BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan pasar bebas. Masalah-masalah yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia merupakan hal yang sangat menarik untuk ditelaah.
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sejak tahun 2004 merupakan salah satu bentuk upaya konkret pemerintah Indonesia dalam menyikapi permasalahan pendidikan nasional, terutama mengenai input dan output pendidikan. Kurikulum tersebut membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan tuntutan reformasi guna menjawab tantangan arus globalisasi.
Tujuan utama Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan (Mulyasa 2004: 10).
Kurikulum Berbasis Kompetensi memberi kebebasan kepada guru untuk memilih metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Kebebasan tersebut diberikan dengan alasan agar guru lebih kreatif dalam mengolah pembelajaran sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi, menanamkan kehidupan yang demokratis, dan menjadikan masalah sebagai sumber belajar.
Selain itu, pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi menuntut guru bukan hanya sekadar sebagai sumber informasi, guru juga harus dapat memberi semangat pada siswa agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Ketika proses belajar mengalami kejenuhan dan siswa mulai merasa bosan, seorang guru harus dapat memberi inovasi metode pembelajaran yang dapat membangkitkan kembali minat siswa tentang pelajaran yang dipelajarinya.
Pembicaraan mengenai pendidikan, tidak akan terlepas dari proses dan hasil. Pendidikan dikatakan bermutu apabila pembelajaran berlangsung secara efektif, peserta didik memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya, dan hasil pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa.
Untuk mewujudkan proses dan hasil tersebut, kemampuan mendayagunakan metode atau cara mengajar sangat diperlukan swadaya dan swakarsa peserta didik yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu metode pembelajaran yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah metode sugesti-imajinasi. Metode pembelajaran menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu untuk merangsang imajinasi siswa (Petrus 2005: 3).
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafik itu (Tarigan 1985: 21). Menulis deskripsi adalah menulis yang bertujuan menimbulkan imajinasi bagi pembacanya seakan ikut merasakan seperti apa yang diungkapkan penulis dalam tulisannya.
Menulis paragraf deskripsi merupakan salah satu kompetensi dasar yang menjadi bagian dalam standar kompetensi kemampuan berbahasa kelas X Sekolah Menengah Atas Kurikulum 2004. Indikator yang akan dicapai adalah (1) mampu menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi, (2) mampu mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri deskripsi, (3) mampu menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan pendengaran, (4) mampu menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema atau topik tertentu, (5) mampu menyunting paragraf deskripsi yang ditulis teman (Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA 2004: 21).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru dan siswa di kelas XA SMA Negeri 2 Blora, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan kompetensi dasar menulis paragraf deskripsi kurang berhasil. Informasi tersebut diperoleh dari guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XA dengan menunjukkan daftar nilai siswa, diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 74 diperoleh 1 siswa, nilai 71 diperoleh 4 siswa, nilai 69 diperoleh 2 siswa, nilai <68 diperoleh 32 siswa.
Hasil observasi terhadap suasana pembelajaran menulis paragraf deskripsi di kelas XA SMA Negeri 2 Blora yang dilakukan oleh guru kurang menarik bagi siswa. Hal ini, terlihat dari 10 menit setelah pembelajaran menulis paragraf deskripsi dimulai siswa asyik bercerita sendiri dengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru di depan kelas. Aktivitas siswa dalam kelas ketika menulis paragraf deskripsi kurang, terbukti hanya beberapa siswa yang benar-benar melakukan tugas yang diberikan guru dari LKS. Bahkan, ada beberapa siswa yang sudah dengan sengaja menulis paragraf deskripsi di rumah sesuai tugas di LKS dan siswa tersebut ketika di dalam kelas bercerita dengan teman sebangkunya di kelas.
Sebagian besar dari tulisan paragraf deskripsi hasil siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa belum mampu menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan, pendengaran, topik atau tema tertentu dengan baik, sehingga keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora perlu ditingkatkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tertinggi mereka merasa senang dengan pembelajaran menulis paragraf deskripsi, walaupun mereka masih merasa kesulitan untuk mengemukakan gagasan yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk kalimat. Sedangkan, hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai terendah yaitu nilai 56 merasa tidak senang dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia karena mereka merasa bosan dengan metode yang digunakan guru dan mereka harus membuat kalimat yang panjang setiap kali pertemuan.
Selain itu pula, setelah dilakukan wawancara dengan beberapa siswa, diketahui bahwa di antara keterampilan menulis lainnya, keterampilan menulis paragraf deskripsi yang mereka rasa paling banyak kesulitan karena harus membuat paragraf yang menggambarkan sesuatu, walaupun mereka hanya menulis sebuah paragraf.
