PERANAN ANGGARAN BIAYA PEMASAHUBUNGAN KERAGAMAN PRODUK DALAM PERSEPSI KONSUMEN DENGAN NIAT BELANJA KONSUMEN DI MINIMARKET YOMART

 On 29 August 2011  

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada hakekatnya manusia mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sangat beragam. Kebutuhan dan keinginan itu bermacam-macam baik berupa fisik maupun non fisik,sehingga apabila setiap kebutuhan dan keinginan fisik dan non fisik mereka terpenuhi maka akan terpuaskan. Akan tetapi jika tidak terpenuhi maka akan menimbulkan rasa tidak puas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan keinginan tersebut dapat di tempuh dengan jalan memproduksi sendiri. Meminta atau pertukaran. Umumnya masyarakat modern bekerja atas dasar prinsip pertukaran. Pertukaran adalah suatu tindakan untuk memperoleh objek yang diharapkan dan seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. Dengan pertukaran ini kedua belah pihak berusaha untuk memenuhi semua kebutuhannya dan mencapai keberadaan yang lebih baik, dengan tidak perlu menggantungkn diri kepada sumbangan dan tidak perlu memiliki keterampilan untuk memproduksi setiap kebutuhan mereka sendiri.
Kebutuhan terdiri dari bermacam-macam mulai dari kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut juga kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan barang dan jasa. Hal ini membuka peluang bagi produsen atau perusahaan untuk menghasilkan dan menyediakan berbagai macam barang yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut.
Usaha seperti inilah yang sering disebut usaha eceran (retail) yaitu bisnis yang seluruh aktivitasnya langsung berhubungan dengan penjualan barang dan jasa ke konsumen akhir untuk pemakaian non bisnis atau pribadi.
Pada saat ini banyak sekali perusahaan yang berfungsi sebagai retailer yang mendistribusikan berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan, toserba, supermarket dan departemen strore di daerah perkotaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil seperti minimarket. Dimana mereka menjual berbagai macam produk yang bervariasi. Dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan berskala besar dan berskala kecil. Hal ini akan menguntungkan bagi konsumen karena tersedia alternatif pilihan produk. Baik dari segi merek, kemasan, ukuran, warna maupun harga sehingga konsumen memperoleh kemudahan dalam berbelanja karena dapat memenuhi segal macam kebutuhan dan konsumen tidak perlu cemas dan takut dalam memenuhi semua kebutuhannya. Tapi disisi lain dapat menimbulkan persaingan yang ketat diantara para retailer khususnya dalam menarik dan mempertahankan konsumen.
Untuk dapat bertahan dalam keadaan dunia retailer maka retailer harus menetapkan suatu strategi pemasaran yang tepat dan jitu dengan lebih memperhatikan apa kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini akan memberikan kepuasan lebih, yang dapat dirasakan oleh konsumen dan dapat mengungguli para pesaingnya. Salah satunya adalah menerapkan strategi pemasaran yaitu Marketing Mix yang terdiri dari product, price, place and promotion.
Sebagai toko eceran atu retailer, kemampuan menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen sangat penting karena salah satu alasan kecenderungan konsumen memilih mengunjungi retailer dari pada produsen dalam memenuhi kebutuhannya karena alasan kenyamanan (convenience) yang didapatkanya. Selain itu konsumen berharap akan menemukan suatu produk atau bermacam-macam produk yang akan memenuhi segala kebutuhan untuk saat ini atau yang yang akan datang dengan hanya mengunjungi satu toko saja dengan harapan akan mudah dicari. Retailer yang hanya menyediakan satu jenis barang saja mempunyai kemungkinan tidak dapat bertahan lama dalam usahanya karena tidaklah mungkin mengharapkan setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama yang dapat terpenuhi dengan menyediakan satu jenis barang saja. Dan konsumen tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga dengan mengunjungi berbagai produsen guna memenuhi kebutuhannya.
Selain itu retailer juga harus menerapkan strategi keragaman produk (produk assortment), bauran pelayanan (service mix) dan suasana toko (store atmosphere), retailer harus memperhatikan lebar dan kedalaman produk yang disediakan, kualitas dan kelengkapannya karena menyediakan produk yang beragam adalah penting karena adanya kecenderungan dalam diri konsumen menghendaki barang-barang yang bersifat komplementer, sehingga dengan bermacam-macam produk yang disediakan retailer akan mendorong konsumen untuk membeli produk yang saling melengkapi tersebut. Dengan adanya keragaman produk tersebut, konsumen dapat leluasa memilih apa yang menjadi kebutuhannya dan konsumen tidak perlu khawatir dalam memenuhi kebutuhannya karena apa yang dibutuhkan konsumen sudah tersedia dalam toko eceran tersebut.
Ragam produk (product assortment), pengecer harus sesuai dengan harapan belanja pasar sasarannya karena hal ini merupakan unsur kunci dalam persaingan diantara para pengecer sejenis karena product assortment (keragaman produk) yang baik akan menarik niat belanja para konsumen untuk berbelanja di tempatnya dan itu merupakan salah satu untuk mempertahankan konsumen agar konsumen puas dalam berbelanja ditempat tersebut dan pada akhirnya diharapkan dapat tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
“Hubungan keragaman produk dalam persepsi konsumen dengan niat belanja konsumen di minimarket yomart”


1.2. Identifikasi Masalah
Keragaman suatu produk pada setiap minimarket akan sangat menarik bagi konsumen. Keragaman disini diartikan barang-barangnya komplit sesuai dengan jenis barang yang diperdagangkan.
Jika barang tidak beragam, maka konsumen akan mencari ke minimarket lain. Pada hati konsumen akan timbul anggapan bahwa toko tidak lengkap, akhirnya konsumen pindah menjadi langganan minimarket yang lain. Oleh karena itu setiap minimarket harus memperhatikan keragaman produk agar minimarket tersebut bisa bersaing dengan minimarket yang lain.
Berdasarkan hal itu, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan keragaman produk di minimarket Yomart?
2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang keragaman produk yang terdapat di minimarket Yomart?
3. Apakah keragaman produk berhubungan dengan niat belanja konsumen di minimarket Yomart?


1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang bagaimana hubungan keragaman produk dalam persepsi konsumen dengan niat belanja konsumen di minimarket Yomart.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pelaksanaan keragaman produk di minimarket Yomart.
2. Untuk menganalisis tanggapan konsumen tentang keragaman produk yang terdapat di minimarket Yomart.
3. Untuk menganalisis hubungan keragaman produk dengan niat belanja konsumen di minimarket Yomart?


1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan keragaman produk dengan niat belanja konsumen, sehingga hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
1. Praktisi .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan masukan serta bahan pertimbangan yang berguna bagi perusahaan terutama dalam menetapkan kebijakan keragaman produk sebagai variabel yang dipengaruhi niat belanja konsumen.
2. Teoritis/akademis
Penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai bahan masukan untuk mahasiswa serta civitas akademika Universitas Widyatama.
3. Penulis.
Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan memperluas wawasan mengenai bidang usaha retailer serta hubungan keragaman produk dengan niat belanja konsumen. Selain itu penulis juga dapat membandingkan teori yang didapatkan pada saat kuliah dengan praktek pelaksanaan keragaman produk yang sesungguhnya di lapangan.


1.5. Kerangka Pemikiran
Perkembangan usaha minimarket di Bandung cukup menarik untuk dianalisis, karena merupakan suatu bentuk usaha yang m

ulai berkembang beberapa tahun belakangan ini. Banyak pemain-pemain baru di industri eceran berkembang dengan pesat, seperti salah satunya minimarket Yomart.
Ketatnya persaingan ini memaksa perusahaan untuk berusaha lebih keras agar bisa bertahan hidup atau bahkan memenangkan persaingan dalam keadaan persaingan yang tinggi. Ada hal yang lebih penting bagi perusahaan yaitu perusahaan harus mampu mempertahankan konsumen yang sudah ada, selain menarik konsumen baru sebanyak-banyaknya. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli pemasaran Kotler (1997;19) bahwa :
“Pelanggan baru yang tertarik dapat menimbulkan biaya lima kali lipat dari biaya menyenangkan pelanggan yang ada. Dan biaya kehilangan pelanggan mungkin enam belas kali lipat biaya menarik pelanggan baru ke tingkat laba yang sama.”
Agar dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada maka perusahaan harus dapat memuaskan konsumennya. Perusahaan harus dapat mengetahui dan memenuhi apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Membuat konsumen puas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena jika konsumen puas maka konsumen akan cenderung untuk melakukan pembelian kembali. Oleh karena itu perusahaan yang ingin berhasil dan untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan harus mempunyai konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen (consumer oriented), yaitu melakukan kegiatannya dengan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam bisnis apapun, konsumen harus menjadi orientasi pertama dari kegiatan bisnis, karena konsumen juga mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan terjadinya pembelian. Itulah sebabnya bahwa memelihara konsumen sama saja dengan memelihara masa depan perusahaan dengan begitu laba adalah hasil yang sudah pasti akan kita dapatkan jika kita berhasil memuaskan konsumen.






Gambar. 1.1
The Marketing Concept

Starting point Focus Means




Sumber : Kotler, marketing manajemen

Berdasarkan gambar diatas, perusahaan mempunyai konsep pemasaran customer oriented, diawali dengan konsumen dan diakhiri juga dengan konsumen. Jadi konsumen adalah orientasi dari segi pemasarannya. Secara umum perusahaan dapat menanggapi konsumen dengan memberikan apa yang mereka inginkan, atau apa yang mereka butuhkan atau apa yang benar-benar mereka butuhkan. Kunci pemasaran professional adalah memahami kebutuhan riil pelanggan dan memenuhinya dengan lebih baik dari pada yang dilakukan para pesaing, karena hal ini sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan strategi yang dilakasanakan. Selain itu, perusahaan harus dapat mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut dapat menimbulkan tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu setelah terjadi pembelian produk. Perilaku konsumen sendiri dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam mengevaluasi, membeli, menggunakan dan membuang produk dan jasa. Menurut engel-Roger dan D. Miniard seperti yang dikutip Saladin dan Oesman (2002;2) bahwa :

Target Customer Integrated Profit Througth
Market needs Marketing customer
satisfaction
“Consumer Behavior is defined as the acts individuals directly involved in obtaining and using economic good and services including the decision processes that proceed and determinand these acts.”
(Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut).
Konsumen dengan melalui tahap perilaku tertentu terhadap sesuatu rangsangan yang diberikan oleh pemasar yang dikenal sebagi model simulasi AIDA yang mempunyai tahap-tahap sebagai berikut:
a. Attention : Timbulnya perhatian konsumen terhadap suatu usaha
pemasaran yang dilakukan perusahaan.
b. Interest : Muncul rasa tertarik terhadap objek yang dikenakan usaha
pemasaran tersebut.
c. Desire : Setelah tertarik timbul keinginan untuk memiliki objek
tersebut.
d. Action : Tindakan yang muncul setelah tiga tahap tersebut yaitu
melakukan pembelian.
Untuk lebih memahami proses perilaku pembelian konsumen dapat melalui “model of buyer behavior” yang merupakan gambar 1.2 sebagai berikut :








Gambar 1.2
Model of buyer behavior
Marketing Other Simulation Buyer Caracterstics Buyer Decision Process Buyer’s Purchases Decisions
Stimuli
Product
Price
Place
Promotion Environment
Economics
Technological
Political
Cultural Cultural
Social
Personal
Pshicological Problem
Recognition
Information
Search
Evaluation
Decision
Post Purchase
Behaviour Product Choice
Brand Choice
Dealer Choice
Purchase Timing
Purchase amount

Sumber : Kotler and Amstrong, Principle of Marketing


Dari model diatas diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran, yaitu produk, harga, promosi dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi, politik, dan budaya, dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan setelah melalui blockbox. Oleh karena itu pemasar harus memahami apa yang terdapat didalam blockbox yang terdiri dari karakteristik pembeli dan proses keputusan pembelian. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli itu diselesaikan, di organisasi, dan interpretasikan. Persepsi di bentuk oleh seseorang dan dipengaruhi oleh isi memorinya. Semua apa yang pernah memasuki wilayah sensor dan mendapat perhatiannya akan di simpan dalam memorinya, memori itu akan dibuka kembali dan dijadikan referensi untuk menanggapinya, dengan demikian proses persepsi seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya yang tersimpan dalam memori. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa persepsi secara subtansi bisa sangat berbeda dengan realitas. Sedangkan atribut produk diciptakan untuk membedakan produk pesaing dengan perusahaan. Menurut Swastha (2003 : 79) atribut-atribut produk tersebut antara lain adalah :Merek (brand), Kemasan (packaging), Label. atribut bisa mempengaruhi persepsi konsumen sehingga akan mendorong niat belanja konsumen.

Attitude toward the behavior

Motivation to comply with the specific referents

Beliefs that specific referents think I sould or should not perform the behavior

Evaluation of outcomes

Beliefs that the behavior leads to certain outcomes

Intention

Subjective norm

Behavior
Dengan kata lain, Keragaman produk merupakan atribut yang berada di dalam minimarket yomart, sedangkan atribut produk berada di persepsi konsumen. Apabila persepsi konsumen tertarik dengan atribut produk maka menimbulkan niat belanja konsumen.
Jadi jelaslah bahwa dalam keragaman produk diperlukan di minimarket-minimarket untuk menambah niat belanja konsumen sehingga akan menjadikan laba perusahaan dapat meningkat dengan seiringnya jumlah pelanggan yang datang ke minimarket. Adapun keputusan belanja konsumen dapat dipengaruhi oleh niat belanja konsumen . Menurut schiffman and kanuk, customer behavior (2000;224) bahwa:
“Hal-hal yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk yakni keragaman bentuk produk termasuk objek produk, kebiasaan penggunaan produk, niat pembelian produk, pengaruh dari orang lain dalam membeli produk. Contohnya pembeli banyak percaya produk dari merknya atau produk , dan nilai tambah (keunggulan) dari barang tersebut”.
Niat belanja konsumen muncul karena adanya kebutuhan terhadap suatu produk, perubahan sikap juga mempengaruhi niat belanja konsumen. P

erubahan sikap tersebut diantaranya adalah pengaruh atau pengalaman orang lain. Kebanyakan konsumen melakukan banyak pertimbangan sebelum membuat keputusan untuk membeli, termasuk dalam hal mencoba produk baru. Konsumen akan mencari informasi yang akan menjadi pertimbangan konsumen dalam mencoba. Walaupun proses pencarian informasi ini jarang terjadi tetapi cenderung terjadi.
Berdasarkan uraian diatas penulis mengemukan hipotesis sebagai berikut :
“Terdapat hubungan antara keragaman produk dalam persepsi konsumen dengan niat belanja konsumen di minimarket Yomart.”

1.6. Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang menurut Nazir ( 2003 : 54 ), adalah metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Observasi
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung oleh peneliti ke objek penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna kelengkapan data dan mendapat gambaran mengenai perusahaan sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Wawancara
Yaitu penelitian yang diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat memberikan keterangan dan data-data yang diperlukan.
c. Kuesioner
Yaitu data yang diperoleh dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap tentang objek yang diteliti pada responden.


1.7 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini dilakukan pada Minimarket Yomart Bandung. Kantor pusat Jln. Jakarta no. 48 Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan september sampai dengan selesai.
PERANAN ANGGARAN BIAYA PEMASAHUBUNGAN KERAGAMAN PRODUK DALAM PERSEPSI KONSUMEN DENGAN NIAT BELANJA KONSUMEN DI MINIMARKET YOMART 4.5 5 Win Solution 29 August 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sangat beragam. Kebutuhan ...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive