BAB I
PENDAHULUAN
1.1. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi, pengelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir pada setiap pembangunan suatu konstruksi dengan logam melibatkan unsur pengelasan.
Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan ekonomi yang lebih baik, karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat fisis dan mekanis dari logam las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan di sekitarnya (Wiryosumarto dan Okumura; 2001).
Baja K-945 EMS 45 ini adalah baja yang diproduksi oleh PT. BOHLER. Baja ini mempunyai komposisi kandungan (% berat) C 0,48%, Si 0,30%, Mn 0,70%. Baja ini banyak digunakan dalam pengerjaan permesinan misalnya pembuatan tanggem, bantalan mesin, konstruksi pada kapal. Baja ini merupakan baja karbon sedang yang mempunyai kekuatan tarik 60-70 Kg/mm2 (BOHLER). Apabila baja ini diberi perlakuan panas yang tepat maka akan didapatkan kekerasan dan keuletan sesuai yang diinginkan . Proses perlakuan panas dalam dunia industri merupakan proses yang cukup berpengaruh dalam menentukan sifat fisis dan mekanisnya. Dengan perlakuan panas sifat-sifat yang kurang menguntungkan pada logam atau baja dapat diperbaiki. Pengerjaan panas merupakan proses memanaskan bahan atau logam sampai suhu tertentu, kemudian didinginkan pada waktu tertentu. Tujuan pengerjaan panas (Heat Treatment) adalah untuk memberi sifat yang lebih baik atau sempurna pada suatu material.
Menurut (Love;1986) prinsip pengerjaan panas (Heat Treatment) yang berhubungan dengan perlakuan pada logam yaitu: (1) Pelunakan (Annealing) merupakan proses pemanasan logam, kemudian didinginkan secara perlahan-lahan; (2) Hardenning adalah pengerasan logam dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan secara cepat; (3) Tempering adalah pemanasan logam di bawah suhu kritis bawah, dipertahankan pada waktu tertentu, diikuti dengan pendinginan di udara; (4) Normalising adalah pengerjaan baja dengan pemanasan di atas suhu kritis atas dan dibiarkan dingin di udara terbuka.
Proses annealing adalah proses pemanasan logam pada suhu tertentu, mempertahankan suhu tersebut pada waktu tertentu dan selanjutnya didinginkan secara perlahan-lahan. Tujuan dari proses annealing yaitu (1) Mengurangi tegangan internal yang terjadi akibat pembekuan; (2) Meningkatkan ketangguhan dan keuletan; (3) Meningkatkan mampu mesin; (4) Mengurangi ketidak homogenan komposisi kimia; (5) Menghaluskan ukuran butiran; (6) Mengurangi kandungan gas di dalam logam.
Pada perlakuan panas terutama pada proses annealing, waktu penahanan (Holding Time), suhu pemanasan, dan laju pendinginan merupakan faktor yang sangat penting. Post Weld Heat Treatment biasanya dilakukan pada higher strength carbon magnese steels dan baja paduan rendah yang riskan retak akibat hydrogen. PWHT dimaksudkan juga untuk stress relieving (pelepasan tegangan internal. PWHT ini memiliki multi fungsi selain menurunkan tegangan sisa, antara lain meningkatkan keuletan di HAZ dan memperbaiki sifat mampu las daerah logam las dan HAZ (Sonawan dan Suratman; 2004)
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh suhu annealing pada post weld heat treatment pengelasan baja BOHLER GRADE K-945 EMS 45 terhadap sifat fisis dan mekanis”.
1.2. PERMASALAHAN
Sesuai dengan judul dan alasan pemilihan judul, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimanakah pengaruh variasi suhu annealing pada post weld heat tretment pengelasan baja BOHLER GRADE K-945 EMS-45 terhadap sifat fisis dan mekanis.
No comments:
Post a Comment