BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini dunia usaha mengalami perkembangan yang luar biasa. Terlebih lagi dengan munculnya arus globalisasi yang ditandai dengan perdagangan bebas yang telah direstui oleh WTO (World Trade Organization) sebagai "penguasa" perdagangan dunia. Perkembangan dalam dunia usaha ini diiringi dengan peningkatan peran laporan keuangan, yang notabene merupakan catatan sistematis bukti aktivitas dan kondisi perusahaan, sekaligus menjadi pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.
Sebagaimana kita ketahui, laporan keuangan terutama ditujukan untuk pihak eksternal perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, terutama bagi investor dan kreditor. Bagi pihak eksternal, informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan untuk memenuhi berbagai macam tujuan yang dapat diperoleh secara terbatas (Sutrisno, 2004). Dikatakan terbatas karena laporan keuangan ini tidak dapat mengungkap seluruh informasi yang diinginkan pemakai sebab informasi keuangan merupakan barang ekonomis. Semakin banyak jenis informasi yang dipandang bermanfaat, akan semakin besar pula biaya untuk menyediakan informasi tersebut.
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Dari laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh informasi tentang kinerja (performance), aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Satu hal yang sangat penting untuk digarisbawahi adalah bahwa informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan dapat menunjukkan seberapa besar nilai perusahaan (firm value). Dalam penelitian ini nilai perusahaan direfleksikan dengan harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar (atau disebut nilai pasar saham).
Menurut Adjie (2003) agar dapat dijadikan sebagai salah satu alat pengambil keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan harus memiliki kandungan informasi yang bernilai bagi investor. Informasi tersebut setidaknya memungkinkan mereka untuk melakukan penilaian (valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara resiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing investor. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi apabila publikasi laporan keuangan tersebut menyebabkan reaksi pasar. Reaksi pasar ini direfleksikan dengan adanya transaksi jual beli saham, yang berarti juga akan mempengaruhi volume perdagangan saham dan harga saham perusahaan.
Salah satu komponen informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah rugi laba selisih nilai tukar mata uang (kurs). Selisih kurs seringkali ditengarai masih mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sekalipun berdasarkan PSAK No 10 rugi laba selisih kurs dimasukkan sebagai komponen ekuitas (bukan laba rugi), namun adanya selisih kurs dipandang oleh investor sebagai sebuah konsekuensi atas strategi perusahaan dalam mengelola keuangannya dan mengatur transaksi-transaksinya, sekaligus menunjukkan pemahaman perusahaan terhadap kecenderungan-kecenderungan kondisi ekonomi global. Oleh karena itulah rugi laba selisih kurs tetap dipandang penting sebagai bagian dari informasi akuntansi yang diungkapkan oleh laporan keuangan perusahaan.
Selain selisih kurs, informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan yang juga diduga mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan antara lain perubahan dalam laba per saham, arus kas dan pendapatan. Ketiga komponen ini seringkali menjadi pertimbangan utama oleh para investor sebelum mengambil keputusan untuk menanamkan dananya di sebuah perusahaan. Oleh karena itulah ketiga komponen tersebut disebut sebagai indikator keuangan positif oleh Ou dan Penman (1989), sebagaimana yang dikutip Ariyanto dan Rata (2003).
Penelitian Ball dan Brown (1968), Beaver (1968), Kormendi dan Lipe (1987), Collins dan Kothari (1989), Kothari dan Zimmerman (1995) sebagaimana yang dikutip dari Ariyanto dan Rata (2003) menunjukkan bahwa laba akuntansi mengandung informasi yang relevan untuk penilaian perusahaan yang ditunjukkan dengan perilaku harga saham dan volume perdagangan di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan. Solomon dan Dhaliwal (1980) serta Mc Nichols (1989) dalam Widanarto (2004) menyebutkan bahwa di dalam pasar modal, investor menggunakan informasi keuangan termasuk arus kas untuk memprediksi harga saham selain informasi lainnya. Sedangkan Collins dan Salatka (1993) dalam Ariyanto dan Rata (2003) menyatakan bahwa laba rugi selisih kurs akibat penjabaran laporan keuangan berpengaruh terhadap koefisien respon laba akuntansi.
Penelitian lain mengenai hubungan antara informasi dalam laporan keuangan dengan pasar saham dilakukan diantaranya oleh Aggarwal (1981), Soenan dan Hennigar (1988), Ma dan Kao (1990), Soo dan Soo (1994), Chandiok (1996), Adrangi dan Farrokh (1996), Ajayi dan Mbodja (1996), Kim (1997), Chow et al. (1997), sebagaimana yang dikutip dari Ariyanto dan Rata (2003). Hasil penelitian Purnomo (1998) dan Topkis (1998) dalam Mulyono (2000) menghasilkan kesimpulan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
Triyono (1999) menemukan bahwa total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham, tetapi dari hasil analisis ditemukan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam 3 komponen yaitu arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Sementara itu penelitian Ariyanto dan Rata (2003) menemukan bahwa return saham berkorelasi secara tidak signifikan dengan perubahan pendapatan. Penelitian yang dilakukan Chandrarin dan Tearney (2000) menunjukkan bahwa rugi selisih kurs mempunyai hubungan dengan harga saham secara signifikan.
Penelitian-penelitian ini mengindikasikan satu hal, yaitu bahwa informasi dalam laporan keuangan (diantaranya adalah selisih kurs dan ketiga indikator keuangan positif) mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap nilai perusahaan, yang ini ditunjukkan dengan naik turunnya harga saham perusahaan. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, dan dengan mempertimbangkan relevansi topik yang dipilih, maka penulis mengajukan skripsi dengan judul :
ANALISIS PENGARUH PELAPORAN SELISIH KURS DAN INDIKATOR KEUANGAN POSITIF TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
1.2 Motivasi Penelitian
Studi ini merupakan replikasi dari penelitian Chandrarin dan Tearney (2000). Beberapa alasan yang menjadi motivator untuk mereplikasi penelitian tersebut antara lain :
- Adanya keinginan untuk lebih memahami dampak kandungan informasi laporan keuangan terhadap nilai perusahaan (firm value).
- Penelitian Chandrarin dan Tearney menggunakan data berdasarkan Standard & Poor 500 Category, yang berarti objek penelitiannya adalah perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. Penelitian ini mendasarkan datanya pada Indonesian Capital Market Directory 2004, dan objek penelitiannya adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia.
- Penelitian Chandararin dan Tearney (2000) difokuskan pada rugi selisih kurs saja, sedangkan penelitian ini difokuskan pada laba dan rugi selisih kurs dan indikator keuangan positif yang terdiri dari perubahan dalam laba per saham, total arus kas dan pendapatan.
- Dengan menggunakan periode pengamatan yang berbeda, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi dengan hasil penelitianpenelitian sebelumnya.
1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah
1.3.1 Perumusan Masalah
Beberapa masalah yang ingin dipecahkan melalui penelitian ini antara lain :
- Bagaimana pengaruh perubahan laba per saham terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang go public ?
- Bagaimana pengaruh perubahan total arus terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang go public ?
- Bagaimana pengaruh perubahan pendapatan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang go public ?
- Bagaimana pengaruh selisih kurs terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang go public ?
- Diantara variabel perubahan laba per saham, perubahan total arus kas, perubahan pendapatan dan selisih kurs, variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap nilai perusahaan ?
No comments:
Post a Comment