BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai-nilai dan renungan-renungan tentang hakekat abadi atau Ilahi (hidup beragama) itu bisa memberikan kekuatan dan stabilitas bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai metafisik ini memberikan kemampuan/daya tahan dan tambahan energi untuk berjuang. Sebab, semua nilai religius, spiritual dan transendental yang tersembunyi di balik atau jauh di belakang nilai-nilai materil dan bersifat indrawi itu, pada hakekatnya selalu mengandung unsur kebenaran serta keabadian sepanjang masa. Dan selalu akan memberikan kebahagiaan sejati kepada segenap umat manusia. Barang siapa bisa menangkap arti serta nilai-nilai abadi tersebut, pasti akan menemukan kebahagiaan dan ketenangan sejati. Imannya akan teguh dan kokoh sentausa menghadapi segala cobaan hidup serta macam-macam kesulitan, karena ia bersikap pasrah menerima segala ujian hidup, dan penuh keyakinan pada kekuasaan Ilahi. Ia akan selalu tawwakal kepada Yang Maha Kuasa, serta memberikan amal dan beribadah setiap hari, sehingga sehatlah lahir batinnya.1
Di era globalisasi dan informasi, kebutuhan tentang agama sangatlah besar dikarenakan muncul kebudayaan-kebudayaan aru, banyak dari kalangan manusia yang mengalami permasalahan di dalam kehidupannya, seperti gangguan jiwa, tindak kekerasan dan penyakit-penyakit sosial.
Dampak kebudayaan baru ini antara lain berwujud mesin-mesin otomat yang dikontrol oleh termostat, sel-sel foto elektrik, motor-motor diesel, pesawat turbo jet, radio dan TV, radar, roket terkendali, bom atom dan hidrogen, kapsul kuaman dan lain-lain. Muncul gaya hidup baru, satu tipe civilisasi baru, dan satu kelas pemimpin-pemimpin baru yang memiliki
1 Dr. Kartini Kartono, dr. Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, CV. Mandar Maju, bandung, 1989, hlm. 257-258.
ambisi-ambisi dan ideologi baru. Semua kejadian di atas merombak secara total pola hidup dan pola kemasyarakatan manusia pada abad akhir-akhir ini.2
Agama sangat dibutuhkan di dalam kehidupan bermasyarakat yang sangat multidimensional, agama membangkitkan kebahagiaan iman kepada Allah dan perangai yang baik. Agama adalah cara yang ampuh dalam memperbaiki perasaan, menghaluskan jiwa, membetulkan pergaulan, menerapkan perundang-undangan keadilan, agama memegang peranan yang positif, berkesan yang dalam di dalam kehidupan masyarakat, karena agama itu mengikat hati pemeluknya dengan cinta dan kasih sayang yang tidak terdapat pada ikatan lain, baik dari kebangsaan, bahasa, ataupun kepentingan bersama.3
Untuk mengenalkan agama, maka perlu adanya dakwah Islam yang mengkhususkan orientasi dakwahnya pada penggarapan segi mentalitas manusia, yang salah satunya dengan melalui pengajian mujahadah yang memberikan semangat keagamaan secara transcendental, agar lebih memiliki daya spiritual dan mampu memahami kebenaran agama Islam itu sendiri dan bersungguh sungguh dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Agama Islam termasuk golongan agama dakwah, maksudnya adalah usaha menyebarkan kebenaran, mengajak orang-orang yang belum mempercayainya.4 Dan salah satu tujuan utama gerakan dakwah keagamaan adalah untuk membangkitkan serta memelihara keimanan.
Iman manusia pada prinsipnya bisa berubah-ubah kadang-kadang ia bertambah tapi kadang juga berkurang, sedang bertambahnya iman karena taat kepada Allah dan berkurangnya iman karena berbuat maksiat kepada Allah. Maka dengan rutinitas Pengajian Mujahadah diharapkan iman seseorang bisa selalu bertambah.
2 Ibid, hlm. 190.
3 Dr. Abdullah Syatam, Dakwah Islamiyah. Terj. Prof. Ibrahim Husein, MA. Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN di Jakarta Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, 1986. hlm 2
4 Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, Terj. Drs. H. A. Nawawi Rambe, Widjaya. Jakarta, 1981, hlm. 1
Untuk itulah peluang dakwah dan peran dalam mengantisipasi kemerosotan iman seseorang, karena suatu kerugian besar bagi manusia apabila iman dari seseorang mengalami degradasi, yang pada akhirnya menjurus pada kejahatan dan penyakit sosial. Apalagi sains dan teknologi yang berkembang sekarang ini ikut mempengaruhi keimanan seseorang, maka disinilah peran dakwah dalam hal ini pengajian mujahadah sangat dibutuhkan oleh setiap umat Islam.
Sejarah telah membuktikan bahwa pemisahan sains dari keimanan telah menyebabkan kerusakan yang tak bisa diperbaiki lagi. Keimanan mesti dikenali lewat sains, agar keimanan bisa tetap aman dari berbagai takhayul melalui pencerahan sains. Keimanan tanpa sains akan berakibat fanatisme dan kemandekan.
Apabila kita melihat lingkungan sehari-hari banyak sekali menawarkan suatu perubahan kehidupan, sementara dalam perspektif agama dunia hanyalah sebuah kehidupan yang sementara. Oleh karena itu, barang siapa mencintai dunia (hubb al-dunya) maka sangat dikhawatirkan akan memutuskan hubungan dengan Allah, dan apabila ini benar-benar menjadi kenyataan dimana manusia terpengaruh oleh kondisi lingkungannya maka kehidupan manusia sudah tak beraturan. Sehingga muncullah mentalitas karahat al-maut (takut menghadapi kematian/post-life syndrome).
Sebagaimana telah disadari bersama bahwa dampak dari sains dan teknologi, informasi sangatlah kompleks. Ada dampak positif tapi juga banyak dampak negatifnya. Dampak positif dari kemajuan teknologi adalah bersifat fasilitatif ( memudahkan ) kehidupan manusia.
Dampak negatif dari sains dan teknologi modern telah mulai menampakkan diri didepan mata kita, yang pada prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental spiritual atau jiwa yang sedang tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilan gaya-gayanya. Tidak hanya nafsu muthmainah yang dapat diperlemah oleh rangsangan negatif dari sain teknologi elektronika dan informatika, melainkan juga fungsi-fungsi kejiwaan lainya seperti kecerdasan fikiran, ingatan, kemauan dan perasaan (emosi) diperlemah kemampuan aktualnya dengan alat-alat teknologi elektronik dan informatika.5
Sementara itu dakwah Islam yang terus berjalan secara tradisional seperti pengajian mujahadah adalah merupakan salah satu benteng untuk menghadapi gejolak kemerosotan moral dan krisis akidah yang diderita oleh umat Islam. Salah satunya adalah Pengajian Mujahadah di Pondok Pesantren Al-Istiqomah kembangan Bintoro Demak yang secara aktif telah terbukti memberikan pengarahan dan bimbingan kepada manusia secara aktif dan positif sekaligus mampu memberikan alternatif kepada masyarakat.6
Disinilah akan kita lihat peran dari Pengajian Mujahadah tersebut dalam perspektif amaliahnya. Apalagi bahwa agama Islam sebagai suatu ajaran tidaklah berarti, manakala ia tidak dimanifestasikan dalam action amaliah. Ini dikarenakan agama tersebut, bukanlah agama yang semata-mata menyoroti satu sisi dari kehidupan manusia saja, tetapi Islam meliputi dan menyoroti semua persoalan hidup manusia secara total.7
Untuk mengetahui peran Pengajian Mujahadah di Pondok Pesantren Al-Istiqomah kembangan Bintoro Demak, penulis angkat sebagai kajian skripsi yang berjudul “EKSISTENSI PELAKSANAAN PENGAJIAN MUJAHADAH DI PONDOK PESANDATREN AL-ISTIQOMAH KEMBANGAN BINTORO DEMAK DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM (Tinjauan Komunikasi Dakwah)”.
B. Alasan Pemilihan Judul
Sedangkan yang menjadi alasan mengapa penulis memilih judul “Eksistensi Pelaksanaan Pengajian Mujahadah Dalam Pengembangan Dakwah Islam di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kembangan Bintoro Demak Ditinjau dari Komunikasi Dakwah” adalah :
5 Prof. H. M. Arifin M. ED, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, PT. Golden Terayon, Perss. Jakarta, 1994. hlm. 12
6 K.H. M. Isa Anshary, Mujahid Dakwah, CV. Diponegoro, Bandung, 1995, hlm. 30
7 Drs. Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, hlm. 33
1. Melihat lebih dekat keberadaan pengajian mujahadah Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kembangan Bintoro Demak dalam pengembangan dakwah Islam.
2. Melihat fungsi pengajian mujahadah ditinjau dari aspek komunikasi dakwah di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kembangan Bintoro Demak
C. Penegasan Judul
Sebelum pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu diterangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan judul skripsi ini, skripsi ini berjudul
”Eksistensi Pelaksanaan Pengajian Mujahadah Di Pondok Pesantren Al- Istiqomah Kembangan Bintoro Demak Dalam Pengembangan Dakwah Islam (Tinjauan Komunikasi Dakwah)”.
Untuk menghindari kesalahan, salah pengertian, maka penulis perlu menjelaskan yang dimaksud judul tersebut sebagai berikut :
1. Eksistensi artinya “adanya atau keberadaan” 8
2. Pelaksana Pengajian Mujahadah adalah nama suatu organisasi yang didirikan pada tahun 1977 di Pondok Pesantren Al Istiqomah Kembangan Bintoro Demak 9
3. Pengajian merupakan sistem pendidikan di pondok pesantren yang sangat tradisional.10
4. Mujahadah artinya selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal perbuatan, maksudnya bersungguh-sungguh dalam beramal, bekerja, beribadah yang meruapakan bukti keimanan kepada Allah.11
5. Pesantren artinya “Asrama tempat santi atau tempat murid belajar mangaji.
6. Pengembangan dakwah: artinya “mengukuhkan atau menguatkan dakwah dalam suatu penyampaian” hlm. 267
8 W.J.S. Poerdarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986,
9 Wawancara dengan Bapak Abdullah Mukti, Pengasuh Pondok Pesantren Al Istiqomah
Kembangan Bintoro Demak, pada tanggal 2 September 2003.
10 Dr. Nur Cholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta, 1997,
hlm. 17
7. Tinjauan yaitu “pandangan atau pendapat”
8. Komunikasi Dakwah artinya “merupakan suatu bentuk yang khas dimana seseorang muballigh (komunikator) menyampaikan pesan (message) yang bersumber sesuai ajaran Al Quran dan Sunah dengan tujuan agar orang lain (komunikator) dapat berbuat amal soleh sesuai dengan pesan yang disampaikan.12
Dari uraian dan penjelasan tersebut penulis membatasi hal-hal yang akan diteliti adalah keberadaan pelaksanaan Pengajian mujahadah dalam pengembangan dakwah Islam di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kembangan Bintoro Demak ditinjau dari komunikasi dakwah.
D. Pokok Permasalahan
Dari judul penelitian diatas permasalahan yang akan penulis bahas dalam skripsi ini, dirumuskan sebagai berikut :
- Bagaimana proses penyelenggaraan pengajian mujahadah di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kembangan Bintoro Demak
- Bagaimana keberadaan pengajian mujahadah dalam pengembangan dakwah Islam ditinjau dari perspektif komunikasi dakwah
- Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan yang mengahambat dalam pelaksanaan pengajian mujahadah.
No comments:
Post a Comment