ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Di Desa Rambai Kaca Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera – Selatan)

 On 22 April 2009  


BAB I


PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan merupakan suatu usaha untuk melakukan perubahan terhadap keadaan untuk menjadi lebih baik, dimana usaha tersebut dilakukan secara terus-menerus. Pembangunan merupakan proses perombakan dalam struktur pembangunan ekonomi yang terdapat dalam suatu masyarakat sehingga membawa kemajuan yang lebih baik dalam arti meningkatkan taraf hidup rakyat maupun untuk menyempurnakan mutu kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia sebagai negara sedang berkembang dan melaksanakan proses pembangunan secara seimbang, yaitu; dimana pembangunan manusia yang seutuhnya lahir maupun batin, secara seimbang adil dan makmur.


Sebagai negara yang besar dalam jumlah penduduknya, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang besar pengaruhnya terhadap komposisi jumlah penduduk dunia. Berdasarkan data populasi penduduk dunia tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia sekitar 241.973.879 jiwa dengan kepadatan penduduk 126/Km. Dengan jumlah tersebut berarti Indonesia merupakan negara nomor empat terbesar didunia dalam hal jumlah penduduk setelah RRC 1.306.313.812 jiwa, India 1.080.264.388 jiwa dan Amerika 295.734.134 jiwa. (Wikipedia,2005).


Karakteristik umum negara-negara sedang berkembang ada 6 kategori  menurut Todaro (1995:115) menjelaskan bahwa :




  1. Tingkat hidup yang rendah.

  2. Tingkat produktivitas yang rendah.

  3. Pertumbuhan penduduk dan tanggungan beban yang tinggi.

  4. Tingkat pengangguran yang tinggi.

  5. Ketergantungan yang tinggi terhadap produk pertanian dan produk-produk pokok (primer) dan

  6. Dominasi ketergantungan dan sifat mudah terpengaruh (Vulnerable) dalam hubungan Internasional.


Jumlah penduduk Indonesia yang tinggi adalah masalah yang serius yang dapat menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi. Secara makro pertumbuhan ekonomi diusahakan lebih tinggi atau lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, dan sebagai faktor pembagi dalam menentukan pendapatan perkapita tiap-tiap penduduk, maka dari itu peranan pemerintah diharapkan agar dapat mengendalikan jumlah penduduk dengan menekankan pada angka pertumbuhan penduduk.


Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut belakangan ini menuntut tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi dan kabupaten/kota, untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan/wilayah dan produk andalannya.


Suatu dilema klasik yang agaknya selalu menjadikan tantangan negara sedang berkembang adalah antara menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai orientasi pembangunan nasional di satu pihak, atau menjadikan pemerataan dan pengentasan kemiskinan sebagai acuan pembangunan nasional mereka dilain pihak.


Tujuan pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan seutuhnya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiel dan spirituil. Sebagaimana telah diketahui bahwa program pembangunan ekonomi di Indonesia sampai pada pembangunan lima tahun (Pelita) V hingga VII lebih menitik beratkan pada sektor industri, dimana dalam proses pembangunan industri tersebut harus dengan memperhatikan keterkaitan yang sesunggunya pada sumber daya alam (resources) yang ada dan serta sektor pertanian.


Perkembangan sektor pertanian semakin meningkat walaupun sektor ini sempat terlupakan dalam poin sektor andalan dalam perekonomian negara Indonesia. Baru setelah badai krisis pada awal tahun 1997 yang menimpa negara kita merubah tatanan sistem ekonomi, hukum, politik, sistem perbankan dan moneter, dan kesemua sistem tersebut harus dibenahi dan dituntut adanya suatu perubahan.


Banyak pendapat dan opini sektor pertanian adalah penyelamat ditengah badai krisis. Sektor pertanian yang selama ini tidak mendapat prioritas ternyata sektor ini yang mampu bertahan dan tidak terlalu terkena imbas krisis. Selama ini sektor pertanian memang kurang berkembang karena di Indonesia sektor pertanian masih bersifat subsisten (suatu sistem bertani dimana tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan untuk petani dan keluarganya saja), dan bukan bersifat komersil (mencari keuntungan). Akibatnya meskipun bertani adalah mata pencarian utama sebagian besar penduduk, tetapi belum dapat meningkatkan pendapatan petani dari masa ke masa.


Pembangunan pertanian sebagaimana telah dimaklumi bersama adalah merupakan bagian terpenting dari pembangunan ekonomi nasional. Pelaksanannya yang dilakukan bertahap diharapkan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Sektor pertanian berkembang ke arah yang semakin baik yang berarti makin pentingnya posisi sektor pertanian. Keberhasilan sektor pertanian sangat tergantung pada posisi sumber daya alam yang sebagian besar terdapat di pedesaaan berupa lahan pertanian, sumber air, hutan, dan tenaga kerja. Kurang lebih 80% penduduk berdiam di perdesaaan, dan sekitar 49% dari angkatan kerja yang bekerja disektor pertanian. Namun tingkat hidup masyarakat pedesaan relatif masih rendah bila dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Pengeluaran (pendapatan rata-rata) penduduk pedesaaan (petani) hanya 70% dari pengeluaran penduduk kota, bahkan ada yang di bawah setengah dari pendapatan penduduk kota 30%. Jika dilihat dari aspek rasa keadilan sosial, maka pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan, penduduk desa perlu mendapat prioritas dan perhatian yang tinggi (Aris Saputro, 2004).


Sama halnya dengan situasi di desa Rambai Kaca Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera-Selatan merupakan perekonomian yang berbasis pertanian, hal ini tampak dari nilai kontribusi sektor ini selalu mendominasi terhadap perekonomian secara total sepanjang periode 2001-2004. Nilai Produk Domestik Bruto sektor pertanian tahun 2004 atas dasar harga berlaku sebesar 1.276.340 juta rupiah. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun sebelummnya sebesar 1.125.239 juta rupiah, atau meningkat sekitar 13,43%. Peningkatan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan sebesar 9,76% yang dicapai tahun 2003 (PDRB Kabupaten Lahat, 2005).


Dengan jumlah kepadatan penduduk di desa Rambai Kaca mencapai 579.829 jiwa atau 1,6% jiwa yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi lahan pertanian tidak akan bertambah. Sehingga dengan adanya suatu sistem waris kepemilikan lahan bagi tiap penduduk akan terus berkurang, untuk itu harus diusahakan upaya peningkatan pertanian dengan metode yang tepat dan melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendapatan petani padi dan palawija sehingga dapat dikelola dengan baik.


Semakin berkembangnya sektor pertanian, diharapkan semakin terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, serta diharapkan dengan perkembangan tersebut meningkatkan pendapatan masyarakat desa terutama petani (padi dan palawija). Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi, dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat dapat meningkat, dengan diikuti membaiknya distribusi pendapatan antara sesama petani padi dan palawija.


Pada dasarnya, ketimpangan dalam distibusi pendapatan dalam masyarakat mencerminkan ketimpangan dalam distribusi pemilikan harta (assets). Dalam ketimpangan harta atau lebih umum disebut sebagai ketimpangan pemilikan sumber daya yang akan menyebabkan ketimpangan dalam pemilikan distribusi pendapatan antara petani padi dan palawija.


Tidak dapat dipungkiri bahwa pertanian di Indonesia pada umumnya dicirikan dengan masih banyaknya jumlah petani kecil. Ciri umumnya petani kecil itu adalah kepemilikan lahan tanah sempit, dan sumber pendapatan dari mereka umumnya tidak hanya berasal dari sektor pertanian. Untuk menambah penghasilan keluarga diperlukan pekerjaan sampingan walaupun program peningkatan produksi pertanian pangan cukup berhasil. Manfaat dari program tersebut secara nasional ternyata belum dapat dinikmati oleh sebagian besar petani khususnya petani kecil. Karena pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi, dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat serta diikuti dengan membaiknya distribusi pendapatan.


Suatu keberhasilan, di pengaruhi oleh berbagai macam faktor yang merupakan, faktor pendapatan petani terutama petani padi dan palawija yang diperoleh dari usaha bertani. Dalam hal ini faktor yang terlihat dari usahatani padi dan palawija mempunyai sumbangan yang paling terbesar adalah modal, luas tanah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja yang digunakan. Dari keempat hal tersebut sangatlah berpengaruh besar terhadap pendapatan petani padi dan petani palawijaya, selanjutnya dapat dilihat seberapa besar atau seberapa jauh ketimpangan distribusi pendapatan yang diperoleh antar sesama petani.


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dengan memilih judul "ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Di Desa Rambai Kaca Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera-Selatan)"



1.2 PERMASALAHAN


Berdasarkan latar belakang yang ada dimana krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia serta kemudian menghancurkan fundamental ekonomi dan melumpuhkan roda perekonomian Indonesia. Tidak ada alternatif yang lain yaitu memprioritaskan sektor pertanian, karena negara kita sangat dikenal dengan negara agraris.


Selain itu masalah mengenai distribusi pendapatan antar petani padi dan palawija juga merupakan masalah yang perlu di ketahui, karena dengan mengetahui distribusi pendapatan antar sesama petani padi dan palawija, agar dapat melihat serta menunjukkan hasil dari pemerataan pendapatan yang diperoleh dalam usaha bertani. Dari berbagai masalah-masalah yang ada, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :




  1. Faktor-faktor apa yang  mempengaruhi pendapatan petani padi dan petani palawija ?

  2. Bagaimana distribusi pendapatan yang diperoleh antara petani padi dan petani palawija ?


ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Di Desa Rambai Kaca Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera – Selatan) 4.5 5 Win Solution 22 April 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan suatu usaha untuk melakukan perubahan terhadap keadaan untuk menjadi lebih baik,...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive