ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PADA INDUSTRI BANK UMUM DI INDONESIA

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan besarnya biaya transaksi pada harga kredit bank umum di Indonesia antara periode sebelum dan sesudah krisis (1991 - 2005). Disamping itu, penelitian ini juga ingin mengetahui variabel yang mendominasi proporsi besarnya biaya transaksi bank umum tersebut. Variabel biaya transaksi ini terdiri dari biaya overhead, margin keuntungan dan premi resiko. Hasil uji statistik masing-masing variabel biaya transaksi memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah krisis. Perbedaan ini terlihat dari semakin meningkatnya biaya overhead dan premi resiko serta menurunnya margin keuntungan bank. Naiknya biaya overhead mengindikasikan peningkatan biaya operasional bank untuk melakukan pengawasan (monitoring cost) sebagai akibat dari meningkatnya moral hazard dalam transaksi kredit. Premi resiko yang naik menandakan uncertainty dalam transaksi kredit yang semakin meningkat. Turunnya margin keuntungan mengindikasikan bank semakin sulit menghasilkan laba atas investasi kreditnya terutama pada saat krisis terjadi. Pada periode sebelum krisis nilai biaya transaksi pada harga kredit 10 bank umum hampir setara. Sedangkan sesudah krisis nilai biaya transaksi cenderung fluktuatif antara bank satu dengan bank lain. Ini mengindikasikan asymmetric information yang dihadapi industri perbankan sesudah krisis semakin meningkat dibandingkan sebelum krisis.

Variabel biaya overhead mendominasi proporsi besarnya biaya transaksi pada harga kredit perbankan baik pada periode sebelum dan sesudah krisis. Dominasi proporsi biaya overhead sebelum krisis disebabkan oleh penyaluran kredit yang besar pada masa itu. Sedangkan pada periode sesudah krisis lebih disebabkan oleh meningkatnya biaya penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang terjadi saat krisis.

Kata kunci: Biaya Transaksi, Adverse Selection, Moral Hazard, Ex Post Costs