BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan manusia di dunia yang harus diutamakan yaitu busana, yang dapat menutup tubuh dan melindungi seseorang dari segala musim ( musim hujan dan musim kemarau), melindungi dari sengatan matahari, menutupi kekurangan atau kelebihan tubuh seseorang.
Beberapa tahun belakangan ini, pakaian muslimah semakin tren, tidak hanya dalam hal pertemuan-pertemuan khusus yang bernuansakan religius misalnya peringatan hari-hari besar agama Islam, melainkan dalam pesta ulang tahun, pesta pernikahan, arisan dan acara-acara lainnya. Semakin banyaknya wanita muslim mengenakan busana muslim, menandakan adanya kesadaran beragama yang meningkat. Berbusana muslim diyakini juga merupakan bentuk ibadah, karena melaksanakan perintah Allah SWT. Berbusana muslimah juga merupakan bentuk pengalaman akhlak terhadap dirinya sendiri, menghormati harkat dan martabat dirinya sendiri, sebagai manusia yang berbudaya.
Sesuai perkembangan mode, model busana terus mengalami perkembangan terutama busan pengantin, karena di hari pernikahan bagi seorang wanita merupakan hari yang paling indah dan tak terlupakan, oleh karena itu dalam pemilihan busana yang dikenakandalam acara pernikahanpun menjadi sesuatu yang sangat penting. Busana pengantin biasanya dipilih model dan kreasi hiasan yang berkualitas, yang dapat menimbulkan kesan mewah, dan memiliki nilai istimewa. Kurangnya perhatian dan minat para produsen busana dalam menyediakan busana penganti untuk muslimah menjadi satu perhatian, karena dapat membantu para pengantin muslimah dalam memilih busana di hari pernikahannya yang sesuai dengan kriteria busana muslimah.
Kriteria busana muslimah pada umumnya, yaitu :
- Bagian tubuh yang kelihatan hanya wajah dan telapak tangan.
- Bahan yang dipakai tidak tipis / tembus pandang.
- Model tidak ketat ( agar tidak menampakkan bentuk tubuh / lekuk tubuh yang sesungguhnya).
- Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
- Tidak menyerupai pakaian pendeta ( Tim Busana GPU, 2002 : 5)
Contoh busana muslimah pada umumnya yaitu, gaun panjang yang longgar, maupun blus dan rok, dengan ukuran tubuh yang lebih besar dan menutupi seluruh tubuh. Busana juga memiliki fungsi, yaitu :
- Untuk menutup aurat.
- Sebagai perhiasan.
- Sebagai identitas ( Tim Penyusun, 2001 : 6)
Dilihat dari fungsi busana tersebut, maka pembuatan busana pengantinpun merupakan kebudayaan yang dipelajari dari zaman ke zaman. Banyaknya wanita muslimah yang berjilbab saat ini, sehingga mendorong perancang mode menciptakan berbagai variasi busana pengantin muslimah yang anggun, tanpa meninggalkan kriteria busana muslimah. Dengan variasi model dan bahan busana pengantin muslimah mempermudah dan memperbanyak pilihan penampila seorang muslimah di hari pernikahannya sesuai dengan keinginannya.
Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, busana pengantin muslimah yang dibuat adalah Busana Pengantin Muslimah Dengan Variasi Bahan Pleats. Busana pengantin ini dibuat seperti gaun pengantin barat pada umumnya yang pas pada badan. Untuk menyamarkan bentuk gaun yang pas, maka ditutup dengan variasi bahan pleats. Gaun yang dibuat yaitu, gaun dengan garis hias empire ditambah dengan variasi bahan pleats yang dihiasi payet-payet pada bagian luar gaun. Pleats atau lipat akordion digunakan secara luas sebagai salah satu detail untuk menciptakan rasa feminim dan lembut. Pleats ini juga diterapkan secara elegan sebagai aksen pada desain sederhana gaya Yunani dan model tahun 50-an. Bagia atas gaun dihiasi bordir dan payet, yang dapat menigkatkan nilai busana pengantin muslimah tersebut. Sehingga menjadi mewah dan anggun.
Pemilihan bahan dan warna busan pengantin harus disesuaikan dengan pemakainya, yaitu warna kulit, tinggi badan, gemuk atau kurus seseorang yang akan mengenakannya. Bahan yang digunakan dalam pembuatan busana pengantin muslimah yang sesuai dengan kriteria busana muslimah pada umumnya yaitu tidak boleh transparan, misalnya kain tafeta, kain satin, kain taisilk, dan sebagainya. Kain yang digunakan dalam pembuatan busana pengantin muslimah ini yaitu kai tafeta. Sedangkan bahan variasi yang digunakan yaitu kain sifon yang mudah dibuat pleats dan hasilnya tidak kaku. Dengan ditambah payet sehingga memperjelas garis pleats tersebut.
Sesuai dengan perkembangan mode beberapa tahun belakangan ini, warna-warna yang digunakan untuk busana pengantin tidak hanya putih, melainkan warna vavorit dari pengantin tersebut, misalnya merah, biru, hijau, orange, pink, dan lain-lain. Warna yang dipilih dalam pembuatan busana pengantin ini yaitu warna orange muda yang divariasi dengan hiasan payet berwarna hijau tua.
Busana pengantin biasanya diselesaikan dengan sistem tailoring, yaitu teknik penyelesaiantingkat tinggi, yang banyak menggunakan tangan. Hasil yang diperoleh dari sistem tailoring lebih halus dan rapi.
Dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penyusun ingin membuataTugas Akhir dengan judul “Pembuatan Busana Pengantin Muslimah Dengan Variasi Bahan Pleats”.
No comments:
Post a Comment