STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI I PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2006/ 2007

 On 14 September 2009  

BAB I


PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah


Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.


Aktivitas pelaksanaan pendidikan formal, tercermin salah satunya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai aktivitas pendidikan dalam bentuk yang paling sederhana selalu melibatkan siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran kedua belah pihak akan saling berkomunikasi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.


Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru (pendidik) dalam proses pembelajaran adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Suatu rangkaian proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur- unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan pembelajaran, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi (Sudjana, 2002:29-30). Pada tahap berikutnya adalah merencanakan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau praktek mengajar.


Dalam pengajaran sejarah, metode dan pendekatan serta model yang telah dipilih, merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan anak, sehingga setiap pengajaran dan setiap uraian sejarah yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar (Kasmadi, 1996:2-3).


Mata  pelajaran  sejarah  adalah  mata  pelajaran  yang  membicarakan tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan pada masa lampau. Guru sejarah dituntut harus dapat menggambarkan secara langsung fakta sejarah di depan kelas. Guru sejarah dalam hal ini harus menyampaikan sesuatu yang memang pada dasarnya bersifat abstrak. Oleh karena itu guru sejarah perlu mengembangkan cara-cara pendekatan mengajar yang bisa membantu siswa menangkap peristiwa sejarah secara lebih bermakna (Widja, 1989:97-98).


Selama ini pembelajaran sejarah cenderung kearah pembahasan tematik teoritik sehingga terkesan bahwa pengajaran sejarah terdiri dari materi hafalan belaka. Kecenderungan yang lain adalah motivasi belajar yang kurang dalam mempelajari sejarah karena adanya anggapan bahwa mata pelajaran sejarah tidak ada gunanya bagi kehidupan mereka. Kecenderungan diatas dipengaruhi oleh cara guru sejarah dalam memberikan materi pelajaran sejarah yang monoton dan membosankan.


Pembelajaran sejarah yang didominasi metode ceramah cenderung berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan buku teks, serta jarang mengaitkan yang dibahas dengan masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memberikan dampak yang tidak baik bagi siswa karena siswa belajar sejarah hanya untuk ulangan atau ujian, sehingga pelajaran sejarah dirasakan tidak bermanfaat,  tidak menarik, dan membosankan oleh siswa, yang pada akhirnya bermuara pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pelajaran sejarah.


Perilaku belajar yang kurang produktif dan pembelajaran yang berorientasi pada terget penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak, memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilah yang terjadi disekolah- sekolah, jika perilaku belajar yang kurang produktif dan berorientasi pembelajaran pada penguasaan materi terjadi terus menerus maka kualitas pendidikan akan semakin merosot (Nurhadi, 2003:1)


Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak-anak belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Paradigma pembelajaran berubah menjadi bersifat dari teacher centered menjadi student centered. Guru sedikit menjelaskan materi sedangkan siswa berusaha membuktikan sendiri dari eksperimen yang difasilitasi oleh guru. Guru tidak lagi menjadi subyek utama, yang membawakan materi bahan dan menentukan jalannya pengajaran. Ia tetap menjadi subyek. Di sini siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu alternatif pembelajaran yang menggunakan paradigma tersebut adalah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning yang disingkat CTL.


Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya (Tim Depdiknas, 2002:2). Dengan kata lain, guru berperan sebagai fasilitator bukan sebagai sumber ilmu pengetahuan satu-satunya dalam PBM yaitu memberikan fasilitas kepada siswa, berupa strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk menemukan dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang baru, sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.


Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan 7 (tujuh) komponen utama pembelajaran efektif yaitu konstruktivisme (constructivisme), bertanya (Questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Studi Komparasi Hasil Belajar  Antara Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Dengan Pendekatan Konvensional Dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri I Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2006/2007”.


B. Rumusan Masalah


Bertolak dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :




  1. Adakah perbedaan hasil belajar sejarah yang signifikan antara pendekatan kontekstual dengan konvensional pada siswa kelas X semester genap SMA Negeri I Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2006/2007?

  2. Hasil  belajar  manakah  yang  lebih  baik  antara  yang  menggunakan pendekatan kontekstual atau konvensional pada siswa kelas X semester genap  SMA Negeri  I  Pejagoan  Kabupaten  Kebumen  Tahun  Ajaran2006/2007?

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI I PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2006/ 2007 4.5 5 Win Solution 14 September 2009 BAB I PENDAHULUAN A .  Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dap...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive