BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Perguruan tinggi bagian dari sistem pendidikan nasional, yang memiliki ciri dan kepribadian tersendiri. Universitas Negeri Semarang (UNNES ) dalam kehidupan kampus yang didasarkan atas visi dan misi yang berintikan kegiatan akademik, yang perlu dan harus dihayati oleh segenap sivitas akademika dan warga kampus yang lain ( A.T. Soegito dan Mungin.E.W, 2004 : I ). Universitas Negeri Semarang (UNNES) adalah perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, bertugas melaksanakan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi / profesi dalam sejumlah disiplin ilmu,teknologi dan atau seni tertentu ( A.T. Soegito dan Mungin.E.W, 2004 : 2 ), UNNES sebagai perguruan tinggi negeri mempunyai program studi yang terdiri atas: Fakultas Ilmu Pendidikan ( FIP ), Fakultas Bahasa dan Seni ( FBS ), Fakultas Ilmu Sosial ( FIS ), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam ( FMIPA ), Fakultas Tehnik ( FT ),Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK ) dan Program Pascasarjana ( PPs ) ( A.T. Soegito dan Mungin E.W, 2004:9-11 ). Salah satu dari program studi tersebut adalah Fakultas Ilmu Keolahragaan atau FIK merupakan fakultas yang mengajarkan ilmu-ilmu Keolahragaan baik yang bersifat praktek maupun teori.
Fakultas Ilmu Keolahragaan memiliki beberapa jurusan antara lain PJKR, PKLO, IKOR, IKM, PGPJSD, salah satu jurusan yang ada di FIK adalah Jurusan PKLO atau Pendidikan Kepelatihan Olahraga merupakan jurusan yang mencetak pelatih, disamping sebagai guru. Di jurusan PKLO berbagai mata kuliah baik yang bersifat teori maupun praktek dari cabang olahraga diajarkan antara lain : sepak bola, tenis, pencak silat, renang, bulutangkis, tenis meja, senam, atletik dan lainnya.
Mata kuliah renang yang diajarkan terdiri dari empat gaya, yang meliputi : a) gaya bebas atau crawl stroke, b) gaya dada atau breast stroke, c) gaya kupu- kupu atau butterfly stroke dan, d) gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Untuk gaya punggung mempunyai tingkat kesulitan yang paling kecil bila ditinjau dari tehnik pengambilan nafas karena pada gaya ini posisi tubuh menghadap keatas.
Renang gaya punggung adalah suatu gaya renang yang dilaksanakan oleh perenang dengan cara punggung selalu berada dibagian bawah dari sikap badan diair, istilah lain yang diberikan kepadanya adalah renang terlentang (Dumadi, dan Kasiyo.D, 1992 :113).
Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang yang disebutkan secara betul, selain itu juga dipengaruhi oleh mental, kematangan juara dan fisik. Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain: 1. kekuatan atau strenght, 2. kecepatan atau speed, 3. daya tahan atau endurance , 4. daya otot atau muscular power, 5. daya lentur atau flexibility, 6. koordinasi atau coordination, 7. kelincahan atau agility, 8. keseimbangan atau balance, 9. ketepatan atau accuracy, 10. reaksi atau reaction. ( M. Sajoto, 1995 : 8
- 10 ). Ada tiga kelompok unsur utama dari kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk kerja yang baik, yaitu: kekuatan, daya tahan, dan kelentukan ( Counsilman yang dikutip Soejoko H ,1992 :13 ).
Dalam melakukan gerakan tungkai renang gaya punggung adalah pada posisi mengapung terlentang, mulai ayunan kaki keatas dan kebawah secara bergantian. Masukkan kepala di air sampai kedua telingga terendam, pertahankan agar pinggul tetap terangkat, jangan sampai pinggul jatuh hingga dalam posisi setengah duduk. Lemaskan pergelangan kaki sehingga telapak kaki lentur bergerak sesuai tekanan air, tekuklah kaki sewaktu kaki diayun kebawah sekitar
60 derajat dibawah permukaan air dan lurus sewaktu kaki diayun keatas. Ayunkan lutut lurus pada kedalaman 3 inci dengan lurus dibawah permukaan air dan ayunan telapak kaki sekitar 20 inci dari permukaan ( Thomas,1996 : 37 ).
Dalam melakukan gerakan rotasi tangan dalam renang gaya punggung yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase, 2. fase menangkap atau catch phase, 3. fase manarik atau pull phase, 4. fase mendorong atau push phase, dan 5. fase istirahat atau recovery phase. Dalam fase masuknya tangan kepermukaan air lebih dahulu kelingking yang masuk keair. Setelah tangan masuk pada akhir putaran lengan agar dibentuk dengan rotasi tubuh semaksimal mungkin dimana bila lengan kanan masuk, maka rotasi yang dilakukan dengan mengangkat bahu secara maksimal adalah bahu kiri, begitu pula sebaliknya. Tujuan rotasi ini akan mendorong lengan yang masuk keair mencapai kedalamam maksimal, selanjutnya fase recovery dimana lengan dilecutkan keluar dari permukaaan air dengan lebih dahulu ibu jari keluar dari permukaan air dan berakhir disaat kelingking akan masuk dipermukaan air diatas kepala ( Soejoko H,1992, 83-84 ).
Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi untuk mendorong maju pada saat berenang. Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi sebagai stabilisator dan sebagai alat menjadikan kaki tetap streamline, sehingga tahanan menjadi kecil. Sedangkan otot lengan berfungsi sebagai pendayung. Daya tahan pada umumnya, yaitu cardiorespyratory endurance adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan latihan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama ini dilakukan pada olahraga lari, bersepeda, dan berenang, setiap cabang olahraga memerlukan tingkat daya tahan tertentu yang memenuhi syarat untuk cabang tersebut menurut Wilmore dan Costill seperti yang dikutip oleh M.Sajoto (1995:122) mengatakan sekarang telah berkembang pendapat bahwa cardiorespyratory endurance tinggi dapat meningkatkan kemampuan prestasi dan mengurangi cidera. Keadaan sistem cardiovascular yang baik akan menyuplai kebutuhan biologis tubuh pada waktu istirahat maupun saat kerja keras akan di perlancar. Kelancaran tersebut dimungkinkan apabila alat-alat peredaran darah yang mengalirkan darah, sebagai media penghantar untuk memberikan zat-zat makanan dan oksigen yang sangat diperlukan jaringan tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna dan efisien bila mana memperoleh latihan-latihan dengan dosen yang benar dan tepat.
Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian dengan judul : “Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai, Otot Lengan dan Kapasitas Vital Paru Terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003”.
Berdasarkan uraian diatas bahwa alasan pemilihan judul dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut:
1.1.1 Sepengetahuan penulis belum ada judul dan penelitian mengenai sumbangan antara kekuatan otot tungkai,otot lengan dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter di FIK UNNES.
1.1.2 Pentingnya meningkatkan kemampuan fisik untuk keberhasilan perenang dalam berprestasi.
1.1.3 Sebagai wujud nyata kepedulian masyarakat ilmiah dalam perkembangan olahraga. Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan bidang olahraga pada umumnya dan cabang olahraga renang khususnya.
1.2 Permasalahan
Suatu penelitian tidak terlepas dari permasalahan, sehingga perlu kiranya masalah tersebut untuk di teliti, dianalisis dan dipecahkan. Setelah diketahui dan dipahami latar belakang masalahnya. Maka yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah:
1.2.1 Seberapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003 ?
1.2.2 Seberapa besar sumbangan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003 ?
1.2.3 Seberapa besar sumbangan kapasitas total paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003 ?
1.2.4 Seberapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai, otot lengan dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003 ?
No comments:
Post a Comment