Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi pada PT. Astra International, Tbk di Bursa Efek Jakarta, Periode Penelitian Tahun 2002-2005)

 On 24 April 2009  



BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG


Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara efisien bila ingin tetap memiliki keunggulan daya saing. Perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya (Napa I. Awat dan Mulyadi, 1995:29), untuk itu, perusahaan memiliki rencana strategis dan taktis yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu aspek penting untuk mengimplementasikan rencana tersebut adalah rencana pembelanjaan.


Pada hakekatnya masalah pembelanjaan menyangkut keseimbangan finansiil perusahaan, dengan demikian, pembelanjaan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dan pasiva yang dibutuhkan, beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan kualitatif aktiva yang digunakan perusahaan akan menentukan struktur kekayaan perusahaan. Sedangkan pemilihan struktur kualitatif dari pasiva akan menentukan stuktur finansiil dan struktur modal (Bambang Riyanto, 1990:5).


Keputusan pembelanjaan atau keputusan pemenuhan pembelanjaan dana berhubungan dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan, penentuan perimbangan pembelanjaan yang baik, atau penentuan struktur modal yang optimal. Keputusan pemenuhan dana mencakup berbagai pertimbangan apakah perusahaan akan menggunakan sumber internal maupun sumber eksternal, yang berasal dari hutang atau emisi obligasi, atau dengan emisi saham baru.


Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston & Copeland, 1999:19). Struktur modal juga dapat diartikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang Riyanto, 1990:216). Menurut Abas Kartadinata (1999:4-5) struktur keuangan menggambarkan susunan keseluruhan sebelah kredit neraca yang terdiri atas hutang-hutang jangka pendek, hutang-hutang jangka panjang, modal saham dan laba yang ditanam kembali. Sedangkan struktur modal adalah susunan atau perbandingan antara modal sendiri dan pinjaman jangka panjang, jadi struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.


Besar kecilnya angka rasio struktur modal menunjukkan banyak sedikitnya jumlah pinjaman jangka panjang daripada modal sendiri yang diinvestasikan pada aktiva tetap yang digunakan untuk memperoleh laba operasi. Semakin besar angka rasio struktur modal berarti semakin banyak jumlah pinjaman jangka panjang, sehingga semakin banyak bagian dari laba operasi yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap, dan semakin banyak aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran pinjaman, akibatnya semakin sedikit jumlah laba bersih sesudah pajak yang akan diterima oleh perusahaan.


Pendapat di atas tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Modigliani-Miller yang mengatakan bahwa dengan menggunakan hutang (bahkan menggunakan hutang yang lebih banyak), perusahaan bisa meningkatkan nilainya kalau ada pajak, dengan kata lain, kalau tujuan pembelanjaan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan perlu menggunakan hutang. Hal ini disebabkan oleh sifat tax deductibility of interest payment, artinya pembayaran bunga merupakan pengurang pajak, namun demikian perusahaan tidak seharusnya menggunakan hutang dengan sebanyak-banyaknya.


Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan kerena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansiil perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam  menggunakan hutang, maka beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Hal itu juga berarti akan meningkatkan resiko finansiil, yaitu resiko saat perusahaan tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran-angsuran hutangnya.


Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata dan memaksimumkan nilai perusahaan (Bambang Riyanto, 1990:226). Sedangkan struktur modal yang optimal menurut Napa I. Awat dan Mulyadi (1995:34) adalah struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan dengan cara meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital).


Oleh karena itu, agar kondisi tersebut tercapai, maka perlu dipertimbangkan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal. Bambang Riyanto (1990:228) berpendapat bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah : (1) tingkat bunga; (2) stabilitas dari earning; (3) susunan dari aktiva; (4) kadar resiko dari aktiva; (5) besarnya jumlah modal yang dibutuhkan;


(6) keadaan pasar modal; (7) sifat manajemen; (8) besarnya suatu perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (1999:35), variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah : (1) tingkat pertumbuhan penjualan; (2) stabilitas arus kas; (3) karakteristik industri; (4) struktur aktiva; (5) sikap manajemen; (6) sikap pemberi pinjaman. Sedangkan menurut Weston dan Brigham (1998:174), mengatakan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah :


(1) stabilitas penjualan; (2) struktur aktiva; (3) leverage operasi; (4) tingkat pertumbuhan; (5) profitabilitas; (6) pajak; (7) pengendalian; (8) sikap manajemen;


(9) sikap pemberi pinjaman; (10) kondisi pasar; (11) kondisi internal perusahaan; (12) fleksibilitas keuangan.



Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Weston dan Copeland (1999:35) pertumbuhan penjualan merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal. Brigham dan Houston (2001:39) juga mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Penelitian empiris oleh Krishnan (1996), Badhuri (2002), Moh'd (1998), dan Majumdar (1999) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan (growth of sales) merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.


Semakin tinggi struktur aktiva maka semakin tinggi struktur modalnya berarti semakin besar aktiva tetap yang dapat dijadikan agunan hutang oleh perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah struktur aktiva dari suatu perusahaan, semakin rendah kemampuan dari perusahaan tersebut untuk dapat menjamin hutang jangka panjangnya. Hal ini sesuai dengan teori Weston dan Brigham (1997:713), bahwa perusahaan yang memiliki aktiva sebagai agunan hutang cenderung akan menggunakan hutang dalam jumlah yang lebih besar. Aktiva yang dimaksud sebagai jaminan atas hutang adalah aktiva tetap (fixed assets).


Profitabilitas juga merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal. Dalam penelitian ini kemampulabaan diwakili oleh Return On Assets (ROA), yaitu dengan membandingkan laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (1998:713), perusahaan dengan tingkat return on assets yang tinggi, umumnya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini disebabkan dengan return on assets yang tinggi tersebut, memungkinkan bagi perusahaan melakukan permodalan dengan laba ditahan saja. Akan tetapi tidak itu saja, asumsi yang lain mengatakan dengan return on assets yang tinggi, berarti bahwa laba bersih yang dimiliki perusahaan tinggi, maka apabila perusahaan menggunakan hutang yang besar tidak akan berpengaruh terhadap struktur modal, karena kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tetap juga tinggi.


Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini juga pernah dilakukan penelitian empiris oleh Krishnan (1996), Badhuri (2002), Moh'd (1998), dan Majumdar (1999) yang mununjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.


Rasio hutang atau juga disebut dengan debt ratio mengukur persentasi kebutuhan modal yang dibelanjai dengan hutang (Abas Kartadinata, 1999:57). Meningkatnya rasio hutang berarti bahwa kegiatan operasional perusahaan lebih banyak diperoleh dari hutang. Asumsi itu menguatkan pendapat bahwa kenaikan atau penurunan rasio hutang akan berpengaruh pada komposisi struktur modal.


Leasing juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal. Hal ini sesuai dengan pengertian bahwa, ukuran yang digunakan dalam perhitungan intensitas leasing sesuai dengan data yang terdapat dalam neraca, adalah dengan menggunakan rasio leasing yaitu rasio hutang leasing terhadap total aktiva atau finance lease to total assets (Mehran, Taggart dan Yermarc, 1999). Rasio ini mengukur sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan leasing sebagai sumber pembiayaannya. Ini berarti bahwa, semakin tinggi rasio leasing maka semakin besar proporsi leasing dalam membiayai aktiva perusahaan atau dengan kata lain bahwa kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya banyak terpenuhi dari sumber pembiayaan dengan cara leasing.


Deloof dan Verschueren, pada tahun 1999 telah mengadakan penelitian tentang hubungan leasing dan hutang (jangka panjang), apakah merupakan substitusi? Penelitian tersebut berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang antara lain dilakukan oleh Ang dan Peterson (1984). Mereka meneliti sampel sebanyak 600 perusahaan besar di Amerika Serikat dengan periode pengamatan tahun 1976 sampai dengan tahun 1981. Hasil penelitiannya adalah bahwa leasing dan hutang merupakan komplemen.


Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah : (1) pertumbuhan penjualan; (2) struktur aktiva; (3) profitabilitas; (4) rasio hutang; dan (5) rasio leasing. Variabel-variabel tersebut diambil dari PT. Astra International, Tbk yang listing di Bursa Efek Jakarta. Sebuah perusahaan publik yang memiliki enam bidang usaha, yaitu Divisi Otomotif, Divisi Jasa Keuangan, Divisi Alat Berat, Divisi Agribisnis, Divisi Teknologi Informasi, dan Divisi Infrastruktur. PT. Astra International, Tbk berdomisili di Jakarta, Indonesia dengan kantor pusat berlokasi di Jalan Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1957. Dalam menjalankan usahanya, Perseroan ini menggunakan komposisi struktur modal yang terdiri dari hutang bank jangka panjang, obligasi, saham preferen, saham biasa, laba ditahan, dan leasing, dengan komposisi struktur modal seperti itu efektifitas perusahaan dalam menyediakan dana untuk operasional perusahaan dapat terpenuhi.


Alasan mengambil obyek penelitian pada perusahaan ini adalah karena PT. Astra International, Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bersifat non siklikal, dalam arti bahwa sektor industri ini lebih stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh musim ataupun perubahan kondisi perekonomian seperti inflasi. Oleh karena itu, pada penelitian ini diambil judul " Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal " (Studi Pada PT. Astra International, Tbk yang listing di Bursa Efek Jakarta).


1.2. PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :




  1. Apakah variabel-variabel pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, profitabilitas, rasio hutang, dan rasio leasing berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal PT. Astra International, Tbk yang listing di Bursa Efek Jakarta?

  2. Apakah variabel-variabel pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, profitabilitas, rasio hutang, dan rasio leasing berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal PT. Astra International, Tbk yang listing di Bursa Efek Jakarta?

  3. Dari kelima variabel di atas, variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap struktur modal PT. Astra International, Tbk yang listing di Bursa Efek Jakarta?


Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi pada PT. Astra International, Tbk di Bursa Efek Jakarta, Periode Penelitian Tahun 2002-2005) 4.5 5 Win Solution 24 April 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga set...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive