KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI DASAR DALAM PENGHITUNGAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM APJ MADIUN)

 On 24 April 2009  


BAB I


PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang


Era globalisasi menyebabkan semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaaan, baik yang bergerak dalam bidang industri, jasa maupun perdagangan. Untuk itu setiap perusahaan harus mempersiapkan suatu strategi yang mengutamakan tujuan jangka panjang. Hal ini dapat dilaksanakan jika perusahaan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Karena lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan, yang meliputi kondisi perekonomian, politik, sosial budaya, demografi dan teknologi (Supriyono, 1994:4).


Teknologi merupakan faktor utama penyebab globalisasi. Karena dengan teknologi maju memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan informasi multidimensi yang siap untuk diakses dan dianalisis oleh pemakai informasi. Namun dengan adanya kemajuan teknologi informasi, perusahaan juga harus siap dengan konsekuensinya, dimana hal itu menyebabkan sistem akuntansi biaya dan akuntansi manajemen konvensional tidak lagi relevan untuk digunakan. Sehingga diperlukan suatu sistem akuntansi biaya dan akuntansi manajemen baru yang mampu untuk mengumpulkan, mengolah dan menghasilkan informasi yang relevan seiring dengan perkembangan teknologi.


Pergeseran paradigma manajemen sekarang ini sedang berlansung, dan belum mapan, dan kemungkinan tidak akan pernah mencapai kemapanan, karena perubahan yang berlangsung secara berkelanjutan. Berbagai konsep, metode, aturan yang pernah menjanjikan sukses di masa lalu, dalam masa demikian tidak lagi cocok dengan lingkungan bisnis yang telah mengalami perubahan. Banyak konsep dan metode akuntansi biaya yang dikembangkan di masa lalu, tidak lagi cocok jika diterapkan dalam lingkungan bisnis sekarang ini.


Akuntansi biaya dalam manajemen kontemporer tidak hanya diharapkan mampu mencatat biaya sebagaimana adanya, namun dituntut untuk memotivasi manajemen dan karyawan di dalam melakukan pengurangan biaya (cost reduction) agar perusahaan mampu menghasilkan produk/jasa secara cost effective. Apa yang terbaik dapat dilakukan oleh akuntansi biaya dalam lingkungan bisnis global? Yang pertama adalah memfokuskan kegiatan pengolahan informasinya untuk memenuhi kebutuhan customer. Kedua, menyediakan informasi biaya yang memungkinkan manajemen dan karyawan untuk mengelola aktivitas, sehingga manajemen terdorong untuk melakukan improvement, berkelanjutan terhadap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk/jasa, sehingga mampu menghasilkan keluaran secara cost effective.


Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan akuntansi biaya dan akuntansi manajemen konvensional tersebut dengan adanya pergeseran paradigma manajemen sekarang ini dan perkembangan teknologi informasi, maka akuntansi biaya telah mengalami perubahan radikal. Jika dalam teknologi manual  keluaran akuntansi biaya dimanfaatkan secara terbatas oleh manajemen puncak, dalam jaman teknologi informasi sekarang ini, shared database menjadi enabler bagi karyawan untuk melakukan pengambilan keputusan berkualitas atas biaya yang menjadi tanggung jawab mereka. Lebih lanjut, informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi biaya tidak hanya terbatas untuk penentuan kos produk (product costing), namun meluas untuk penyediaan informasi (informing) bagi personel organisasi dan pemberdayaan (empowering) mereka dalam pengelolaaan aktivitas. Hanya melalui pengelolaan aktivitas biaya dapat berkurang dalam jumlah yang signifikan dan berjangka panjang, sehingga diperlukan sistem akuntansi biaya yang berbasis aktivitas dengan Activity Based Costing System (ABC System). Menurut Mulyadi (2003:51) Activity Based Costing System (ABC System) adalah: "sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas".


Pada awal perkembangannya, ABC System dimanfaatkan untuk memperbaiki kecermatan perhitungan kos produk dalam perusahaan-perusahaan manufaktur saja yang menghasilkan banyak produk, tapi pada perkembangan selanjutnya ABC System tidak lagi terbatas pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi kos produk yang akurat di dalam perusahaan manufaktur saja, namun sekarang meluas pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa, ABC System juga sebagai sistem informasi untuk memotivasi personel dalam melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk jasa/jasa bagi customer. Semua jenis perusahaan sekarang dapat memanfaatkan ABC System sebagai sustem akuntansi biaya, baik untuk tujuan pengurangan biaya (cost reduction) maupun untuk penghitungan kos produk/jasa yang akurat.


