BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konsepsi dan pelaksanaan pembangunan sering adanya masalah yang merupakan dua kutub yang bertentangan yaitu antara pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia yang semakin baik. Di negara-negara yang sedang berkembang dimana terdapat "labour surplus economy", modal pembangunan tidak dapat digantungkan hanya pada tersedia atau kemungkinan tersedianya dana investasi. Sebagai modal pokok pembangunan, maka beberapa konsep mengenai tenaga kerja perlu ditinjau kembali, diantaranya adalah konsep mengenai angkatan kerja, pengangguran dan lain-lain.
Salah satu indikator yang terpenting didalam menilai perkembangan ekonomi adalah struktur pekerja, keseimbangan tenaga kerja di sektor-sektor produksi riil, pertanian, pertambangan, industri dan bangunan. Dan tak lupa dalam sektor industri juga ikut serta dalam menentukan perkembangan ekonomi. Dalam hal ini adanya peranan wanita dalam ketenagakerjaan sangatlah penting, ini dilakukan agar wanita dapat pula menciptakan dan memanfaatkan seluas-luasnya kesempatan kerja guna mengembangkan kemampuannya dalam memberikan kontribusi dalam pendapatan keluarga, dalam pembangunan dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja wanita merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan nasional. Data statistik tahun 2005 menunjukkan bahwa komposisi wanita dalam jumlah penduduk Indonesia adalah 50,2%, lebih besar dari komposisi penduduk laki-laki. Namun jumlah yang besar itu belum memberikan jaminan bahwa wanita bisa berperan sama besar dengan pria.
Secara mutlak dinyatakan bahwa wanita mempunyai hak sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan. Namun, partisipasi wanita dalam pembangunan diharapkan tidak mengurangi peranannya dalam pembinaan keluarga sejahtera dan membina generasi muda khususnya dalam rangka pembinaan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Dalam rangka itu, maka perlu adanya peningkatan taraf pendidikan dan ketrampilan wanita serta kesempatan kerja bagi mereka sehingga dapat meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita yang imbasnya adalah meningkatnya peran serta mereka dalam pembangunan bangsa. Diharapkan dengan meningkatnya partisipasi wanita dalam angkatan kerja akan mengurangi tingkat pengangguran dan secara tidak langsung akan menambah pendapatan keluarga dan meningkatkan pembangunan ekonomi nasional.
Propinsi Kalimantan Selatan dengan penduduk yang berjumlah 3.063.500 jiwa pada tahun 2005 dengan komposisi wanita sebesar 50,5% merupakan asset pembangunan yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan peran serta wanita dalam pelaksanaan pembangunan dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan kebijakan yang konsisten dan terpadu. Untuk membuat kebijakan yang tepat maka diperlukan keterangan dan data yang cukup mengenai format tenaga kerja wanita di Kalimantan Selatan.
1.2 Perumusan Masalah
Arah perkembangan angkatan kerja tentunya akan sesuai dengan perkembangan penduduk itu sendiri. Berikut adalah perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita untuk semua golongan umur pada tahun 1996 sampai dengan 2005 di Propinsi Kalimantan Selatan.
Tabel 1.1
Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Wanita
untuk semua Golongan Umur di Kalimantan Selatan
Tahun 1996- 2005
Tahun | TPAK Wanita |
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 | 44,33 45,91 46,44 47,50 49,08 50,67 52,25 55,42 54,10 57,62 |
Sumber : BPS Propinsi Kal-Sel
Pada tabel diatas, tingkat partisipasi angkatan kerja wanita setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2004 partisipasi wanita dalam angkatan kerja mengalami penurunan kurang lebih sebesar 1,32 % sedangkan pada tahun 2005 mengalami peningkatan yang berarti dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 3,5 %.
Berdasarkan data BPS pada tahun 2005 jumlah penduduk usia kerja atau penduduk yang berumur 15 tahun dan lebih mencapai 2,04 juta. Jumlah penduduk usia kerja wanita lebih besar daripada pria. Penduduk usia kerja pria sebanyak 993,5 ribu (48,7 %) dan wanita sebanyak 1.046 juta (51,3 %). Sedangkan pada jumlah angkatan kerja, angkatan kerja pria lebih besar dibandingkan wanita. Jumlah penduduk pria yang termasuk dalam angkatan kerja sebesar 58% sedang wanita 42%.
Tingkat partisipasi angkatan kerja baik pria maupun wanita di Kalimantan Selatan mengikuti pola umum yaitu, rendah pada usia muda (15 - 19), kemudian tinggi pada usia lebih tua (40 - 44) dan menurun pada usia 55 tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2005 (%)
Kelompok Umur | Pria | Wanita | Jumlah |
15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 + | 50,80 86,40 95,70 98,20 98,20 98,50 96,80 94,40 86,60 64,40 | 36,10 50,70 51,30 58,80 65,90 68,50 65,70 66,30 62,30 40,50 | 43,50 67,20 72,10 78,10 81,80 84,30 81,60 80,30 74,60 50,80 |
Kalimantan Selatan | 85,40 | 54,10 | 69,30 |
Sumber : BPS Propinsi Kal-Sel
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja secara keseluruhan mencapai 69,3 %. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pria mencapai 85,4 % sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita mencapai 54,1 %. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pria lebih tinggi bila dibandingkat dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita pada tiap kelompok umur.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang ada (variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan upah) terhadap TPAK?
2. Variabel apa yang dominan paling berpengaruh terhadap TPAK wanita di antara empat variabel yang ada (variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan upah)?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
Dengan berpedoman pada masalah penelitian ini bertujuan untuk :
- Mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
- Mengetahui faktor-faktor yang potensial berpartisipasi secara dominan pada Tingkat Parstisipasi Angkatan kerja Wanita di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi instansi-instansi terkait dalam rangka menetapkan kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan. Penelitian ini juga dapat sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini
No comments:
Post a Comment