BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diakhir abad lalu demikian pesat, bahkan diabad 21 IPTEK akan menjadi ciri utama dalam hidup manusia. Hanya manusia yang berkualitas, yang mampu mengembangkan, menyerap dan mengolah iptek secara benar, akan berhasil menjawab tantangan jaman. Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) secara terus menerus dan benar akan mampu menghantarkan manusia untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, guna mencapai peningkatan dan pemerataan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara.
Sumber daya alam di negara kita tersedia cukup melimpah, namun tidak bisa dikatakan tak terbatas, bahkan kadang-kadang cukup menggelisahkan. Pemanfaatan sumber daya alam haruslah diusahakan sehingga mencapai daya guna dan tepat guna yang sebesar-besarnya, dengan demikian optimasi dapat dicapai.
Dalam sejarah selalu menuntut untuk meningkakan pembangunan sarana dan prasarana yang dianggap vital oleh suatu negara, misalnya pembangunan perumahan, perkantoran ataupun untuk pendidikan. Oleh karena itu diperlukan suatu kreatifitas dalam menciptakan kreasi kontruksi dengan melakukan rekayasa- rekayasa konstruksi yang bersifat sederhana maupun yang fundamental. Namun dalam rekayasa kontruksi ini harus diperhatikan juga bagaimana tingkat keamanan dan kelayakan dari rekayasa tersebut di dalam perekayasaan kontruksi bangunan suatu gedung, misalnya mortar yang digunakan sebagai plesteran dinding bata perlu dilakukan perekayasaan tanpa meninggalkan faktor keamanan.
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah campuran yang terdiri dari pasir, bahan perekat serta air, dan diaduk sampai homogen. Mortar mempunyai fungsi yang penting dalam suatu bangunan seperti pada pekerjaan pasangan pondasi, pasangan batu bata ataupun pada pekerjaan dinding. Khusus untuk pekerjaan dinding, sekarang banyak dijumpai pekerjaan dinding yang retak pada plesterannya dan tidak kedap air, akibat dari retaknya plesteran yang ada pada pasangan diding akan mengakibatkan pada pasangan dinding ini selalu terlihat basah akibatnya rembesan air dari bagian luar dinding yang dapat menyebabkan rusaknya cat dan timbulnya jamur pada dinding tersebut. Untuk saat ini campuran mortar yang banyak dipakai untuk plesteran dinding menggunakan perbandingan semen dan pasir adalah 1 : 2, hingga 1 : 6, tetapi dengan campuran yang ada ini masih terdapat banyak kelemahannya.
Melihat kenyataan tersebut diatas, disuatu sisi kebutuhan manusia akan perumahan semakin meningkat dan di sisi lain semakin mahalnya harga bangunan, sementara limbah industri kehutanan yang begitu besar belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan, maka penulis terdorong untuk meneliti masalah pemanfaatan limbah industri kehutanan tersebut, khususnya serbuk gergaji sebagai bahan isian pada mortar semen.
Pada saat ini serbuk gergaji merupakan permasalahan aktual yang sering kali menjadi beban bagi industri perkayuan karena selain makan tempat juga kurang sedap dipandang dan hanya sebagaian kecil yang dimanfaatkan yaitu sebagai bahan bakar di pedesaan. Upaya yang telah dilakukan dalam memanfaatkan serbuk gergaji pada industri bahan bangunan antara lain untuk pembuatan papan semen (cementboard), papan partikel (partikcleboard), dan mortar ringan. Menurut Kurdi (1987, dalam Ismeddiyanto (1998)) keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan bahan tersebut adalah
- Memiliki berat yang relatif ringan sehingga sangat cocok digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi.
- Memiliki daya hantar panas dan listrik yang relatif rendah.
- Mempunyai sifat isolasi dan akustik yang baik sehingga bahan ini cocok untuk ruang kedap suara.
- Relatif lebih tahan terhadap serangan rayap dan jamur dibandingkan dengan papan kayu, karena selain berfungsi sebagai perekat pasta semen juga berfungsi sebagai pelindung (isolator) dan pengawat serbuk gergaji dari pengaruh lingkungan yang merusak.
Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan isian pada mortar semen diharapkan diperoleh keuntungan dari bahan dan dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai guna bahan sehingga dapat meningkatkan nilai ekonominya, diversifikasi jenis bahan konstruksi, menunjang pengadaan bahan dan sedikit banyak dapat mengatasi dampak negatif limbah industri kayu terhadap lingkungan.
Tidak ada bahan (material) yang ada di dunia ini yang tidak dapat dimanfaatkan. Setiap bahan pasti dapat dimanfaatkan asalkan sesuai dengan bidangnya (Gurcharan Singh 1979, dalam Tjokrodimuljo 2004). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka mendorong peneliti untuk mengangkat dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L.F) pada Mortar Semen Ditinjau dari Kuat Tekan, Kuat Tarik dan Daya Serap Air”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian adalah seberapa besar pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu jati (Tectona Grandis L.f) terhadap subsitusi berat pasir dan subsitusi berat semen pada mortar semen ditinjau dari kuat tekan, kuat tarik dan daya serap air.
No comments:
Post a Comment