ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Di Pasar Pandaan)

 On 22 April 2009  


BAB I


PENDAHULUAN


1. Latar Belakang


Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus dapat memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal ditujukan mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, berkeadilan, sejahtera, maju, mandiri, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Dengan demikian, membangun kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya merupakan agenda pembangunan yang penting dan strategis.


Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk pembangunan kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya tidak mungkin berlangsung tanpa didukung oleh stabilitas politik dan keamanan serta berlangsungnya proses perwujudan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih. Bagi bangsa Indonesia yang majemuk, keragaman budaya patut disyukuri sebagai kekayaan dan kebanggaan bangsa. Akan tetapi, keragaman budaya juga dapat merupakan potensi yang mengancam keutuhan bangsa dan negara terutama ketika perubahan-perubahan internal dan eksternal yang terjadi dengan cepat tidak diikuti dengan perubahan perilaku, sistem serta kebijakan yang tanggap terhadap perubahan-perubahan tersebut.


Tidak dapat dipungkiri, bahwa ada sebagian masyarakat yang tertinggal atau ditinggalkan, akibatnya, terjadi berbagai kesenjangan yang rentan terhadap terjadinya konflik sosial, disintegrasi, marjinalisasi yang pada gilirannya mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai permasalahan sosial yang selama ini tidak terlihat muncul ke permukaan akibat ketidakpuasan yang semakin meningkat semenjak krisis ekonomi. Krisis ekonomi berdampak pada meningkatnya angka pengangguran dan membengkaknya jumlah penduduk miskin. Akibatnya, derajat kesehatan dan gizi masyarakat menurun drastis. Gejala itu bahkan menguat dengan terdapatnya indikasi kasus gizi buruk pada kelompok umur bawah lima tahun yang dapat mengakibatkan timbulnya generasi yang rendah kualitasnya.


Krisis ekonomi juga mengakibatkan makin banyak penduduk yang tidak mampu menjangkau pendidikan. Masalah lain yang dihadapi dalam bidang pendidikan adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pengembangan pribadi dan watak peserta didik yang berakibat hilangnya kepribadian dan kesadaran akan makna dan hakiki kehidupan. Mata pelajaran yang berorientasi akhlak dan moralitas serta pendidikan agama kurang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pengamalan sehingga tidak tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Masyarakat cenderung tidak memiliki kepekaan yang cukup untuk membangun toleransi, kebersamaan, khususnya dengan menyadari keberadaan masyarakat yang majemuk. Selain itu, lemahnya pendidikan juga berakibat pada lemahnya pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga belum dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang pada gilirannya menjadi hambatan dalam menghadapi kerjasama dan persaingan global.


Berbicara tentang sektor perdagangan, maka kita tidak dapat lepas dari komunitas pedagang sebagai pelakunya, yang kemudian salah satunya lebih dikenal dengan sebutan Pedagang Kaki Lima (PKL), yaitu mereka yang bekerja dengan memanfaatkan situasi, tempat dan keramaian yaitu dengan berjualan ditrotoar jalan atau ditempat umum lainnya.


Sektor informal merupakan unit usaha kecil maka modal yang diperlukan juga kecil bahkan sistem pengolahannya sangat sederhana. Meskipun dengan modal kecil tersebut orang-orang yang bekerja di sektor informal mampu mempertahankan hidupnya. Pedagang kaki lima merupakan salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sulitnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi anggota masyarakat yang berpendidikan rendah dengan pengalaman serta ketrampilan yang sangat terbatas.


Perkembangan pedagang kali lima dari waktu kewaktu sangat pesat jumlahnya, karena pedagang kali lima ini dapat lebih mudah untuk di jumpai oleh konsumennya dari pada pedagang resmi yang kebanyakan  bertempat tetap. Sehingga konsumen dimudahkan untuk memenuhi kebutuhan untuk barang-barang eceran.


Situasi tempat dan keramaian dapat dimanfaatkan untuk mencari rejeki halal sebagai pedagang kaki lima misalnya makanan dengan memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal untuk mencari ataupun menambah penghasilan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa sektor informal pedagang kaki lima mempunyai peranan yang besar untuk meningkatkan perekonomian terutama masyarakat ekonomi lemah dan sektor ini  juga menyerap tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang relatif minim.


Pedagang Kaki Lima (PKL) selalu memanfaatkan tempat-tempat yang senantiasa dipandang profit misalkan pusat kota, alun-alun, tempat keramaian hingga tempat-tempat yang nilai berpotensi untuk menjadi objek wisata. Mereka hanya berfikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk mencari nafkah tanpa mempedulikan hal-hal lain. Dibalik kehadiran para pedagang kaki lima tersebut ternyata dapat memberikan manfaat yang positif dan manfaat yang kurang menguntungkan. Manfaat yang positif mungkin dirasakan oleh masyarakat kelas ekonomi rendah karena mereka dapat memperoleh barang dengan harga yang terjangkau.


Pedagang Kaki Lima di Pasar Besar Pandaan hingga tahun 2005 mencapai jumlah 164 pedagang yang menjual berbagai jenis barang, antara lain makanan, minuman, pakaian, buah, sayur dan lain sebagainya. Antara pedagang yang satu dengan pedagang lainnya mempunyai modal yang berbeda, jam kerja berbeda, lama usaha yang berbeda dan jenis barang dagangan yang berbeda pula. Perbedaan tersebut sudah barang tentu akan memberikan hasil yang berbeda pula terhadap pendapatan yang diperoleh oleh masing-masing pedagang. Misalnya antara pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman akan berbeda penghasilannya dengan pedagang sayur atau pedagang buah, demikian pula dengan pedagang kaki lima lainnya.


Berangkat dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan kajian dengan mengambil judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Di Pasar Pandaan)



2. Permasalahan


Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:


2.1 Seberapa besar pengaruh modal, jam kerja, lama usaha, jenis barang dagangan terhadap pendapatan bersih Pedagang Kaki Lima di Pasar Besar Pandaan  secara bersama-sama?


2.2 Di antara variabel modal, jam kerja, lama usaha, jenis barang dagangan terhadap pendapatan bersih Pedagang Kaki Lima variabel manakah yang dominan mempengaruhi pendapatan besih Pedagang Kaki Lima di Pasar Besar Pandaan?



3. Tujuan Penelitian


3.1 Menjelaskan pengaruh pengaruh modal, jam kerja, lama usaha, jenis barang dagangan terhadap pendapatan bersih Pedagang Kaki Lima di Pasar Besar Pandaan


3.2 Untuk menganalisis pengaruh modal, jam kerja, lama usaha, jenis barang dagangan terhadap pendapatan bersih Pedagang Kaki Lima di Pasar Besar Pandaan


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Di Pasar Pandaan) 4.5 5 Win Solution 22 April 2009 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakuka...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive