PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI, KULTUR ORGANISASI, DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan Rokok Yang Berada Di Malang)

 On 25 April 2009  


BAB I


PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Permasalahan


Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekumpulan orang mempunyai tujuan yaitu mendapatkan keuntungan. Supaya tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai maka harus didasari dengan perencanaan yang matang, baik perencanaan mengenai kegiatan operasional, pengalokasian sumberdaya yang terbatas, dan perencanaan keuangan.


Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah masalah penganggaran. Menurut Yuwono (1999) anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan dimasa datang yang mengidentifikasi kegiatan untuk mencapai tujuan.  Penentuan anggaran merupakan bagian penting dari siklus perencanaan, tindakan dan pengendalian manajemen. Hal tersebut karena pada saat penyusunan anggaran terjadi penetapan kriteria-kriteria tertentu yang merupakan wujud dari pencapaian tujuan perusahaan.


Dalam proses penganggaran partisipatif, manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management) turut terlibat. Menurut (Anthony dkk, 1992 dalam Wijayanti,2002) partisipasi bawahan dalam penentuan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi manajerial, karena dari anggaran yang disusun dengan partisipasi bawahan akan menghasilkan pertukaran informasi yang efektif. Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran kemungkinan juga dapat mempengaruhi kinerja manajerial, karena dengan adanya partisipasi bawahan dalam menyusun anggaran, maka bawahan merasa terlibat dan harus bertanggung jawab pada pelaksanaan anggaran. Sehingga diharapkan bawahan dapat melaksanakan anggaran dengan lebih baik dan pada akhirnya bisa meningkatkan kinerja manajerialnya.


Hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dalam empat dasawarsa belakangan ini merupakan bidang penelitian yang banyak mengalami perdebatan, sehingga menarik minat para peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hubungan tersebut (Argyris, 1952; Milani, 1975; Kenis, 1979; Brownell, 1981, 1982b; Brownell dan McInnes, 1986; dan Birnberg et al.,1990). Hasil yang diperoleh dari penelitian mereka menunjukkan bahwa hubungan diantara keduanya tidak dapat disimpulkan secara konklusif.


Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bass dan Leavitt (1963); Schuler dan Kim (1976); Brownell (1982b); Brownell dan McInnes (1986) menemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang berbeda dihasilkan oleh Milani (1975); Kenis (1979); dan Riyanto (1996). Hasil pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan di antara keduanya, bahkan beberapa penelitian (Sterdy, 1960; Bryan dan Locke, 1967) melaporkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut bertolak belakang atau negatif.


Di Indonesia penelitian mengenai anggaran partisipatif dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial dilakukan oleh Supomo dan Indriantoro (1998) dengan menggunakan sampel 79 perusahaan manufaktur di BEJ. Penelitian tersebut menggunakan interaksi antara struktur organisasional dan kultur organisasional sebagai variabel moderasinya.


Poerwati (2002) melakukan studi tentang hubungan anggaran partisipatif, budaya organisasi, motivasi dan kinerja manajerial pada 700 manajer dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek. Penelitian tersebut menggunakan variabel budaya organisasi dan motivasi sebagai variabel moderating.


Studi lain mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial juga dilakukan oleh Riyadi (2000), dengan menggunakan motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel moderat yang dilakukan pada 340 manajer perusahaan manufaktur di Jawa Timur.


Namun hasil dari penelitian-penelitian tersebut tidak konsisten, hal itu disinyalir karena tidak ada hubungan langsung yang sederhana antara partisipasi dalam penyusunan anggaran  dengan kinerja manajerial (Gul dkk, 1995 dalam Riyadi 2000). Govindarajan, 1986 dalam Riyadi, 2000 mengemukakan untuk menyelesaikan perbedaan dari hasil penelitian tersebut, dapat dilakukan dengan pendekatan kontijensi (contingency approach). Pendekatan ini memberikan gagasan bahwa sifat hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mungkin berbeda satu situasi dengan situasi yang lain. Pendekatan ini secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial (Riyadi, 1998).


Dari latar belakang dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk membuat studi mengenai hubungan partisipasi dengan kinerja manajerial dengan judul: "Pengaruh Penganggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Struktur Organisasi, Kultur Organisasi dan Motivasi Sebagai Variabel Moderating ( Studi Pada Perusahaan Rokok Yang Berada Di Malang).



1.2. Motivasi Penelitian


Penelitian mengenai penganggaran partisipatif dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial telah dilakukan oleh Supomo dan Indriantoro (1998) dengan menggunakan struktur organisasional dan kultur organisasional sebagai variabel moderating. Namun, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak mempengaruhi secara langsung terhadap kinerja manajerial. Poerwati (2002) juga memperoleh hasil penelitian yang sama mengenai pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial. Studi yang dilakukan oleh Poerwati (2002) menggunakan variabel budaya organisasi dan motivasi sebagai variabel moderating.


Studi ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Supomo dan Indriantoro (1998) dan Poerwati (2002). Studi ini menggabungkan variabel moderasi dari kedua penelitian tersebut dengan adanya pengharapan bahwa dengan adanya faktor struktur organisasi, kultur organisasi dan motivasi dalam penganggaran partisipatif, maka tujuan untuk meningkatkan kinerja manajerial dapat tercapai.



1.3. Perumusan Masalah


Berdasar uraian latar belakang pada sub-bab sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:




  1. Apakah penganggaran partisipatif berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

  2. Apakah pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial dimoderasi oleh struktur organisasi?

  3. Apakah pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial dimoderasi oleh budaya organisasi?

  4. Apakah pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial dimoderasi oleh motivasi?


PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI, KULTUR ORGANISASI, DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan Rokok Yang Berada Di Malang) 4.5 5 Win Solution 25 April 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekumpulan orang mempu...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive