BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri, yang dalam penggunaanya dana dapat dialokasikan sebagai suatu investasi, dimana investasi disini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, pemerintah Indonesia beranggapan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor yang produktif dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat.
Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, Bapepam melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep,38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berhagai informasi yang berhuhungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep, 38/PM/1996 tentang laporan tahunan.
Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomi dan investasi, dimana informasi tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi investor mengenai kapan sebaiknya membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan bisa dijadikan cerminan kinerja perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan dasar dari penghitungan rasio-rasio keuangan untuk menilai keadaan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan di masa mendatang.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh investor dalam menganalisis surat berharga adalah dengan analisis fundamental, yaitu dengan melakukan:
- Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.
- Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis furdamental menyatakan bahwa investor bersifat rasional dalam mengambil keputusan investasi dalam saham. Investor berusaha untuk menghubungkan antara harga saham dengan kondisi perusahaan.
Investor perlu memiliki sejumlah informasi sebelum melakukan transaksi dipasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih. Salah satu informasi tersebut adalah informasi akuntansi. Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akuntansi yang memberikan analisis rasio keuntungan bersih per lembar saham yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang sering dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Sedangkan untuk pengelompokkan saham dan penentuan harga saham indikator yang banyak digunakan adalah Price Earning Ratio (PER), dimana pendekatan ini dilakukan dengan menentukan harga dan dari tiap rupiah pendapatan yang akan diterima.
Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan relative besar (Widoatmojo, 1996:84). Maksud dari penilaian itu sendiri adalah untuk memberikan estimasi mengenai tingkat pengembalian (return) dan tingkat risiko bagi investor. Bentuk dari estimasi ini adalah dengan melihat indikator Return on Equity (ROE), dimana akan memberikan informasi tentang tingkat hasil investasi perusahaan yang akan dipilih sebagai pilihan investasi.
Industri farmasi di Indonesia selama 30 tahun terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan jika dilihat dari sudut pandang dunia. Pasar farmasi Indonesia pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 15 triliun, berada di bawah satu persen dari pasar farmasi dunia. Oleh sebab itu, di dunia farmasi Indonesia masih belum mendapatkan perhatian yang besar dari perusahaan multinasional.
Pada tahun 2004-2005 pasar farmasi tumbuh sekitar 20 persen. Total jumlah produsen farmasi adalah 198 pabrik yang terdiri dari 4 BUMN, 31 PMA, dan sisanya adalah PMDN. Dari jumlah ini, sebanyak 60 pabrik obat menguasai lebih dari 80 persen total pasar, sedangkan sisanya 20 persen diperebutkan 140 pabrik.
Konsumsi obat perkapita di Indonesia memang sangat rendah, bahkan termasuk yang paling rendah di Asia. Data dari WHO tahun 1996 menunjukkan angka USD 5, jauh di bawah Malaysia yang USD 12 atau Singapura yang USD 42. Hal ini mengakibatkan semakin terpuruknya industri farmasi Indonesia, terutama dalam hal profitabilitas, dan likuiditasnya.
Sejak 3 tahun terakhir, bangsa Indonesia secara beruntun ditimpa bencana yang cukup dahsyat. Mulai dari tsunami, gunung meletus, banjir, longsor, kecelakaan transportasi, hingga banyaknya kasus penderita flu burung. Dalam hal ini, seakan-akan obat sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia.
Berdasarkan kasus di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang kinerja perusahaan farmasi di Indonesia saat ini. Peneliti ingin mengetahui apakah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Return on Equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Untuk maksud tersebut, maka penelitian ini mengambil judul:
"Analisis Pengaruh EPS (Earning Per Share), PER (Price Earning Ratio) dan ROE (Return On Equity) Terhadap Harga Saham". Studi Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2002-2005.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
- Apakah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara nyata (signifikan), baik secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial (individual) terhadap harga saham.
- Dari variabel Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER,), dan Return on Equity (ROE) yang diteliti tersebut, ingin diketahui variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap harga saham.
No comments:
Post a Comment