EVALUASI STRATEGI PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASIONAL 8 SURABAYA

 On 24 April 2009  


BAB I


PENDAHULUAN



1.1.  Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis meningkat dengan pesat saat ini terutama pada sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa segala aktivitas kita tidak bisa lepas dari sektor jasa transportasi, telekomunikasi, jasa finansial, hiburan, kesehatan dan sebagainya. Perkembangan ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan sektor jasa. Salah satu sektor jasa yang mengalami perkembangan adalah sektor transportasi.


Transportasi merupakan sarana perkembangan yang penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang sebagai akibat meningkatnya perkembangan penduduk dan pengembangan pemukiman yang semakin luas. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka perlu adanya penyediaan jasa transportasi yang makin meningkat baik jumlah maupun kualitas yang mencakup keamanan, kenyamanan, tepat waktu dan efisien. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa transportasi maka semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang tranportasi sehingga akan meningkatkan pula persaingan dalam bidang transportasi. Oleh karena itu setiap perusahaan yang bergerak di dalamnya harus memiliki strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan.


Kereta api merupakan transportasi dengan multi keunggulan komparatif seperti hemat bahan bakar, energi, rendah polusi, bersifat massal, adaptif dengan tugas pokok dan fungsi mobilisasi arus penumpang dan barang di atas rel. (www.keretaapi.com, diakses 12 Agustus 2006).


Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki peran satrategi dalam ekonomi nasional. Sebagai salah satu moda transportasi yang strategis, penyelenggaraan angkutan kereta api dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dalam hal ini PT. Kereta Api (Persero). Sebagai badan penyelenggara tunggal jasa angkutan kereta api, PT. KA (Persero) dituntut untuk menyelenggarakan pengangkutan yang memperhatikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan penumpang.


Dalam kenyataannya, penyelenggaraan pengangkutan PT. KA (Persero) diwarnai oleh berbagai persoalan yang kompleks. Sementara selama PT. Kereta Api selaku pemegang hak otoritas dalam melakukan operasi perkeretaapian di Indonesia disinyalir masih belum memiliki sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu untuk menjamin keselamatan publik. Setelah dilakukan audit pada tubuh PT. KA, tiga hal yang dapat diambil adalah  regulasi, organisasi, sistem dan prosedur serta prasarana tidak mendukung terciptanya keselamatan publik. Audit yang dilakukan tersebut berdasarkan pada UU 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian, UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; UU No. 8 Tahun 1996 tentang perlindungan konsumen; PP 69 Tahun 1998 tentang prasarana dan sarana KA; PP 81 tahun 1998 tentang lalulintas & Angkutan KA serta Kepmen Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kerja. Padahal aspek keamanan tidak hanya berupa keamanan penumpang dalam perjalanan saja, tetapi juga mencakup  keamanan bagi masyarakat, dan aman bagi setiap pekerja Hal ini sangat riskan mengingat bahwa kereta api merupakan sarana transportasi umum yang banyak diminati daripada angkutan yang umum lainnya.


Faktor lain yang juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kereta api adalah tidak memadainya daya angkut kereta dibandingkan jumlah penumpang, sehingga seringkali menyebabkan penumpang nekat naik di atas gerbong kereta api. Kemudian sering terlambatnya jadwal datang dan keberangkatan kereta api menyebabkan penumpang menumpuk di stasiun, sehingga ketika kereta api datang mereka berebut untuk naik yang tidak menutup kemungkinan sering terjadi tindakan kriminal seperti pencopetan di daerah pintu masuk kereta api. Memang semuanya tidak seratus persen kesalahan PT. KA, namun hendaknya sebagai penyedia jasa angkutan tetap harus memperhatikan hal-hal seperti itu. Ditemukan pula oleh tim audit bahwa  dari sisi lingkungan dan pihak terkait, dinilai penerapan operasi KA telah ketinggalan zaman. Perubahan lingkungan masyarakat tidak diantisipasi dengan kapasitas daya dukung yang memadai. Tidak ada lembaga eksternal untuk cek dan ricek, serta tidak ada proses pembelajaran dari pihak terkait.


Pelayanan jasa PT. KA yang masih minim ini seringkali menjadi masalah bagi pengguna jasa kereta api baik pengguna jasa kereta kelas eksekutif, bisnis maupun ekonomi yang menyebabkan turunnya jumlah pengguna kereta api. Aspek operasional dan keselamatan angkutan kereta api juga mengundang keprihatinan. Frekuensi gangguan lok mogok, gangguan persinyalan serta telekomunikasi, tabrakan kereta api juga keterlambatan tiba maupun berangkat cenderung meningkat. Dalam persoalan keterlambatan berangkat dan tiba, kinerja PT. KA (Persero) juga masih memprihatinkan. Keterlambatan berangkat tiap kereta rata-rata mencapai 10 menit. Sementara keterlambatan tiba di stasiun rata-rata 62 menit. Dalam aspek pelayanan, selalu mengundang keluhan masyarakat pengguna jasa angkutan kereta api. Keluhan-keluhan mulai dari kondisi toilet di atas kereta api yang tidak bersih, juga mengenai rasa tidak nyaman dan tidak aman masyarakat dalam menggunakan jasa angkutan kereta api ekselutif, bisnis dan khususnya pada kereta api ekonomi karena pada hari-hari sibuk jumlah penumpang seringkali melebihi batas maksimal yang dapat ditampung gerbong kereta api, akibatnya penumpang penuh sesak dan saling berdesakan. Kemudian sistem penjualan tiket yang masih menghadapi berbagai kendala diantaranya masalah percaloan dapat menjadi salah satu faktor yang merugikan bagi PT. KA, yaitu dapat berupa menurunnya tingkat pengguna jasa kereta api. Dan tentu saja hal ini akan memberikan efek negatif bagi PT. KA untuk dapat bersaing dengan perusahaan moda lainnya, seperti bus, pesawat terbang, dan sebagainya. Sebagai BUMN yang berbentuk Persero, PT. KA memang berhak mencari keuntungan (profit oriented) dalam penyelenggaraan pengangkutan melalui kereta api komersial (eksekutif dan bisnis). Tetapi sebagai badan hukum publik, PT. KA juga berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas termasuk penumpang kelas ekonomi.


Penjelasan di atas menunjukkan bahwa antara perumusan strategi dengan implementasi strategi khususnya dalam hal pelayanan kepada konsumen yang dilakukan oleh PT. KA (Persero) masih tidak sesuai atau masih mengalami ketidakcocokan, sehingga hasil yang diperoleh masih belum optimal. Padahal antara strategi perusahaan dengan implementasi strategi harus sesuai sehingga tujuan yang tertuang dalam misi perusahaan dapat tercapai. Ketidaksesuaian antara strategi yang dirumuskan dengan implementasi merupakan salah satu akibat tidak tepatnya manajemen yang dilakukan. Menurut Pearce dan Robinson (2005: 3) manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang berkaitan dengan strategi.  Ketidasesuaian ini mempengaruhi tingkat pertumbuhan PT. KA (Persero) itu sendiri, yang secara otomatis juga berpengaruh pada tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan. Sehingga untuk meningkatkan jumlah konsumen yang menggunakan jasa transportasi kereta api, maka PT. KA (Persero) perlu melakukan evaluasi strategi yang telah diterapkan sebagai acuan dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen. Menurut Wheelen dan Hunger (2003: 384) pengendalian atau evaluasi memastikan bahwa perusahaan sedang mencapai apa yang telah ditetapkan untuk dicapai. Proses pengendalian membandingkan kinerja dengan hasil yang diinginkan dan memberi umpan balik yang diperlukan bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dan mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan.


Dari uraian di atas, maka penulis mengambil judul: "Evaluasi Strategi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya".



1.2.  Rumusan Masalah


Berbagai permasalahan yang dialami oleh PT. Kereta Api (Persero) khususnya dalam hal pelayanan kualitas jasa kepada konsumen merupakan salah satu dari ketidaksesuaian antara perumusan strategi dengan implementasi strategi yang dilakukan oleh PT. KA (Persero), selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal juga.


Oleh karena itu, masalah yang ingin diangkat dan dibahas adalah sebagai berikut:




  1. Bagaimana lingkungan internal dan eksternal mempengaruhi pelayanan jasa PT. Kereta Api?

  2. Bagaimana kesesuaian antara perencanaan dengan implementasi PT. Kereta Api dalam penyediaan fasilitas angkutan kereta api kelas eksekutif?

  3. Bagaimana strategi yang diterapkan oleh PT. Kereta Api dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen khususnya pada kereta kelas eksekutif?

  4. Bagaimana evaluasi strategi yang dilakukan oleh PT. Kereta Api dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen kereta kelas eksekutif?


EVALUASI STRATEGI PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASIONAL 8 SURABAYA 4.5 5 Win Solution 24 April 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1.  Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis meningkat dengan pesat saat ini terutama pada sektor jasa. Hal ini dapat ...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive