BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Pengajaran merupakan aktifitas (proses) yang sistematis dan sistemik yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan pengajaran, baik yang sifatnya intruksional maupun tujuan pengiring. Salah satu komponen dari sistem pengajaran adalah sumber belajar yang dapat dipergunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar. Menurut Sudjana dan Rivai (2003: 76) sumber belajar itu tidak lain adalah daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan Proses Belajar mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan.
Menurut Rohani (2004: 172) sumber belajar mencakup manusia dan non manusia yang dapat memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. Sumber belajar sangat mempengaruhi kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Dengan kata lain sumber belajar dapat mempengaruhi kualitas pengajaran.
Sumber belajar manusia adalah guru, sedangkan sumber belajar non manusia adalah segala daya non manusia yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Kedudukan guru sebagai sumber belajar disini adalah guru sebagai fasilitator dan pengelola pada proses kegiatan belajar mengajar. Berkaitan dengan penggunaan sumber belajar, sangat erat kaitannya dengan pemilihan strategi, metode pengajaran yang dipilih guru dalam kegiatan belajar mengajar (Sudjana dan Rivai, 2003: 87).
Sampai dewasa ini guru masih berpegang pada pandangan sumber belajar dalam pengertian sempit, yaitu buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya (Sudjana dan Rivai, 2003: 76). Hal ini terlihat dalam progam pengajaran yang disusun oleh guru, komponen sumber belajar pada umumnya akan diisi dengan buku teks pelajaran (text book). Text book yang digunakan oleh guru dalam menunjang proses belajar mengajar ada dua macam yaitu text book anjuran dan text book wajib. Buku sebagai sumber belajar dipandang sangat mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik. Proses belajar yang dimaksud disini adalah proses belajar secara klasikal maupun belajar mandiri pada saat di kelas maupun belajar mandiri selepas jam sekolah.
Demikian pula pada kelas X Akuntansi SMK YPE Kroya, sumber belajar yang digunakan adalah buku. Berkaitan dengan penggunaan buku teks pelajaran, metode pengajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah gabungan antara metode ceramah, tanya jawab, latihan dan tugas. Menurut Sudjana (2005:91), metode ceramah digunakan untuk menyampaikan materi, metode tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan, metode latihan untuk melatih ketrampilan dari bahan yang telah dipelajari, sedangkan metode tugas untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan/materi yang telah disampaikan.
Berdasarkan pengamatan, guru biasanya mengambil bahan ajar, membuat latihan-latihan maupun penugasan, terutama dari buku teks pelajaran (text book) yang dianjurkan. Sedangkan para siswa harus memperoleh text book yang dianjurkan dengan cara membeli dari penerbit tertentu yang sudah ditentukan oleh guru, oleh karena hanya sebagian siswa yang memiliki text book anjuran karena faktor biaya, meskipun tidak menutup kemungkinan siswa memperoleh text book anjuran dengan cara meminjam dari perseorangan.
Kenyataan yang ada selama ini biasanya perpustakaan sekolah hanya menyediakan text book wajib dalam jumlah yang terbatas, sehingga jumlah yang tersedia tidak mencukupi jumlah siswa yang ada, dan peminjaman hanya pada saat proses belajar mengajar akuntansi berlangsung. Padahal idealnya setiap siswa memperoleh satu text book wajib dan jangka waktu peminjamannya satu tahun ajaran, atau selama materi yang ada dalam text book wajib dibahas.
Text book anjuran biasanya digunakan sebagai buku pelengkap buku wajib, hal ini dikarenakan text book anjuran isinya lebih lengkap daripada text book wajib. Text book wajib biasanya digunakan oleh guru untuk menambah latihan-latihan soal. Text book wajib diperoleh oleh siswa secara cuma-cuma dan peminjamannya melalui perpustakaan sekolah.
Di SMK YPE Kroya dari setiap tahun ajaran, siswa yang memiliki text book akuntansi anjuran hanya sekitar 20% namun setiap proses belajar mengajar mata diklat Akuntansi para siswa diharuskan meminjam text book wajib yang tersedia di perpustakaan sekolah, sehingga semua siswa memegang text book pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung. Namun text book wajib akuntansi dari perpustakaan yang jumlahnya sangat terbatas hanya boleh dipinjam pada saat proses belajar mengajar akuntansi berlangsung. Karena jumlahnya yang terbatas, maka text book wajib akuntansi dari perpustakaan hanya diperuntukan bagi siswa yang tidak memiliki text book akuntansi anjuran. Atau dengan kata lain bagi siswa yang tidak memiliki text book akuntansi anjuran pada saat belajar mandiri selepas jam sekolah tidak memanfaatkan text book sebagai sumber belajar.
Fungsi sebenarnya dari buku teks pelajaran anjuran adalah sebagai buku pelengkap buku teks pelajaran wajib, atau keduanya adalah merupakan satu kesatuan. Namun, seperti diuraikan di atas, keadaan yang ada di SMK YPE Kroya karena buku teks pelajaran wajib yang disediakan oleh sekolah terbatas dan jumlah siswa yang memiliki buku teks pelajaran anjuran hanya sebagian siswa, maka pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa hanya menggunakan buku teks pelajaran anjuran atau buku teks pelajaran wajib saja, sehingga kedudukan buku teks pelajaran wajib dan buku teks pelajaran anjuran menjadi berdiri sendiri-sendiri.
Berdasarkan pengamatan selama ini menunjukan bahwa nilai mata diklat Akuntansi kelas X Akuntansi di SMK YPE Kroya tergolong baik, namun nilai yang diperoleh siswa berbeda-beda. Peneliti berasumsi bahwa perbedaan nilai yang dicapai oleh siswa dikarenakan ada siswa yang menggunakan text book akuntansi anjuran saja dan ada siswa yang hanya menggunakan text book wajib pada proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan penggunaan buku teks pelajaran erat kaitannya dengan belajar mandiri baik secara klasikal di sekolah maupun kegiatan belajar mandiri di rumah.
Kenyataan ini yang mendorong keinginan penulis untuk mengungkap lebih jauh tentang perbandingan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan text book akuntansi anjuran belajar dengan yang menggunakan text book akuntansi wajib dengan sebuah judul “studi komparasi prestasi belajar siswa antara metode pembelajaran menggunakan text book anjuran dengan menggunakan text book wajib pada mata diklat akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK YPE Kroya tahun ajaran 2006/ 2007”. Dengan kosentrasi penelitian pada prestasi belajar akuntansi siswa kelas X progam studi Akuntansi tahun 2006/ 2007.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
- Apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi antara metode pembelajaran menggunakan text book anjuran dengan menggunakan text book wajib siswa kelas X Akuntansi SMK YPE Kroya tahun ajaran 2006/ 2007?
- Seberapa besar perbedaan prestasi belajar akuntansi antara metode pembelajaran menggunakan text book anjuran dengan menggunakan text book wajib siswa kelas X Akuntansi SMK YPE Kroya tahun ajaran 2006/2007?
- Manakah yang lebih efektif antara metode pembelajaran menggunakan text book anjuran dengan mengunakan text book wajib untuk menunjang pencapaian prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMK YPE Kroya tahun ajaran 2006/2007?
No comments:
Post a Comment