ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA (Periode Penelitian 2002-2005)

 On 24 April 2009  


BAB I


PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang


Tujuan didirikannya suatu perusahaan umumnya adalah untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimumkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Persaingan bisnis yang ketat seiring dengan perkembangan perekonomian mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan inovasi, memperbaiki kinerjanya, dan melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing.


Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan kinerjanya lambat laun akan tergusur dari lingkungan industrinya dan akan mengalami kebangkrutan. Agar kelangsungan hidup suatu perusahaan tetap terjaga, maka pihak manajemen harus dapat mempertahankan atau terlebih lagi memacu peningkatan kinerjanya. Secara umum kinerja suatu perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.


Kondisi kinerja perusahaan dapat diketahui berdasarkan hasil analisis laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dipakai sebagai dasar penentu kebijakan bagi pemilik, manajer dan investor. Analisis atas laporan keuangan dan interpretasinya pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan tersebut, dan dari laporan keuangan tersebut dapat dilakukan analisis berdasarkan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan penting untuk dianalisis karena rasio keuangan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang terbentuk dari unsur-unsur laporan keuangan yang bila diinterpretasikan dapat diperoleh informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu sehingga dapat memberikan masukan dan saran bagi perusahaan. Rasio-rasio keuangan memberikan indikasi tentang kekuatan keuangan dari suatu perusahaan.


Rasio menggambarkan suatu hubungan pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dan jumlah yang lain. Ukuran yang lazim dipakai dalam analisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang sering dipakai karena merupakan metode yang paling tepat untuk diterapkan dalam penilaian kinerja perusahaan (Sulistiarsih, 2006). Penggunaan alat analisis berupa rasio dapat menunjukkan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya posisi keuangan perusahaan yang berakibat pada kegagalan, sehat atau tidaknya suatu perusahaan, apabila dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya atau dengan perusahaan sejenis yang lainnya.


Ada dua macam kegagalan, yaitu kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi suatu perusahaan dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran. Sementara itu, sebuah perusahaan dikategorikan gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun aktiva total melebihi kewajibannya (Aryati dan Manao, 2000). Salah satu dari kebanyakan penyebab kebangkrutan perusahaan dimulai dari kegagalan keuangan. Indikator keuangan inilah yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mengetahui tingkat kebangkrutan suatu perusahaan.


Studi mengenai rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan dengan prediksi kebangkrutan dimulai oleh Beaver (1966) yang membuktikan bahwa secara empiris rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kegagalan perusahaan. Dalam studinya, Beaver membuat lima kelompok rasio keuangan dan membuat univariate analysis yaitu menghubungkan tiap-tiap rasio untuk menentukan rasio mana yang paling baik digunakan sebagai prediktor. Kelima kelompok rasio tersebut terdiri dari cash flows to total debt ratio, net income to total assets ratio, current assets to current liabilities ratio, total debt to total assets ratio, dan working capital to total assets ratio. Kelima rasio keuangan tersebut kemudian diuji tingkat kesalahannya yang menunjukkan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengklasifikasian suatu perusahaan. Penelitian ini terlihat bahwa rasio-rasio keuangan memiliki kemampuan dalam memprediksi terjadinya kebangkrutan pada suatu perusahaan. Penelitian lainnya yang ditemukan juga buktinya dilakukan oleh Altman (1968), Altman, et al. (1977), dan Gilbert, et al. (1990).


Penelitian yang dilakukan oleh Altman (1968) dalam Aryati dan Manao (2000) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman menggunakan multiple discriminant analysis untuk menguji manfaat lima rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan. Kelima rasio keuangan tersebut adalah working capital to total assets, retained earnings to total assets, earnings before interests taxes to total assets, market value of equity to book value of total debts, dan sales to total assets. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan kekuatan prediksi rasio-rasio keuangan untuk periode waktu yang lama. Altman juga menemukan bahwa rasio-rasio tertentu terutama likuiditas dan leverage memberikan sumbangan terbesar dalam mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan perusahaan.


Penelitian lain yang mengembangkan rasio keuangan dalam industri perbankan sebagai prediktor tingkat kesehatan dan kegagalan bank dibuktikan oleh Thomson (1991), Whalen dan Thomson (1988), dan Aryati dan Manao (2000). Penelitian yang menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi perkembangan laba perusahaan dilakukan oleh Machfoedz (1994), dan Zainuddin dan Hartono (1999).


Penelitian yang dilakukan oleh Aryati dan Manao (2000) bertujuan untuk mengetahui apakah laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank-bank di Indonesia dapat digunakan sebagai prediktor tingkat kesehatan dan kemungkinan kebangkrutannya melalui rasio CAMEL dan rasio keuangan lainnya, serta dapat diidentifikasi rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan perbankan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel independen dengan tingkat signifikansi = 5%. Model analisis yang digunakan adalah univariat analisis dan multivariat diskriminan analisis. Pengujian diskriminan menunjukkan variabel ROA (return on assets) dan rasio kredit terhadap dana yang diterima yang merupakan ukuran profitabilitas mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan bank.


Berdasarkan uraian dan berbagai penelitian di atas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena dari bukti empiris yang mendukung analisis rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan yang sudah ada sebelumnya memberikan hasil yang beragam. Penelitian ini menindaklanjuti penelitian Aryati dan Manao (2000) dengan menggunakan metode analisis yang sama yaitu Univariate dan Multivariate Discriminant Analysis, namun sampel, periode penelitian dan variabel independen yang digunakan berbeda. Penelitian sebelumnya menggunakan sampel perusahaan perbankan, tahun sampel sebelum krisis ekonomi terjadi (1993-1997) dan variabel independennya menggunakan rasio CAMEL (Capital Adequacy Ratio, Return on Risked Assets, Net Profit Margin, Return on Assets, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Kewajiban Bersih call money terhadap Aktiva Lancar, Kredit terhadap Dana yang Diterima). Sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan makanan dan minuman, tahun sampel setelah terjadinya krisis ekonomi (2002-2005), dan variabel independennya menggunakan rasio likuiditas (Current Ratio), solvabilitas (Debt To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio, Equity Multiplier), profitabilitas (Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity), dan aktivitas (Inventory Turn Over, Total Assets Turn Over).




1.2  Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:




  1. Apakah analisis rasio keuangan dapat digunakan dalam penilaian tingkat kesehatan guna memprediksi kebangkrutan pada perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada periode 2002-2005?

  2. Rasio manakah yang paling dominan dalam penilaian tingkat kesehatan perusahaan guna memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan pada perusahaan food and beverages yang go public di BEJ?


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA (Periode Penelitian 2002-2005) 4.5 5 Win Solution 24 April 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang Tujuan didirikannya suatu perusahaan umumnya adalah untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, me...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive