BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat penderita baru dari setiap seratus ribu penduduk dan penyakit kanker menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan paru-paru (Nugroho dkk., 2000). Di Semarang pada tahun 1995 kanker payudara menduduki urutan pertama dengan jumlah penderita sebanyak 10,25 per seratus ribu orang. Begitu pula insiden kanker payudara yang terjadi di Ujungpandang dan Yogyakarta menduduki urutan pertama (Soetiarto,
1996). Menurut Tambunan (1997) kanker payudara (Karsinoma mammae) termasuk 10 jenis kanker terbanyak di Indonesia yang merupakan penyebab kematian nomor dua setelah kanker rahim (Karsinoma cervik uteri) pada wanita, dan terkesan meningkat sebagai refleksi perubahan pola hidup dan makanan masyarakat Indonesia.
Di negara maju telah dilakukan berbagai cara pengobatan untuk mengatasi penyakit kanker, pengobatan spesifik untuk penyakit kanker sampai saat ini belum di temukan tetapi pengobatan dan pencegahan secara medis melalui pemberian obat anti kanker, kemoterapi dan operasi yang tergolong mahal masih terus dilakukan, akan tetapi semua cara tersebut belum menghasilkan penyembuhan yang memuaskan. Ditengan-tengah keputusasaan itu muncul harapan baru yaitu beralih ke pencegahan dengan pemberdayaan hidup sehat dan alami antara lain dengan menggunakan diet nutrisi.
Pencegahan adalah cara terbaik dalam penanganan suatu penyakit, tetapi jika penyakit sudah timbul perlu ditingkatkan daya tahan tubuh untuk menghilangkan penyakit tersebut. Defisiensi zat gizi akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh dan akhirnya tubuh tidak mampu membendung karsinogen. Gizi seimbang merupakan cara paling baik untuk meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit dan makanan merupakan sumber utama nutrisi yang sangat di butuhkan oleh tubuh (Khomsan, 2004).
Nutrisi yang digunakan untuk penyakit kanker menggunakan diet fitoestrogen yang merupakan bahan yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai struktur kimia dan aktivitas biologis menyerupai hormon estrogen dalam tubuh. Salah satu jenis fitoestrogen yang banyak diteliti penggunaanya adalah isoflavon, yaitu fitoestrogen yang antara lain terdapat pada protein kedelai dan produk-produk kedelai seperti tempe.
Hasil penelitian diberbagai bidang kesehatan telah membuktikan bahwa konsumsi produk-produk kedelai berperan penting dalam menurunkan resiko terkena berbagai penyakit degeneratif. Isoflavon merupakan faktor kunci dalam kedelai yang memiliki potensi memerangi penyakit tertentu (Koswara, 2006). Tempe merupakan produk makanan dari kacang kedelai yang berkhasiat mencegah penyakit kanker salah satunya kanker payudara, melindungi jantung dari penyakit jantung koroner (PJK), mencegah osteoporosis dan menurunkan kolesterol (Pawiroharsono, 2001).
Hipotesis yang menyatakan bahwa tempe dapat mencegah penyakit kanker didukung fakta pada kebanyakan bangsa Asia yang banyak mengkonsumsi makanan produk kedelai ini angka penderita kanker payudaranya lebih rendah daripada negara lain seperti di Amerika dan Eropa yang jarang mengkonsumsi kedelai. Berdasarkan penelitian tahun 1997 yang diterbitkan jurnal kedokteran Inggris, The Lancet, juga menemukan konsumsi kedelai yang banyak mengandung senyawa fitoestrogen akan menurunkan resiko kanker payudara (Health, 2005).
Penelitian mengenai khasiat tempe sudah banyak dilakukan, namun laporan mengenai kekuatan penghambatan tempe terhadap munculnya kanker mamma beserta efek samping konsumsi tempe yang berlebihan terhadap tubuh belum diketahui, karena tidak menutup kemungkinan zat-zat kimia yang terkandung di dalam tempe dapat mempengaruhi organ-organ tubuh terutama hepar. Mengingat hepar merupakan tempat untuk metabolisme dan detoksikasi zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian tepung tempe sebagai agensia penghambat kanker mamma dan efek yang ditimbulkan pada organ lain ditubuh manusia. Penelitian dilakukan dengan pemberian suplemen tepung tempe pada mencit C3H yang kemudian mendapatkan perlakuan transplantasi sel Adenocarsinoma mammae dari mencit Mus musculus galur C3H donor.
B. Permasalahan
Apakah pemberian tepung tempe dapat berpengaruh pada ukuran jaringan kanker mamma dan bagaimana gambaran mikroanatomi hepar mencit (Mus muscullus) galur C3H yang ditransplantasi sel Adenocarcinoma mammae.
No comments:
Post a Comment