Analisis Perbedaan Luas Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan High Profile dan Low Profile di Indonesia (Studi Pada Perusahaan yang Listing di BEJ Tahun 2004)

 On 26 August 2011  


BAB I


PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang


Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan sumber-sumber ekonomi berupa barang dan jasa yang berasal dari lingkungan alamiah dan masyarakat. Perusahaan menarik dana dari berbagai individu dalam masyarakat, dengan berbagai hak yang melekat di dalamnya. Hal ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab kepada kelompok masyarakat yang terdiri atas para investor dan kreditor / stake-holder (Suwaldiman, 2000 dalam Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Penyediaan informasi yang luas dalam laporan keuangan merupakan keharusan yang disebabkan adanya permintaan dari berbagai pihak yang berkepentingan (stake-holder) dengan informasi tersebut .


Sejak tahun 1970-an masalah tanggung jawab sosial perusahaan perusahaan ini terus menjadi isu penting, baik di kalangan profesi akuntan ataupun sebagai obyek riset (Zuhroh dan Sukmawati, 2003), sehingga dapat dipahami bahwa ide dasar yang melandasi berkembangnya akuntansi sosial (social accounting) secara umum adalah tuntutan terhadap perluasan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Menurut Hendriksen (1994) dalam Maksum dan Kholis (2003), konsep akuntansi sosial secara teoritis mensyaratkan perusahaan harus melihat lingkungan sosialnya yang terdiri dari masyarakat, konsumen, pekerja, dan pihak lain yang dapat menjadi pendukung jalannya operasional  karena pergeseran tanggung jawab perusahaan.


Di Indonesia, seiring dengan proses globalisasi informasi yang juga diikuti oleh kebutuhan akan transparansi, berbagai pihak seperti stakeholders, pemerintah, pekerja, konsumen, dan masyarakat umum juga mulai mensyaratkan pada perusahaan di Indonesia untuk lebih bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Perubahan dalam masyarakat tersebut, membawa suatu tekanan bagi perusahaan bahwa keadaannya di tengah-tengah lingkungan sosial dengan orientasi semata-mata maksimum profit tidak bisa terus dipertahankan.


Menyadari hal itu kalangan perusahaan tidak berdiam diri, sebagian perusahaan mulai mempertanggung-jawabkan atas penggunaan sumber daya yang diambil dari masyarakat kepada lingkungan sosialnya. Sebagai upaya untuk menunjukkan tingkat pertanggungjawabannya, perusahaan mulai memberikan penjelasan dan pelaporan kepada masyarakat mengenai berbagai aktivitas sosial dan lingkungannya, baik melalui media ekstern yang dikeluarkan oleh pihak ketiga maupun media internal (termasuk laporan keuangan) yang dikeluarkan oleh perusahaan sendiri.


Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), secara implisit juga telah mengakomodasi hal tersebut. Misalnya sebagaimana tertulis dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 1 (revisi 1999) paragraf kesembilan:


"Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna yang memegang peranan penting."


Sampai seberapa besar pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunannya, dapat diukur melalui seberapa lengkap menyertakan komponen-komponen dari penjelasan mengenai pengungkapan sosialnya (social disclosure).


Beberapa penelitian mengenai praktek corporate social reporting (CSR) perusahaan telah dilakukan di berbagai negara, diantaranya di Inggris oleh Gray et. al. (1995) dan di Singapura yang dilakukan oleh Tsang (1998), penelitian tersebut mempu membuktikan bahwa ada peningkatan perhatian perusahaan terhadap akuntansi sosial ini, melalui tingkat pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan pada masing-masing negara tersebut.


Di Indonesia, beberapa penelitian mengenai pengungkapan sosial perusahaan juga telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Diantaranya dilakukan oleh Zuhroh dan Sukmawati (2003), dalam penelitian tersebut pengungkapan sosial pada industri high profile terbukti direspon secara luas oleh masyarakat khususnya oleh investor, dengan berubahnya volume perdagangan saham perusahaan pada saat informasi pengungkapan sosial telah diterima pasar.


Hasil penelitian lain mengenai akuntansi sosial di Indonesia juga telah dilakukan oleh Utomo (2000). Hasil penelitian tersebut menemukan fakta bahwa pengungkapan sosial pada perusahaan di Indonesia tergolong masih rendah, walaupun penelitian tersebut juga mampu membuktikan bahwa perusahaan high profile tingkat pengungkapan sosialnya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perusahaan low profile.


Motivasi dari penelitian ini adalah apabila melihat hasil penelitian Utomo (2000) di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dengan tujuan menganalisis sampai seberapa besar relevansi hasil penelitian tersebut seiring dengan perkembangan pasar modal di Indonesia. Perbedaan utama penelitian ini dengan penelitian Utomo (2000) adalah pada penggunaan sampel, dimana Utomo (2000) menggunakan sampel perusahaan yang listing di BEJ dan BES pada tahun 1998, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang listing di BEJ pada tahun 2004.


Berdasarkan motivasi dan hasil penelitian pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah yang merupakan replikasi dari penelitian Utomo (2000) di atas dengan judul:


"Analisis Perbedaan Luas Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan High Profile dan Low Profile di Indonesia (Studi Pada Perusahaan yang Listing di BEJ Tahun 2004)".



1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang pada sub-bab sebelumnya, maka perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:


"Apakah terdapat perbedaan luas pengungkapan sosial dalam laporan tahunan, antara perusahaan high profile dan low  profile di Indonesia?"


Analisis Perbedaan Luas Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan High Profile dan Low Profile di Indonesia (Studi Pada Perusahaan yang Listing di BEJ Tahun 2004) 4.5 5 Win Solution 26 August 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung mendap...


Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme. Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 089 9009 9019

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

No comments:

Post a Comment

Jurnalskripsitesis.com. Powered by Blogger.

Blog Archive