Menurut salah satu siswa yang mendapat nilai 60, mereka bisa menulis kalimat jika ada musik yang mengiringinya dan perasaan hatinya senang. Sehingga pada saat pembelajaran menulis paragraf deskripsi di kelas, mereka menulis paragraf deskripsi tanpa adanya ide di dalam pikiran dan mengakibatkan hasil tulisan mereka tidak maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh suasana hati dan lingkungan mereka pada saat itu, kondisi demikian dapat dilihat melalui hasil tulisan mereka.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi rendahnya keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora adalah rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama dalam pembelajaran keterampilan menulis paragraf deskripsi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan kosakata siswa sebagai akibat rendahnya minat baca, kurangnya kemampuan siswa dalam keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, penyusunan klausa dan kalimat dengan struktur yang benar, sampai penyusunan paragraf.
Selain hal tersebut, tidak ada penggunaan media yang seharusnya mendukung pembelajaran menulis paragraf deskripsi, masalah penilaian yang hanya menekankan pada hasil pembelajaran kurang sesuai digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, karena dengan hanya menilai hasilnya saja guru tidak dapat mengetahui perubahan tingkah laku dan proses belajar siswa yang seharusnya dapat dipantau melalui penilaian proses.
Kondisi demikian menggugah peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora, dengan menerapkan metode pembelajaran sugesti-imajinasi dengan media lagu dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya kompetensi dasar menulis paragraf deskripsi.
Alasan peneliti menggunakan metode pembelajaran sugesti-imajinasi dengan media lagu dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, karena metode pembelajaran sugesti-imajinasi dengan media lagu menawarkan pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil sehingga cocok digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Media pembelajaran lagu dapat dieksploitasi untuk membantu peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi. Dengan metode sugesti-imajinasi, lagu tidak hanya digunakan untuk menciptakan suasana yang nyaman tetapi juga memberikan sugesti yang merangsang berkembangnya imajinasi siswa.
Pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan metode sugesti-imajinasi juga menuntut siswa untuk selalu aktif membayangkan, atau menciptakan gambaran dan kejadian berdasarkan tema lagu yang didengar dan guru juga harus mengetahui setiap perkembangan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi, yang semuanya itu dapat diterapkan menggunakan metode pembelajaran sugesti-imajinasi dengan media lagu.
Keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora masih kurang berhasil. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi guru menggunakan metode ceramah dan tidak memanfaatkan media yang ada, sehingga siswa tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi dan hasil menulis paragraf deskripsi kurang maksimal.
Alasan tersebut yang menggugah peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora, dengan menerapkan metode pembelajaran sugesti-imajinasi dengan media lagu.
1.2 Identifikasi Masalah
Pembelajaran kompetensi dasar menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan oleh munculnya permasalahan kekurangmampuan sebagian besar siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi permasalahan tersebut, yaitu faktor yang berasal dari guru dan siswa.
Faktor yang berasal dari guru, berupa penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif, tidak adanya media yang digunakan dalam pembelajaran, penilaian yang tidak tepat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Selama ini dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga kemampuan siswa dalam menyusun paragraf deskripsi berdasarkan pengamatan, pendengaran dan tema atau topik tertentu kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, hendaknya guru memilih metode pembelajaran dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran. Guru juga harus memilih metode dan media yang mampu membuat siswa aktif dan partisipatif mengikuti pembelajaran, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran sugesti-imajinasi media lagu.
Sementara itu, permasalahan yang berasal dari siswa berupa rendahnya minat siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi yang dibuat siswa cenderung belum mampu menciptakan gambaran atau kejadian berdasarkan pengamatan, pendengaran sesuai dengan tema tertentu dengan baik. Bahasa yang digunakan kurang sesuai sehingga gambaran atau kejadian yang diungkapkan kurang menarik. Rendahnya minat siswa untuk menulis paragraf deskripsi disebabkan siswa tidak mengetahui manfaat dan tujuan menulis paragraf deskripsi. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat siswa dalam menulis paragraf deskripsi guru dapat memotivasi siswa dengan menyebutkan manfaat menulis paragraf deskripsi. Selain itu, untuk mengatasi ketidakmampuan siswa dalam menciptakan gambaran atau kejadian berdasarkan pengamatan, pendengaran sesuai dengan tema tertentu dengan baik, memilih bahasa yang menarik, guru perlu mengondisikan siswa untuk terbiasa menulis paragraf deskripsi setiap hari berdasarkan pengamatan dan pendengaran atau kejadian tertentu yang dialami siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah dalam skripsi ini difokuskan pada upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media lagu.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Apakah keterampilan dalam menulis paragraf deskripsi siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf deskripsi menggunakan metode sugesti- imajinasi dengan media lagu?
1.4.2 Bagaimanakah perubahan perilaku dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media lagu pada siswa kelas XA SMA Negeri 2 Blora?
No comments:
Post a Comment