PT. PLN (Persero) merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perseroan yang bergerak dibidang jasa pelayanan listrik. PT. PLN (Persero) tidak memproduksi barang melainkan memberikan pelayanan jasa kepada pelanggan yang memerlukan tenaga listrik, pengelolaan pelanggan, peningkatan mutu dan keandalan serta efisiensi untuk menjamin pencapaian target pendapatan dan peningkatan kepuasan pelanggan serta merupakan satu-satunya perusahaan yang diberi wewenang dari pemerintah untuk merencanakan, membangun, membangkitkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh wilayah Indonesia. Aplikasi Cost Accounting PT. PLN (Persero) didesign untuk penggunaan diseluruh unit lingkungan PT. PLN (Persero) dimana setiap data alokasi yang dihasilkan pada satuan Unit RE-1 akan dikonsolidasikan kesatuan unit RE-2 setelah adanya alokasi kantor Induk maupun kantor pusat. Dengan adanya  konsep konsolidasi ini dan perkembangan bisnis di sektor ketenagalistrikan serta efisiensi untuk menjamin pencapaian target pendapatan dengan pengendalian aktivitas biaya  maka diperlukan Cost Accounting yang berbasis Activity Based Costing System (ABC System). Ada 3 tahapan pengalokasian didalam pengolahan data biaya yang bebasis aktivitas tersebut, yaitu :


1. Alokasi biaya



Media data entry yang berfungsi untuk mengalokasikan setiap biaya yang muncul dari hasil input sistem general ledger. Dalam alokasi ini setiap biaya yang muncul harus diidentifikasi kategorinya apakah sebagai biaya langsung/tidak langsung serta menyebut aktivitas dan cost object yang terkait dengan alokasi biaya tersebut.


2. Alokasi aktivitas



Media yang berfungsi untuk mendefinisikan nilai-nilai cost driver yang akan dijadikan dasar dalam pengalokasian biaya tidak langsung dari cost pool ke aktivitas. Parameter angka cost driver bersifat konstan dalam satu kurun waktu periode tahunan.


3. Alokasi cost object



Media yang berfungsi untuk mendefinisikan nilai-nilai activity driver yang akan dijadikan dasar dalam pengalokasian biaya tidak langsung dari aktivitas ke cost object. Parameter angka activity driver bersifat konstan dalam satu kurun waktu periode bulanan, oleh karenanya angka ini harus diinput setiap bulannya setelah diperoleh nilai fisik atas driver yang bersangkutan. Dari pengalokasian biaya-biaya berdasarkan aktivitas biaya tersebut akan dihasilkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) yang merupakan cost object pada PT. PLN (Persero) yang akan menjadi output data yang akan ditransfer ke unit ketenagalistrikan lainya.


Terdapat 4 tipe industri ketenagalistrikan pada PT. PLN (Persero) yaitu :


a. Pembangkitan


b. Transmisi


c. Distribusi


d. Retail



Masing-masing industri ketenagalistrikan merupakan suatu kegiatan usaha yang sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap industri menghasilkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) yang menjadi dasar dalam penentuan harga jual ke tipe industri lainnya. Alokasi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dari satu tipe industri ke tipe industri yang lain dalam sektor ketenagalistrikan merupakan transfer price yang akan menjadi beban bagi tipe industri yang teralokasi.


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih judul :


"KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI DASAR DALAM PENGHITUNGAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM APJ MADIUN)."



1.2. Perumusan Masalah


Dengan melihat latar belakang dan permasalahannya, maka perumusan masalah yang dikemukakan disini adalah :




  1. Bagaimana penerapan ABC System di dalam pengolahan data biaya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jatim APJ Madiun ?

  2. Bagaimana perhitungan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) yang berdasarkan ABC System yang merupakan Kos produk/jasa ?


KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI DASAR DALAM PENGHITUNGAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM APJ MADIUN) 4.5 5 Win Solution 24 April 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaaan, baik yang berger...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive