BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang saling berebut pasar pada masa kini, maka persaingan adalah suatu yang tak terelakan lagi. Hal ini menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan perusahaan. Oleh karena itu pimpinan perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik supaya bisa tetap bersaing di pasar. Agar perusahaan bisa berkembang dengan baik, pimpinan perusahaan harus bisa menata semua bagian dan segala kegiatan yang ada di perusahaan. Kegiatan ini menuntut prinsip untuk mengelola perusahaannya secara efektif dan efisien. Manajemen perusahaan perlu mengubah paradigma untuk menciptakan organisasi yang fleksibel yang mampu beradaptasi dengan perubahan baik secara internal maupun eksternal. Dengan demikian pasar tidak lagi dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik tapi juga pesaing- pesaing luar negeri dengan membawa produk dan jasanya yang siap bersaing di tingkat internasional. Globalisasi ekonomi ini memaksa perusahaan untuk lebih menyesuaikan diri terhadap kekuasaan pasar. Jika sebelumnya yang menentukan produk dan jasa yang disediakan di pasar adalah produsen namun pada saat ini telah berubah yaitu konsumen memegang kendali bisnis. Konsumen yang menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan yang harus dipenuhi oleh produsen. Konsumen meminta produk dan jasa yang didesain untuk memenuhi kebutuhan mereka dan menuntut agar ia diperlakukan secara individual sehingga konsumen menjadi sangat pemilih. Agar perusahaan dapat bertahan hidup dan bersaing dengan perusahaan lain maka sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat merumuskan dan menetapkan strategi-strategi sehingga tujuan yang telah ditargetkan oleh perusahaan dapat terpenuhi.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah perusahaan yang menyediakan jasa telekomunikasi. Dalam era persaingan global saat ini PT. Telkom dituntut memenangkan kompetisi dan bersaing dengan sesama perusahaan jasa Telekomunikasi, terlebih lagi sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penghapusan Monopoli Penyelenggaraan Telekomunikasi. Sebagai salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sudah go public, Telkom sebenarnya mempunyai suatu keunggulan tersendiri untuk memenangkan persaingan. Dari sisi permodalan tentu saja ini sangat berdampak positif dengan adanya penawaran saham kepada publik. Dari sisi peningkatan teknologi (khususnya perusahaan Telekomunikasi) merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keunggulan bersaing, karena akan menghasilkan produk dengan inovasi yang baik dan mampu bersaing serta unggul di pasar. Dari sisi pemasaran jelas akan sangat mendukung, karena dari kegiatan penawaran modal kepada publik, modal yang dihasilkan lebih banyak dan kemampuan untuk melakukan kegiatan promosi semakin meningkat. Selanjutnya PT. TELKOM berupaya meningkatkan berbagai macam produk dan layanan jasa telekomunikasinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, perusahaan melibatkan banyak orang, sehingga pelaksanaannya memerlukan kerjasama yang baik dan terorganisir untuk mengendalikan semua kegiatan yang ada. Untuk itu diperlukan sistem akuntansi dan pengendalian yang tepat agar kegiatan-kegiatan itu dapat berjalan secara efektif dan efisien. Manajemen perusahaan dituntut agar dapat mengelola perusahaan sebaik mungkin dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang terlibat dalam kegiatan atau aktivitas ekonomi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Setiap aktivitas harus dikelola secara efektif dan efisien dengan perencanaan yang matang, disiplin dalam pelaksanaannya, serta diperlukan evaluasi yang berkesinambungan. Untuk itu diperlukan suatu ukuran kinerja komprehensif yang tidak hanya mengukur keefektifan kinerja dari segi keuangan saja tapi dari segi non keuangan.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton memperkenalkan suatu konsep pengukuran kinerja bisnis yaitu Balanced Scorecard (BSC). Balanced Scorecard merupakan suatu alat ukur yang efektif untuk dapat membantu para manajer guna merumuskan dan mengimplementasikan misi dan strategi yang tepat bagi perusahaan. Analisa BSC bertitik tolak pada keseimbangan antara ukuran finansial dan non finansial dengan menggunakan 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian manajer akan memperoleh rencana strategik yang komprehensif dan koheren untuk peningkatan kinerja saat ini dan masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat betapa pentingnya penggunaan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan. Dalam hal ini penulis memilih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Kandatel Malang sebagai obyek penelitian. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi dengan judul: "Analisa Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer Dengan Menggunakan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran KinerjaPada PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. Kandatel Malang".
1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti yang diungkapkan di atas, maka permasalahannya adalah: "Bagaimana tingkat kinerja PT. Telkom Kandatel Malang dengan menggunakan keempat perspektif Balanced scorecard sebagai bentuk pertanggungjawaban?"
1.2.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini hanya akan dibatasi pada permasalahan mengenai penggunaan Balanced ScoreCard sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan, dengan keempat perspektifnya. Perspektif Keuangan meliputi Return On Assets (ROA), Profit Margin on Sales (PMoS), Growth Rate in Revenue. Perspektif Pelanggan tolok ukur yang digunakan meliputi Standar Average Interruption Frequency Index (SAIFI), Customer Retention, Customer Aquisition, Customer Satisfaction Indeks. Perspektif Proses Bisnis Internal meliputi inovasi dan kapasitas pemanfaatan instalasi. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan tolok ukur yang digunakan meliputi Employee Productivity, Employee Satisfaction, Employee Training.
No comments:
Post a Comment