha yang paling banyak adalah dari industri rumah tangga, yaitu 991 pengusaha, disusul oleh industri kecil, yaitu 957 pengusaha. Sedangkan untuk industri besar mempunyai jumlah pengusaha yang paling sedikit yaitu 30 pengusaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel (1.4)


Tabel 1.4


Jumlah Pengusaha Industri Pengolahan menurut Kelompok Tenaga Kerja dan Jenis Industri di Kabupaten Kediri, 2004
































Jenis IndustriKelompok Tenaga KerjaJumlah
Kurang dari 55 - 1920 - 99100 lebih
1. Industri makanan,

minuman dan tembakau

2. Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit

3. Industri kayu (termasuk perabotan rumah tangga dari kayu)

4. Industri kertas dan barang dari kertas

5. Industri kimia dan barang dari bahan kimia, minyak bumi, batubara, karet dan plastik

6. Industri barang mineral bukan logam (kecuali minyak dan batubara)

7. Industri logam dasar

8. Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya

9. Industri pengolahan lainnya

693


17


50


22


37


-


-


46


126



663


7


121


4


36


-


-


51


75



69


4


19


1


3


-


-


10


9



6


-


12


2


-


5


-


-


5



1.431


28


202


29


76


5


-


107


215


Jumlah                       2004991957115

30


2.093

Sumber: BPS Kabupaten Kediri.


Tabel 1.5 Perkembangan Jumlah Pengusaha Industri Pengolahan menurut Kelompok Tenaga Kerja di Kabupaten Kediri, 2000-2004
























TahunKelompok Tenaga KerjaJumlah
Kurang dari 55 - 1920 - 99100 lebih
2000

2001

2002

2003

2004

915


926


949


974


991



846


852


876


913


957



97


98


103


111


115



26


26


26


29


30


1.884

1.902

1.954

2.027

2.093

Sumber: BPS Kabupaten Kediri.


Menurut informasi Dinas Pemasaran, pada tahun 2004 terdapat sebanyak 2093  pengusaha  industri  pengolahan,  bertambah  66  pengusaha  dibandingkan tahun 2003. pertambahan tersebut terdiri dari 1 pengusaha industri besar, 4 pengusaha industri sedang, 44 pengusaha industri kecil, dan 17 pengusaha industri rumah tangga. Dari tahun ke tahun dapat dilihat bahwa pengusaha industri skala rumah tangga dan industri kecil mempunyai jumlah yang jauh lebih banyak daripada jumlah pengusaha dari kelompok industri sedang dan besar (Tabel 1.5).


Industri kecil dapat menjadi pilihan untuk menyelesaikan permasalahan- permasalahan tenaga kerja, dalam suatu ekonomi modern sekalipun, industri kecil tetap mempunyai  suatu    kesempatan besar  untuk   bertahan  atau  bahkan berkembang pesat. Industri kecil mampu bertahan karena memiliki segmentasi pasar sendiri yang melayani kebutuhan kelompok konsumen tertentu, yang pada umumya berasal dari kalangan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah. Selain itu, kemampuan usaha kecil untuk lebih dapat bertahan dengan adanya krisis moneter adalah karena tidak adanya hubungan kegiatan usaha kecil dengan pasar uang formal. Pada umumnya usaha kecil ini lebih berhubungan dengan institusi keuangan yang bersifat tradisional atau informal.


Kondisi demand dan supply bursa tenaga kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri adalah sebagai berikut; dari sisi supply, jumlah pencari kerja yang terdaftar tahun 2003 yaitu sekitar 10.689 orang. Ditambah sisa pencari kerja tahun 2002 sebanyak 2.110 orang, berarti total ada sekitar 12.799 pencari kerja, terdiri dari 7.339 perempuan dan 5.060 laki-laki. Namun, yang berhasil  memasuki  lapangan  kerja  ada  sekitar  7.625  orang  atau  sekitar  69,6 persen. Dari sisi demand, ada sekitar 9.780 lowongan kerja yang terdaftar pada tahun 2003. Ditambah sekitar 1.775 sisa lowongan kerja yang belum terpenuhi sampai kondisi akhir tahun 2002, berarti ada sekitar 11.555 lowongan kerja yang tersedia pada tahun 2003. Dari jumlah tersebut yang berhasil terserap 66 persen, dengan rincian 2.530 lowongan kerja untuk laki-laki (83,1%) dan 5.095 lowongan kerja untuk perempuan (59,9%).


Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bidang tenaga kerja dengan mengambil judul: "ANALISIS PENGARUH JUMLAH UNIT USAHA, NILAI PRODUKSI DAN MODAL TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL" (Studi Kasus pada Industri Tahu di Kabupaten Kediri).


1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang yang terdapat di atas, permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:




  1. Apakah  variabel  jumlah  unit  usaha,  nilai  produksi  dan  modal berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kabupaten Kediri?

  2. Variabel  manakah  yang  dominan  pengaruhnya  dalam  penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kabupaten Kediri?

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UNIT USAHA, NILAI PRODUKSI DAN MODAL TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL (Studi Kasus pada Industri Tahu di Kabupaten Kediri) 4.5 5 Win Solution 12 June 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinyatakan  dalam  Undang-undang  Republik  Indonesia  No.  13  Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahw...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive