BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Tenis merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari disemua lapisan masyarakat, juga suatu permainan yang sangat menyenangkan dan menggairahkan. Tidak ada batasan umur, laki-laki ataupun perempuan, dan dalam berbagai usia dapat melakukan dan menikmati permainan tenis. “Pada mulanya, sekitar abad ke-16 tenis telah dimainkan di Italia, Perancis, dan Inggris dengan menggunakan lapangan yang ada dibalik dinding-dinding Istana Kerajaan. Pada perkembangannya tenis moderen diperkenalkan oleh Major Wingfield di Inggris pada tahun 1873 dan setahun kemudia oleh Nona Cutterbridge di Amerika Serikat; kejuaraan tenis yang pertama dilangsungkan di Wimbeldon, kemudian muncul kejuaraan-kejuaraan amatir yang hanya memainkan partai tunggal putra dan dalam kejuaraan selanjutnya mulai dipertandingkan partai tunggal putri” (Yudoprasetio,1981:1).
“Pada tahun 1890 bintang ganda Amerika Serikat yaitu Dwight Davis menghadiahkan sebuah piala perak utnuk diperebutkan dalam turnamen antar negara, kemudian terkenal dengan “DAVIS CUP”. Kian populer dan majunya tenis, maka telah mendorong didirikannya “Federation International de Lawn Tenis” (Federasi Tenis Internasional) pada tahun 1912. Dijaman penjajahan Belanda, tenis hanya dimainkan oleh kalangan bangsawan, hartawaan dan kaum terpelajar. Dengan lahirnya Budi Oetomo 1908 dan Sumpah Pemuda 1928 yang menghayati langkah dan gerak kaum muda untuk mendorong semangat nasionalisme, yang juga melakukan kegiatan olahraga. Akhirnya sekitar bulan Desember yang bertepatan dengan diselenggarakannya kejuaraan tenis di Semarang, dicetuskan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) yang diprakarsai oleh Dr. Hoerip, tepatnya tanggal 26 Desember
1935 dan kemudian dicatat sebagai hari lahirnya PELTI. Gagasan pendirian PELTI sendiri berasal dari Mr. Budiyarto Martoatmojo tokoh tenis dari Jember, yang dianggap sebagai peletak dasar utama pendiri organisasi PELTI”(Jim Brown, 1998:1).
Perkembangan tenis di Indonesia dalam tahun-tahun terakhir ini menunjukkan dengan banyaknya agenda kejuaraan-kejuaraan tenis nasional ataupun Internasional yang diselenggarakan dalam setiap tahunnya. “Lebih dari 8 kejuaraan nasional digelar, dalam upayanya mencari bibit-bibit atlet tenis, seperti Piala Thamrin di Jakarta, Widjojo-Soejono di Surabaya, Tugu Muda di Semarang dan masih banyak lagi, bahkan yang bertaraf Internasional Junior (ITF Group II, IV dan V). Dengan banyaknya kejuaraan tersebut, PB PELTI berharap tenis Nasional tidak ingin tertinggal dari negara negara- negara lain dalam melahirkan atletnya ketingkat dunia”(Handono Murti, 2002:4).
Usaha untuk mengembangkan permainan tenis diperlukan penguasaan teknik dasar yang baik. Dalam permainan tenis lapangan dikenal ada beberapa macam jenis pukulan yaitu : forehand, backhand, service, volley, smash, dropshot dan lob. Dari ketujuh pukulan tersebut diatas, terdapat empat jenis pukulan yang menurut Robert Schraff (1981:24) dikatakan bahwa “kegembiraan bermain tenis tergantung pada usaha anda untuk menguasai empat pukulan dasar yaitu : serve, forehand drive, backhand drive, dan volley”. Keempat pukulan tersebut diatas pukulan voli sangatlah penting, sebab menurut Jim Brown (1998:69) ada dua kondisi yang menyebabkan dilakukannya pukulan voli dalam permainan tenis yaitu:1) Ketika anda harus maju kedepan net untuk mengembalikan pukulan lawan dan mempercepat laju bola, sehingga lawan tidak memiliki kesempatan untuk pukulan berikutnya. 2) Ketika anda bermain agresif dan bernafsu untuk mengakhiri sebuah poin dengan memukul bola jauh dari jangkauan lawan anda dari posisi menyerang didepan net.
Salah satu jenis pukulan dalam pemainan tenis yaitu pukulan voli, dalam perkembangan teknik dan taktik permainan tenis dewasa ini sangat penting untuk dikuasai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jim Brown (1998:69) yang menyatakan bahwa pukulan voli sangat penting dalam permainan ganda, dimana sebagian besar poin dimenangkan atau hilang dinet. Baik dalam permainan tunggal maupun ganda, pukulan voli yang baik dapat memperbaiki posisi anda dilapangan dan bergerak masuk untuk melakukan pukulan yang akan membuat anda menang. Sebagai pukulan pertahanan, voli dapat membuat anda terhindar dari kesulitan dan bersiap-siap untuk menyerang lagi. Voli sering dilakukan pemain untuk bertahan dan bahkan untuk serangan balik agar ccepat memperoleh angka atau poin. Begitu juga pendapat yang dikemukakan oleh Magheti (1990:17) yang menyatakan bahwa pukulan voli adalah pukulan bola sebelum menyentuh ke tanah. Untuk voli yang akan menghasilkan angka, Mottram (1996:68) menerangkan bahwa dengan memukul bola lob atas kepala lawan kalau berada dekat net. Teknik pukulan voli merupakan lanjutan dari latihan dasar yang telah diberikan sebelumnya, yaitu forehand dan backhand drive.
Pukulan voli merupakan salah satu pukulan yang sangat penting dalam permainan tenis, jika dilakukan dengan baik akan mempercepat perolehan angka dalam permainan relly yang panjang. Pada umumnya pukulan voli sering dilakukan pada permainan pendek, Schraff (1981:71-89) berpendapat bahwa pukulan voli ada beberapa macam yaitu: a) forehand volley, b) backhand volley, c) lob volley, dan d) dropshot dan stop volley, perbedaan dari keempat jenis pukulan voli tersebut adalah teletak pada arah datangnya bola dari lawan main. Dari keempat jenis pukulan voli tersebut diatas sebagai seorang pelatih atau pemain, pukulan voli forehand haruslah dikuasai lebih dahulu, karena pukulan voli forehand merupakan salah satu jenis pukulan voli yang masih sangat sederhana dan masih mudah dipelajari dari pada pukulan-pukulan voli yang lainnya. Pada umumnya pemain sering melakukan kesalahan pada saat melakukan pukulan voli. Terjadinya kesalahan tersebut karena ayunan raket terlalu panjang ke belakang, dam yang seharusnya dilakukan dalam melakukkan pukulan voli adalah dengan menarik raket tidak terlalu panjang.
Menurut Mottram (1996:62) sungguh mengejutkan kenyataan yang secara umum yang kita hadapi, bahwa banyak sekali pemain yang beranggapan bahwa pukulan voli adalah suatu jenis pukulan yang membutuhkan keterampilan tinggi dan tak mungkin mereka jangkau. Hal ini sungguh jauh dari realita yang sebenarnya, sejumlah pemain jelas punya ketajaman dan kecepatan pandang yang dipersyaratkan untuk pukulan voli, dan bagi mereka yang mempunyai kelebihan seperti ini, pukulan voli jelas merupakan suatu hal yang tidak terlalu sukar untuk dikuasai. Tetapi ini bukan merupakan suatu alasan mengapa semua pemain tidak mampu mengembangkan kebiasaan untuk memukul bola sebelum bola memantul dari permukaan lapangan.
Pukulan voli sering kurang diperhatikan oleh para pelatih, biasanya pukulan drive yang didahulukan dari pada pukulan voli. Seperti yang dikemukakan Yudoprasetio (1981:60) bahwa bemain harus melakukan pukulan drive sebelum pemain maju ke depan net untuk melakukan pukulan voli. Hal ini dapat diartikan bahwa pukulan voli kurang diperhatikan padahal pukulan voli sangat penting dalam permainan tenis. Pukulan voli forehand merupakan pukulan terhadap bola yang masih melayang dan belum jatuh ke lapangan sebelah kanan pemain, sebaliknya pukulan voli backhand disebelah kiri pemain. Umumnya pemain lebih mudah melakukan pukulan voli forehand dibandingkan dengan pukulan voli backhand.
Di dalam perkembangan zaman terdapat berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan bermain tenis yang dilakukan pelatih, dosen tenis maupun guru Penjas. Untuk dapat bermain tenis dengan pukulan voli forehand baik banyak caranya, antara lain seperti yang dikemukakan Nossek. (1982:47). Nossek menerangkan bahwa dalam mengajar tenis dapat melakukan modifikasi-modifikasi dengan menggunakan lapangan badminton, bola dari bahan busa, raket yang lebih pendek (paddle) dan peraturan alternatif. Hal ini sesuai pendapat Nurharsono (2006:5) bahwa permainan tonis dapat dijadikan permainan dasar sebelum berlatih tenis.
Sebagai salah satu jenis olahraga permainan, tonnis adalah jenis permainan menggunakan bola kecil dan paddle atau pemukul yang terbuat dari kayu, dilakukan oleh satu atau dua pemain yang saling berhadapan dalam lapangan berbentuk persegi yang di batasi net pada bagian tengahnya dengan cara memukul bola untuk mengembalikan bola yang dipukul oleh lawannya sampai salah satu pemain memenangkan relly dan game dengan memperoleh skor sesuai peraturan yang diberlakukan.
Maksud atau fungsi dari semua latihan tersebut diatas sebenarnya sama yaitu untuk meningkatkan kontrol bola, sebab dengan kontrol bola yang baik maka kemampuan penempatan bola diharapkan semakin baik. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas maka penulisa tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul ”Pengaruh Latihan Pukulan Voli Forehand dengan Menggunakan Pendekatan Tonnis Terhadap Kemampuan Penempatan Pukulan Voli Forehand Pada Petenis Putra Klub Wiroto Kabupaten Pekalongan Tahun 2007”.
Sebagai alasan pemelihan judul tersebut adalah sebagai berikut:
1.1.1 Pukulan voli merupakan salah satu pukulan dasar dalam permainan tenis yang dapat digunakan sebagai pukalan serangan untuk mematikan lawan
1.1.2 Pukulan voli harus dikuasai oleh pemain tenis yang baik karena pukulan voli sangat penting dalam permainan tenis.
1.1.3 Hasil pukulan voli biasanya banyak yang lemah dan tidak tepat pada sasaran yang dituju khususnya pada petenis pemula. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh hasil latihan dengan pendekatan tonnis.
1.1.4 Belum ada penelitian tentang pengaruh latihan pukulan voli forehand dengan menggunakan pendekatan tonnis terhadap kemampuan penempatan pukulan voli forehand di Indonesia.
1.2 Pembatasan Masalah
Penelitian ini pada masalahnya dibatasi dalam hal pengaruh latihan tonnis terhadap kemampuan penempatan voli forehand. Berdasarkan uraian mengenai metode latihan untuk mengembangkan pukulan voli forehand diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh latihan pukulan voli forehand dengan pendekatan tonnis terhadap kemampuan penempatan pukulan voli forehand bagi petenis putra Klub Wiroto Kabupaten Pekalongan Tahun 2007 ?
No comments:
Post a Comment